Nasional
Bentangkan Spanduk “Tempat Koruptor di Penjara”, Siswa SMAN 1 Kampak Trenggalek Tuntut Audit Dana Komite

TRENGGALEK— Aksi protes ratusan siswa SMAN 1 Kampak, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, kembali pecah pada Selasa (26/8/2025).
Para siswa membentangkan sejumlah spanduk bernada keras yang mengecam dugaan penyelewengan dana komite dan meminta pertanggungjawaban pengelola sekolah.
Spanduk bertuliskan “Tempat Koruptor Penjara, Bukan di Sekolah” dan “Audit Keuangan SMAN 1 Kampak, Singkirkan Koruptor” dibawa dan dipasang di halaman sekolah saat aksi berlangsung.
Protes tersebut menggambarkan kekecewaan mendalam para siswa terhadap sistem pengelolaan dana yang dinilai tidak transparan, tidak adil, dan berpotensi disalahgunakan.
Melalui pantauan 90detik.com perwakilan siswa menyampaikan sepuluh poin tuntutan utama dalam orasi mereka, yang ditujukan langsung kepada pihak sekolah dan komite.
10 Tuntutan Keras Siswa SMAN 1 Kampak:
1. Transparansi Dana Komite dan Amal Jariyah
Semua pemasukan dan pengeluaran wajib dipublikasikan secara rinci dan terbuka kepada siswa dan wali murid.
2. Fasilitas untuk Lomba Minim
Siswa mengeluhkan sering harus mengeluarkan uang pribadi untuk mengikuti lomba, padahal mereka mewakili sekolah.
3. Tidak Ada Apresiasi untuk Juara Lomba
Kurangnya penghargaan terhadap prestasi siswa dianggap menghilangkan motivasi.
4. Wajib Publikasi Dana Komite
Dana yang selama ini tidak jelas penggunaannya harus dipublikasikan secara terperinci.
5. Ancaman Mogok Sekolah
Jika tidak ada kejelasan atau tindak lanjut dari pihak sekolah dan dinas terkait, siswa menyatakan siap melakukan mogok sekolah.
6. Uang yang Diduga Dikorupsi Harus Dikembalikan 100%, Indikasi penyelewengan terjadi karena tidak adanya kwitansi pembayaran, hanya ditunjukkan lisan tanpa bukti fisik.
7. Pemotongan Dana KIP Harus Dihentikan
Dana bantuan dari pemerintah tidak boleh digunakan untuk membayar SPP atau infak tanpa persetujuan penerima dan wali murid.
8. Paksaan Bayar Bulanan bagi Penerima KIP
Siswa penerima KIP diminta tetap membayar iuran, padahal bantuan tersebut ditujukan untuk mengurangi beban ekonomi.
9. Singkirkan Pelaku Korupsi Dana, mereka yang terlibat dalam pengelolaan dana secara tidak jujur harus dipindahkan atau dikeluarkan dari lingkungan sekolah.
10. Aturan Amal Jariyah Tidak Adil, Siswa menilai tidak ada keadilan dalam nominal iuran, yang memberatkan sebagian keluarga siswa.
Respons Kepala Sekolah: Siswa Menolak Penjelasan.
Kepala SMAN 1 Kampak, Bahtiar Kholili, akhirnya menemui para siswa yang berunjuk rasa.
Ia mencoba menjelaskan satu per satu poin tuntutan yang disampaikan.
Bersama Bendahara Komite, pihak sekolah menyatakan bahwa mereka akan mengevaluasi sistem pengelolaan dana.
Namun, penjelasan tersebut belum diterima oleh para siswa. Mereka menilai penjelasan pihak sekolah tidak menjawab substansi masalah dan cenderung menghindari tanggung jawab terhadap pengelolaan dana yang dituding bermasalah.
“Ini bukan soal siapa salah siapa benar, ini soal hak kami sebagai siswa dan kewajiban pihak sekolah untuk transparan,” ujar seorang siswa dalam orasinya.
