Jawa Timur

Penandatanganan MoU FKAUB dan PJS Jatim Jadi Langkah Strategis Jaga Harmoni Sosial Lewat Media

Published

on

MALANG – Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) Kota Malang dan Pro Jurnalis Media Siber (PJS) Jawa Timur mengukuhkan kerja sama strategis melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Acara digelar di Jalan Lely No. 17, Lowokwaru, Kota Malang, sebagai upaya memperkuat nilai kebhinnekaan, moderasi beragama, dan literasi media yang konstruktif.

Turut hadir dalam acara tersebut perwakilan presidium FKAUB Malang:
1. Rama Jen-Jen (Buddha)
2. Sumardiono (Penghayat Kepercayaan)
3. I Gusti Ngurah Susanta (Hindu)
4. Romo Eko Atmono (Katolik)

Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal FKAUB Malang, Pdt. David Tobing, menegaskan kolaborasi ini merupakan ikhtiar konkret menjaga harmoni sosial.

“Sinergi lintas sektor ini diharapkan memperkuat narasi kebangsaan melalui media yang edukatif dan damai,” ujarnya.

FKAUB Malang yang akan memasuki usia 27 tahun pada 2025 mengandalkan pendanaan swadaya pengurus dan donasi masyarakat sejak berdiri tahun 1998.

“Kami apresiasi dukungan PJS Jatim untuk menyuarakan kegiatan FKAUB melalui pemberitaan,” tambah Tobing.

Lembaga ini memiliki keunikan dengan keanggotaan presidium dari enam agama resmi Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan satu perwakilan Penghayat Kepercayaan Tuhan YME.

Sementara itu, Ketua PJS Jatim Mikhael Markus menyatakan kolaborasi ini selaras dengan misi organisasi.

“PJS sebagai wadah jurnalis berfokus pada isu sosial, termasuk moderasi beragama. Kerja sama ini murni didorong semangat kemanusiaan, bukan kepentingan materi,” tegas Markus.

Ia juga mengajak Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) untuk lebih aktif mendukung lembaga seperti FKAUB.

“Viralkan peran FKAUB agar pemerintah tidak tutup mata. Ke depan, perlu ada audiensi bersama,” imbuhnya.

Berdasarkan MoU, kedua pihak akan menggelar program bersama seperti dialog lintas iman, kampanye literasi digital damai, dan pelatihan moderasi beragama.

Kolaborasi ini diharapkan menjadi model sinergi lembaga keagamaan-jurnalis dalam menciptakan ruang publik inklusif.
(Humas PJS Jatim/JK- Red)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version