Business

Dugaan Penjualan LKS di SMAN 1 Karangrejo, Kepala Sekolah Angkat Bicara

Published

on

TULUNGAGUNG,– Sebuah cuitan di media sosial yang menyoroti dugaan praktik tidak etis dalam penjualan Lembar Kerja Siswa (LKS) di SMAN 1 Karangrejo menjadi viral dan memicu reaksi luas dari masyarakat.

Menanggapi hal ini, Plt. Kepala SMAN 1 Karangrejo, Agus Sugiarto, S. Pd, M. Pd, dengan tegas membantah adanya paksaan dalam pembelian LKS oleh siswa.

Dalam keterangannya kepada 90detik.com, Agus menegaskan bahwa pembelian LKS di sekolah tersebut bersifat opsional dan tidak menjadi kewajiban bagi siswa.

“Kami ingin menegaskan bahwa LKS tersebut bersifat opsional dan tidak ada paksaan dari pihak sekolah untuk membelinya,” ujarnya dalam wawancara pada Senin(10/2).

Agus juga merespons keluhan salah satu wali murid yang menyebut bahwa pembelian LKS dianggap memberatkan.

Ia menyatakan bahwa sekolah memahami kondisi ekonomi orang tua siswa dan tidak ingin membebani mereka.

“Kami memahami kondisi ekonomi orang tua siswa, dan kami tidak ingin memberatkan mereka. Semua keputusan terkait pembelian LKS sepenuhnya ada di tangan orang tua dan siswa,” tambahnya.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa LKS atau buku pendamping yang disediakan oleh sekolah hanya bersifat alternatif sebagai sumber belajar tambahan dan bukan sesuatu yang wajib dibeli oleh siswa.

“LKS atau buku pendamping sebagai salah satu alternatif sumber belajar,” terangnya.

Dengan klarifikasi ini, Agus berharap masyarakat dapat memahami situasi yang sebenarnya dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum tentu benar.

“Pihak sekolah berkomitmen untuk transparan dan selalu mendengarkan aspirasi orang tua serta siswa demi menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,” imbuhnya.

Selain mengklarifikasi isu LKS, Agus juga mengungkapkan adanya pesan ancaman yang diterima pihak sekolah melalui nomor WhatsApp yang tidak dikenal.

Pesan tersebut berisi kecaman terhadap SMAN 1 Karangrejo dan mengindikasikan adanya upaya untuk terus menggiring opini negatif terhadap sekolah.

“Ada nomor masuk, saya tidak kenal dengan nomor itu, katanya akan running sebuah berita yang kedua dan seterusnya. Itu sama halnya mengancam kami, dan sangat membuat pihak sekolah merasa terintimidasi serta menjadikan sekolah tidak kondusif,” ungkapnya.

Pihak SMAN 1 Karangrejo berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dan kebijakan sekolah. (Abd-red)

Editor: JK

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version