Jawa Timur

Dari Dapur Desa Tegalbang, Tumbuh Semangat Besar Wujudkan MBG Berkualitas

Published

on

TUBAN – Akhir pekan kedua Oktober 2025, tim media 90detik.com melakukan perjalanan menuju pesisir utara Jawa Timur. Saat melintasi Kecamatan Palang, tepatnya di Desa Tegalbang, sebuah pemandangan menarik mengundang perhatian.

Di sisi kanan jalan, tampak bangunan sederhana bertuliskan SPPG.

“Whooo… program Pak Presiden Prabowo sudah sampai di desa ini juga,” gumam kami spontan, Jum’at (10/10/2025), saat memutuskan singgah dan menengok ke dalam.

Tempat itu bersih, rapi, dan nyaman. Suasana terasa hangat, terlebih ketika disambut senyum para relawan dapur. Aroma masakan pun menggoda.

“Ibu-ibu dari mana asalnya?” tanya kami kepada beberapa relawan.

“Kami dari sekitar sini saja. Warga Desa Tegalbang,” jawab mereka sambil tersenyum.

Para relawan tampak bahagia dan kompak. Mereka bekerja tanpa keluh, justru menunjukkan antusiasme tinggi.

SPPG Tegalbang: Dapur, Tapi Juga Panggilan Hati.

SPPG (Sentra Penyediaan Pangan Gizi) Tegalbang bukan sekadar dapur. Ia menjadi simbol nyata dukungan terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Presiden Prabowo Subianto.

Setiap hari, dapur ini menyiapkan menu sehat dan bergizi untuk 2.800 anak didik penerima manfaat. Dan yang paling menginspirasi: 80% relawan di sini berasal dari masyarakat Desa Tegalbang sendiri. Mereka datang bukan karena imbalan, tapi karena panggilan hati.

“Kami tidak dipaksa, tidak dibayar mahal. Kami datang karena ingin berkhidmat,” kata salah satu relawan.

Rekrutmen relawan dilakukan melalui RT-RT setempat. Dari sinilah muncul semangat kolektif yang murni: menyajikan menu yang halal, thayyib, bersih, dan penuh cinta.

Bersih, Terbuka, dan Berkualitas.

Ketika tim 90detik.com berkeliling, terlihat lingkungan sekitar dapur dijaga dengan sangat baik.

Parit di depan SPPG tampak bersih tanpa kotoran, bukti bahwa kebersihan bukan hanya ada di dapur, tapi juga di sekelilingnya.

“Dapur yang bersih harus lahir dari lingkungan yang bersih. Anak-anak yang sehat harus tumbuh di tempat yang sehat,” ujar seorang koordinator dapur.

SPPG Tegalbang juga terbuka untuk melibatkan warga sekitar, tidak hanya sebagai relawan tapi juga sebagai pemasok bahan baku dengan syarat harus memenuhi standar gizi dan kualitas.

Bahkan, sejak awal operasional, SPPG ini telah menyelenggarakan pelatihan bagi para penjamah makanan, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas, yang digelar pada 30 September 2025.

Pelajaran dari Dapur Tegalbang.

SPPG Tegalbang memberi pelajaran penting, perubahan tidak selalu dimulai dari atas. Kadang, perubahan lahir dari dapur kecil di desa, dari tangan-tangan yang mungkin tak dikenal media, tapi bekerja dengan tulus dan hati besar.

Jika Tegalbang bisa, kenapa yang lain belum?

Mari belajar dari mereka. Mari kita gerakkan hati, bukan hanya program. Mari kita bangun bangsa satu piring, satu doa, satu anak, satu relawan, satu cinta.

MBG harus berkualitas. Menu sehat, halal, dan thayyib. Dan yang lebih penting, melibatkan dan memberdayakan masyarakat sekitar sebagaimana dicita-citakan oleh Presiden Prabowo. (DON/Red)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version