Desakan Audit Independen Menguat.
Aksi ini menjadi sorotan publik di Trenggalek dan memunculkan dorongan agar dinas pendidikan, inspektorat daerah, dan bahkan aparat penegak hukum segera turun tangan mengaudit dana komite SMAN 1 Kampak secara menyeluruh dan independen.
Para siswa menyatakan akan terus mengawal proses ini, dan siap melakukan aksi lanjutan bila tidak ada kejelasan dan perubahan nyata. (Ji/Red)
Nasional
Juru Parkir Terlunta, Regulasi Tak Kunjung Datang: Ada Apa di Balik Mandeknya Perbup Parkir Tulungagung?

TULUNGAGUNG — Sektor parkir yang mestinya menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) justru menjadi ladang ketidakpastian bagi puluhan juru parkir binaan Dinas Perhubungan (Dishub) Tulungagung.
Hingga kini, belum ada satu pun regulasi legal berupa Peraturan Bupati (Perbup) atau Surat Keputusan (SK) yang mengatur posisi dan skema bagi hasil mereka.
Ketika sektor ini menyumbang rupiah, para pekerjanya justru tak mendapat kepastian hukum.
Ketiadaan regulasi ini dinilai sebagai bentuk kelalaian serius Pemkab. Tanpa dasar hukum yang tegas, juru parkir rentan menjadi korban sistem yang kabur, hak-hak tidak dijamin, dan pengawasan nyaris tak ada.
Dalam pertemuan antara Dishub dan perwakilan jukir pada Kamis (9/10), yang difasilitasi oleh Tejo Pradana dari Pejuang Gayatri, memang muncul kesepakatan teknis. Namun di balik itu, ada aroma penundaan sistemik yang belum dijawab oleh Pemkab.
Tiga poin kesepakatan tersebut:
1. Bagi hasil sementara: 80% untuk jukir, 20% untuk Dishub (dalam bentuk karcis).
2. Pengecualian untuk tenaga kontrak Dishub.
3. Masa berlaku terbatas hingga Perbup dan SK diterbitkan.
Namun Tejo menegaskan, ini bukan solusi. “Kita bicara sektor yang menghasilkan uang untuk daerah, tapi aturan hukumnya kosong. Ini bukan keterlambatan teknis, ini kelalaian struktural. Jangan heran jika ke depan publik mulai mempertanyakan, siapa yang bermain di sektor parkir?” ujarnya kepada 90detik.com Sabtu (11/10).
Pejuang Gayatri, sebagai lembaga pegiat sosial, secara terbuka menyebut Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) sebagai pihak yang harus bertanggung jawab dalam mengungkap berapa sebenarnya target dan realisasi PAD dari sektor parkir.
Pasalnya, meskipun peraturan belum terbit, retribusi tetap berjalan. Lantas, ke mana aliran dana tersebut?
“Selama ini semuanya jalan tanpa aturan legal. Artinya, jukir menyetor, Dishub menerima, tapi tanpa payung hukum. Ini mirip parkir liar yang dilegalkan. Kami minta Dispenda buka data secara publik,” tegas Tejo.
Fenomena ini membuka ruang bagi dugaan pelanggaran tata kelola. Jika regulasi tak ada, sementara pungutan tetap berjalan, potensi pelanggaran hukum dan penyimpangan administrasi sangat mungkin terjadi.
Padahal, dalam sistem pemerintahan yang sehat, sektor retribusi seperti parkir wajib memiliki aturan baku agar tidak menjadi ruang gelap yang rawan dimanfaatkan oknum.
Penundaan Perbup dan SK bukan lagi masalah administratif, tapi bisa berubah menjadi persoalan akuntabilitas.
Hingga berita ini diterbitkan, tak ada satu pun pejabat yang memberikan klarifikasi soal molornya penerbitan Perbup dan SK. Pihak Bupati, Dishub, maupun Dispenda semuanya memilih diam.
