Agama
Para Kiyai Tulungagung Sepakat Bentuk “WASKITA” sebagai Wadah Silaturrahim dan Sinergi
TULUNGAGUNG — Dalam suasana penuh berkah dan semangat kemerdekaan, para pengasuh pondok pesantren se-Kabupaten Tulungagung menggelar silaturrahim dalam rangka syukuran HUT ke-80 Republik Indonesia.
Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 26 Agustus 2025, bertempat di Pondok Pesantren Al Hikmah Mlaten, Kalangbret, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Acara dimulai dengan pengarahan dari tuan rumah, Pengasuh Pesantren Al Hikmah, KH. Gus Hadi Muhammad Mahfudz.
Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya silaturrahim sebagai sarana memperkuat ukhuwah Islamiyah antarpengasuh pesantren di Tulungagung.
“Silaturrahim ini gayeng-gayengan. Selain untuk mengirim doa kepada para pahlawan kemerdekaan, juga untuk mengokohkan pandangan bahwa NU adalah pesantren besar, sedangkan pesantren adalah NU kecil. Maka, silaturrahim ini harus menjadi wadah yang bermanfaat untuk umat,” ujar Gus Hadi dalam nasihatnya.
Sementara itu, KH. Mahrus Maryani, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Ngunut, mengingatkan para kyai agar bijak menyikapi era media sosial yang rawan adu domba dan provokasi.
Ia menekankan pentingnya sikap tabayyun (klarifikasi) dan kehati-hatian dalam menyerap informasi.
“Sebaiknya kita tidak larut dalam adu domba di media sosial. Jangan mudah terpancing, harus tetap tabayyun,” pesannya.
Dalam suasana yang akrab dan penuh kehangatan, para kyai bersepakat bahwa silaturrahim harus menjadi motor sinergi antarpondok pesantren untuk merespons persoalan umat, termasuk konflik sosial yang kian kompleks.
Para pengasuh pesantren diharapkan mampu menjadi teladan dan perekat ukhuwah di tengah-tengah masyarakat yang terfragmentasi.
Salah satu kesepakatan penting dalam pertemuan ini adalah penegasan sikap bahwa NU adalah pesantren besar, sehingga diperlukan komitmen untuk tegak lurus terhadap keputusan PBNU.
Sebagai hasil konkret dari pertemuan ini, KH. Syafi’ Muharom membacakan keputusan bersama para kyai, yakni membentuk sebuah wadah silaturrahim yang diberi nama Wahana Silaturrahim Kyai Tulungagung (WASKITA).
WASKITA akan menjadi forum bersama para pengasuh pondok pesantren se-Tulungagung.
Disepakati pula bahwa kegiatan WASKITA akan dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yakni pada momentum Hari Kemerdekaan RI, Hari Santri, dan Bulan Muharram.
Untuk melengkapi struktur organisasi, ditunjuk tim formatur yang terdiri dari:
• KH. Abdur Rouf
• KH. Anang Muhsin
• KH. Zuhri Munawar
• Kyai Thoha Maksum
• KH. Syafi’ Muharom
Pertemuan silaturrahim ini ditutup dengan doa bersama dan semangat baru untuk terus menjaga ukhuwah, memperkuat peran pesantren, serta menjadi pilar keteladanan dan kebijaksanaan di tengah umat. (DON/Red)