Nasional
Ratusan Pengasuh Ponpes di Tulungagung, Tuntut Permintaan Maaf Dugaan Pencemaran Nama Baik Lirboyo
TULUNGAGUNG- Ratusan pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Tulungagung yang tergabung dalam Wahana Silaturahmi Kiyai Tulungagung (WASKITA) secara tegas menyatakan sikap menolak segala bentuk pencemaran nama baik terhadap dunia pesantren.
Mereka menghimbau masyarakat, khususnya kalangan santri dan alumni pesantren, untuk mendukung gerakan boikot terhadap Trans 7, yang dinilai telah mencemarkan nama baik Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, dalam salah satu program acaranya.
Pengasuh Pondok Pesantren Pampang, K.H. Toha Maksum, SH.M.Pd.ADV, dalam pernyataannya menyampaikan bahwa tindakan Trans 7 dianggap telah menyakiti hati para santri dan kiai se-Indonesia.
“Ini bukan sekadar soal Lirboyo, ini soal marwah pesantren secara keseluruhan. Trans 7 harus bertanggung jawab atas konten yang mencemarkan nama baik lembaga yang telah berjasa besar dalam pendidikan moral bangsa,” tegasnya.
Tak hanya menuntut permintaan maaf secara terbuka kepada Pondok Pesantren Lirboyo, para pengasuh pondok yang tergabung dalam Waskita juga mendesak agar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) segera mencabut hak siar Trans 7 apabila tidak ada itikad baik dari pihak stasiun televisi tersebut.
“Kami meminta Trans7 menyampaikan permintaan maaf secara resmi, tidak hanya kepada Lirboyo, tetapi juga kepada seluruh pesantren di Indonesia. Jika tidak, kami akan terus mendorong boikot dan menempuh langkah hukum dan kode etik yang berlaku,” imbuhnya.
Gelombang protes dari para ulama dan tokoh pesantren di Tulungagung ini menjadi sinyal kuat bahwa pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga benteng moral yang akan bersuara keras saat dihina atau disudutkan. (DON/Red)
Editor: Joko Prasetyo