Padahal, dalam konteks tata kelola pemerintahan yang baik, diam bukan solusi. Diam justru menimbulkan kecurigaan. (DON/Red)
Editor: Joko Prasetyo
Nasional
TPA Natabel Jannah, Persembahan Wakapolri untuk Generasi Qur’ani Pecinta Al-Qur’an

Jakarta— Di tengah kehidupan masyarakat modern, kebutuhan akan pendidikan akhlak dan keagamaan makin penting. Hal ini menginspirasi Komjen Pol Dedi Prasetyo, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), untuk mendirikan Taman Pembelajaran Al-Qur’an (TPA) Natabel Jannah di kawasan padat penduduk Komplek Jalan Lamtorogung, Kelurahan Panarung, Kota Palangka Raya.
TPA Natabel Jannah hadir sebagai tempat belajar sekaligus wadah pembinaan rohani bagi anak-anak agar tumbuh menjadi generasi Qur’ani yang berakhlak mulia dan berjiwa sosial tinggi.
Dengan suasana belajar yang ramah, para santri dibimbing tidak hanya untuk membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Seluruh kegiatan di TPA ini tidak dipungut biaya sepeser pun. Baik pendaftaran maupun biaya bulanan semuanya ditanggung langsung oleh Bapak Pendiri, sebagai bentuk ketulusan dan kepedulian terhadap pendidikan agama bagi masyarakat.
Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa dakwah dan kepedulian sosial bisa berjalan beriringan.
Kami Ingin Agar Anak-Anak Sejak Disini Mencintai Al-Qur’an
Dengan dukungan para ustaz dan ustazah yang sabar dan berdedikasi, para santri mendapatkan pembelajaran mencakup tahsin, tahfiz, adab Islami, doa-doa harian, hingga pembiasaan ibadah; seluruh kegiatan dikemas menarik dan interaktif agar anak-anak belajar dengan semangat dan kegembiraan.
Hingga kini, sebanyak 85 santri aktif mengikuti pembelajaran di TPA Natabel Jannah; menurut Ustaz Azizurrahman selaku pengelola, kehadiran TPA ini merupakan wujud nyata upaya membangun generasi muda yang berlandaskan nilai-nilai Qur’ani.
“Kami ingin agar anak-anak sejak dini mencintai Al-Qur’an, memiliki akhlak karimah, dan kelak menjadi pribadi yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan masyarakat,” ujarnya.
Keberadaan TPA Natabel Jannah Palangka Raya menjadi inspirasi sekaligus teladan bahwa pendidikan agama dapat tumbuh kuat di tengah masyarakat bila dibangun dengan niat tulus dan keikhlasan; dari tempat sederhana inilah, semangat membangun generasi Qur’ani terus menyala untuk masa depan yang lebih beriman dan berakhlak.
TPA Natabel Jannah Palangka Raya resmi didirikan pada tanggal 12 Januari 2024, bersamaan dengan peresmian Masjid Natabel Jannah oleh Komjen Pol Dedi Prasetyo di Komplek Perumahan Bhayangkara Residence, Jalan Lamtoro Gung, Kota Palangka Raya. (By/Red)
Nasional
Polda Jatim Mulai Panggil Saksi Kasus Robohnya Ponpes Al Khoziny

SURABAYA – Kepolisian Daerah Jawa Timur terus melanjutkan proses hukum terkait peristiwa robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Setelah status kasus ini resmi dinaikkan ke tahap penyidikan, tim gabungan penyidik Polda Jatim kini mulai fokus mengumpulkan bukti-bukti yang relevan guna menemukan pihak yang bertanggung jawab.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan, peningkatan status ini menandai langkah lanjutan penegakan hukum yang kini diarahkan pada pembuktian unsur pidana.
“Dengan ditingkatkannya status menjadi penyidikan, tim penyidik Polda Jatim akan mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan peristiwa pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya,” ujar Kombes Pol Abast di RS Bhayangkara Surabaya, Jum’at (10/10/2025).
