Redaksi

Genting Usang di Proyek Rehab Sekolah Rp 362 Juta, Keselamatan Siswa Dipertaruhkan

Published

on

TULUNGAGUNG— Proyek rehabilitasi ruang kelas dua SMP negeri di Tulungagung dengan anggaran miliaran rupiah dipertanyakan serius. Hasil pantauan lapangan menemukan kejanggalan, salah satunya penggunaan genteng lama yang dinilai tidak memenuhi standar teknis dan berpotensi membahayakan keselamatan bangunan.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi rehabilitasi sedang/berat ruang kelas di SMPN 3 Tulungagung dan SMPN 2 Tulungagung pada Tahun Anggaran 2025 menyisakan tanda tanya besar.

Pengawasan lapangan mengungkap sejumlah ketidaksesuaian yang mengkhawatirkan.

Kejanggalan paling mencolok terlihat pada penggunaan material atap. Alih-alih mengganti dengan yang baru, proyek yang dikerjakan oleh CV Mitra Khasanah ini masih mempertahankan genteng-genteng lama.

Genteng ini dinilai tidak lagi memenuhi standar teknis yang aman untuk sebuah bangunan sekolah.

“Hasil pantauan menunjukkan berbagai kejanggalan yang dinilai tidak sesuai, salah satunya atap yang masih menggunakan genteng lama dengan standar teknis dan berpotensi membahayakan keselamatan bangunan,” seperti terungkap dari laporan pengawasan di lapangan.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan ratusan siswa dan guru yang akan menggunakan ruang kelas tersebut.

Genteng yang sudah lapuk dan tidak standar berisiko mudah pecah atau runtuh, terutama saat cuaca ekstrem, yang dapat mengancam jiwa.

Proyek yang digarap Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung ini memiliki pagu anggaran yang tidak kecil, yakni Rp 362.700.000,00. Hingga saat ini, realisasi yang telah dicairkan mencapai Rp 344.848.160,43.

Nilai yang hampir mendekati penyelesaian ini justru semakin menguatkan dugaan adanya pemborosan anggaran atau praktik yang tidak optimal.

Pelaksana pekerjaan, CV Mitra Khasanah, yang beralamat di Ds Sanggrahan RT 04 RW 02, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, belum memberikan penjelasan resmi terkait temuan ini.

Masyarakat, khususnya orang tua siswa, menuntut transparansi dan pertanggungjawaban penuh atas proyek yang menggunakan uang rakyat ini.

Mereka mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung untuk turun tangan, mengaudit ulang seluruh pekerjaan, dan memastikan standar keamanan bangunan benar-benar terpenuhi sebelum ruang kelas tersebut digunakan. (And/DON)

Editor: Joko Prasetyo

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version