Jawa Timur

Gunungan Sampah Serbu Pantai Gemah, Disbudpar Tulungagung Ungkap Kendala Penanganan

Published

on

TULUNGAGUNG, – Keindahan Pantai Gemah, Tulungagung, kembali terkubur oleh tumpukan sampah dalam volume besar. Fenomena tahunan ini kembali terjadi, menyisakan pemandangan memprihatinkan dan menuntut penanganan serius berbagai pihak.

Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Tulungagung Yuli Murniingsih, menjelaskan, sumber sampah yang membanjiri ketiga pantai tersebut bukan berasal dari aktivitas di pantai itu sendiri.

“Penumpukan sampah bukan hanya terjadi di Pantai Gemah, tetapi juga melanda Pantai Midodaren dan Pantai Bayeman. Masalah ini disebutkan sebagai persoalan kompleks yang membutuhkan solusi berkelanjutan,” ujarnya saat dihubungi media 90detik.com, pada Sabtu (31/05) melalui gawainya.

Yuli menegaskan penyebab utamanya adalah sampah dari luar yang terbawa aliran sungai ketika Pintu Air Niama dibuka.

“Volume sampah yang datang sangat besar dan terdiri dari campuran sampah rumah tangga serta batang-batang pohon berbagai ukuran,“ tegasnya.

Lebih lanjut, Yuli juga menyatakan komposisi sampah yang bercampur dan volumenya yang masif membuat penanganan manual menjadi tidak efektif.

Ia menerangkan penggunaan alat berat merupakan kebutuhan mendesak untuk membersihkan gunungan sampah tersebut. Namun, kemampuan anggaran daerah selama beberapa tahun terakhir belum memungkinkan untuk merealisasikannya. Penanganan pandemi COVID-19 dan kebijakan efisiensi anggaran menjadi faktor penghambat utama.

“Kami menyadari ini adalah masalah lama. Sebenarnya, upaya pengadaan alat berat untuk penanganan khusus seperti ini sudah pernah kami usulkan. Penanganan pandemi COVID-19 dan kebijakan efisiensi anggaran menjadi faktor penghambat utama,“ terangnya.

Menghadapi situasi darurat ini, pihaknya menegaskan sedang melakukan langkah-langkah koordinasi intensif dengan berbagai pihak terkait.

“Untuk langkah lebih lanjut, termasuk dengan Perhutani, karena pengelolaan Pantai Gemah masuk dalam wilayah kerjasama dengan mereka. Kami juga akan berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait penanganan sampah untuk segera melakukan tindakan konkret,“ tegasnya.

Ia juga menekankan urgensi tindakan cepat mengingat kondisi musim saat ini.

“Kami harus bergerak cepat karena saat ini masih musim hujan. Pintu Air Niama dibuka hampir setiap hari, yang berarti potensi kiriman sampah baru dari hulu sungai juga terjadi setiap hari,“ tukasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup saat dihubungi menyampaikan terimakasih atas informasi yang disampaikan, mengenai langkah selanjutnya masih akan disampaikan terlebih dahulu kepada Kepala DLH.

Sebelumnya, masyarakat membutuhkan solusi jangka pendek dengan pembersihan menggunakan alat berat serta langkah jangka panjang untuk mengatasi sumber sampah dari hulu.

Masyarakat dan pengunjung pantai berharap koordinasi antar instansi segera membuahkan aksi nyata di lapangan.

Pembersihan rutin dengan alat berat dinilai sebagai solusi jangka pendek yang krusial untuk mengembalikan kebersihan dan keindahan Pantai Gemah, Midodaren, dan Bayeman, sembari menunggu solusi jangka panjang untuk menangani masalah sampah kiriman dari hulu sungai.

(DON -RED)

Editor: Joko Prasetyo

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version