Menurut Kombes Pol Abast, tim penyidik gabungan dari Ditreskrimum dan Ditreskrimsus Polda Jatim saat ini tengah bekerja secara sistematis sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
“Untuk dapat menemukan siapa tersangkanya, tim penyidik Polda Jatim melakukan sesuai dengan prosedur hukum atau sesuai dengan KUHAP. Itu yang sekarang sedang dilakukan,” jelas Kombes Abast.
Lebih lanjut, Kabid Humas Polda Jatim mengatakan mulai pekan depan pihaknya telah menjadwalkan pemanggilan terhadap sejumlah saksi.
Kombes Pol Abast menegaskan, para saksi yang dipanggil adalah mereka yang dinilai memiliki keterkaitan langsung dan relevansi dengan peristiwa robohnya bangunan di Ponpes Al Khoziny tersebut.
“Kami sudah mulai membuat pemanggilan terhadap beberapa saksi yang relevan,” ujar Kombes Pol Abast.
Kabid Humas Polda Jatim ini juga menegaskan, tidak serta merta 17 saksi yang sudah pernah dimintai keterangan ditahap penyelidikan otomatis akan diperiksa kembali di tahap penyidikan.
“Yang akan kita panggil lagi hanya yang dinilai memiliki relevansi langsung dengan kejadian robohnya bangunan tersebut, jadi semua akan berproses sesuai kebutuhan pembuktian,” tegas Kombes Abast.
Ia menjelaskan bahwa saksi yang telah diperiksa di tahap penyelidikan bisa saja kembali dipanggil di tahap penyidikan, tergantung relevansi keterangannya terhadap pembuktian unsur pidana.
“Saksi yang dimintai keterangan di awal belum tentu akan sama di tahap penyidikan. Begitu juga sebaliknya, bisa muncul saksi baru yang memiliki keterangan penting,” ujar Kombes Pol Abast.
Ditegaskan pula oleh Kombes Pol Abast bahwa proses hukum ini dijalankan secara hati-hati dan proporsional, mengingat sebagian saksi berasal dari keluarga korban yang masih berduka.
“Kami mohon pengertian dari rekan-rekan media dan masyarakat. Proses hukum tetap berjalan, namun kami tentu tidak tergesa-gesa. Kami menghormati keluarga korban yang sedang berduka,” tegas mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat ini.
Kombes Pol Abast memastikan Polda Jatim akan terus memberikan informasi terbaru kepada publik secara berkala.
“Kami sudah memanggil beberapa saksi, tentunya lebih dari satu. Mudah-mudahan semuanya bisa hadir. Nanti kami akan sampaikan update perkembangan penyidikan secara bertahap,” pungkasnya. (DON)
- Nasional3 hari ago
APBD Jebol untuk Gaji Pegawai, Jalan Rusak di Tulungagung Jadi Anak Tiri
- Nasional23 jam ago
Gizi atau Cemari?, MBG untuk Anak TK Tuai Kecaman di Tulungagung
- Nasional4 hari ago
Dua Orang di Tulungagung Dipukuli Usai Tolak Pemalakan, Aksi Brutal Terekam CCTV
- Nasional3 hari ago
Misteri Miliaran Rupiah, PPJ Disetor Rakyat, Jalan Tetap Gelap; Apakah Ada Tabir di BPKAD Tulungagung ?
- Jakarta3 minggu ago
Masa Depan Profesi Advokat Terancam: Dari Dewan Advokat Nasional hingga Advokat Jadi Penonton Persidangan
- Nasional2 minggu ago
PAD Terancam Bocor! Pungli Parkir Diduga Libatkan Oknum Dishub Tulungagung
- Nasional1 minggu ago
Usai KPK OTT Hibah Jatim, Aktivis Peringatkan “Prabowo Subianto Big Projects” Rawan Korupsi
- Nasional2 minggu ago
BPN Dinilai Abaikan Aksi Damai, Diminta Presiden Prabowo Turunkan Satgas Mafia Tanah ke Tulungagung