Nasional

Bimtek SPPG Tulungagung: Sinergi Pejuang Gizi untuk Dapur Aman dan Bertanggung Jawab

Published

on

TULUNGAGUNG — Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti ruang rapat Prajamukti Pemda Tulungagung, Kamis malam (16/10/2025), seusai waktu salat Magrib.

Sebanyak 80 petugas SPPI, 40 ahli gizi, dan 40 akuntan dari dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) se-Kabupaten Tulungagung berkumpul dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang digagas oleh Koordinator Wilayah (Korwil) SPPG Tulungagung, Sebrina Mahardika.

Bimtek ini menjadi wadah penting untuk mencurahkan gagasan dan membahas berbagai problematika lapangan, khususnya dalam mewujudkan pengelolaan dapur SPPG yang aman, efisien, dan penuh tanggung jawab.

Hadir sebagai narasumber inspiratif, Yeni, ahli gizi dari SPPG Kedungwaru, membagikan pengalaman praktik lapangan yang kaya dan membumi.

Dalam penyampaiannya yang lugas dan bersahaja, ia menyoroti dua poin krusial yang menjadi kunci keberhasilan dapur SPPG: pemilihan mitra suplayer yang amanah dan penanganan bahan baku yang sesuai standar.

“Saya mendapatkan amanah untuk menyamakan persepsi para pejuang gizi di Kabupaten Tulungagung agar tidak terjadi KLB di sekolah penerima manfaat,” ujar Yeni dalam sesi diskusi yang berlangsung interaktif.

Yeni mengingatkan bahwa keberhasilan dapur sangat ditentukan oleh kualitas dan integritas mitra penyedia bahan.

Oleh karena itu, para ahli gizi perlu bermusyawarah dengan Kasatpel sebelum menentukan suplayer, tanpa terikat secara permanen agar tetap fleksibel dan menjaga kualitas.

“Jangan takut untuk mengevaluasi. Kita harus menjaga amanah, bukan hanya kepada program, tapi juga kepada anak-anak yang menerima manfaat,” tegasnya.

Tak kalah penting, Yeni menekankan perlunya standar bahan baku yang jelas dan tegas. Setiap pengiriman bahan harus melalui proses pengecekan teliti.

Relawan penerima bahan pun harus dibekali prinsip kuat: jika bahan tidak layak, wajib dikembalikan.

“Para relawan SPPG itu memasak bukan sekadar tugas, tapi bagian dari menjaga hak anak-anak untuk mendapatkan makanan yang aman dan bergizi. Ini adalah tanggung jawab besar para ahli gizi,” imbuhnya.

Bimtek yang berlangsung secara mandiri ini menjadi cerminan semangat kolaborasi dan profesionalisme.

Model kegiatan seperti ini diyakini dapat dikembangkan di kabupaten lain sebagai upaya menyatukan langkah antar SPPI, ahli gizi, dan akuntan dalam memberikan pelayanan terbaik.

Di tengah tantangan pemenuhan gizi masyarakat, kegiatan ini mempertegas posisi dapur SPPG sebagai garda terdepan dalam perlindungan hak anak melalui makanan yang sehat, aman, dan penuh kasih. (DON/Red)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version