TULUNGAGUNG, 90detik.com- Pesantren Al Azhaar Tulungagung akan menyelenggarakan kegiatan Haji Usia Emas dengan tema ‘Learning By Doing’ pada Sabtu, 15 Juni 2024 yang akan datang.
Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan ibadah haji kepada generasi usia emas melalui praktek langsung.
Sejak tahun 2002, Pesantren Al Azhaar telah menerapkan pola pembelajaran ‘learning by doing’ dalam manasik haji.
Kegiatan ini akan diikuti oleh 1250 murid dari berbagai jenjang, mulai dari PAUD, TK, SD, hingga SMP.
Mereka akan mengenakan pakaian ihram putih dan melakukan praktikum mengenai rukun dan manasik haji melalui simulasi yang digelar di halaman pesantren.
Caption Foto : KH.Imam Mawardi, Pengasuh Pondok Al Azhaar Tulungagung.
Abah Yai Imam, Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung, menjelaskan bahwa kegiatan ‘learning by doing’ ini bukan hanya sekadar memberikan pengetahuan tentang ibadah haji, tetapi juga bertujuan untuk membentuk karakter anak-anak dengan nilai-nilai keislaman yang kuat.
“Dalam simulasi tersebut, para murid akan diajak untuk berpraktek sebagaimana ibadah haji sesungguhnya, termasuk melaksanakan start Arofah di lapangan sepak bola SMA Katolik Tulungagung dan mengunjungi replika Ka’bah yang dipasang di hall utama pesantren”, ujarnya, Senin(10/6).
Melalui manasik haji ini, diharapkan para murid dapat memahami pentingnya ibadah haji sejak dini dan membawa nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.
“Orang tua murid juga diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan ini”, terangnya.
Sementara itu, Fikri Ardiansyah, M.Pd, Ketua panitia manasik haji Al Azhaar, menyatakan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah menanamkan rukun Islam kelima pada para murid.
“Manasik haji menjadi sarana yang efektif dalam pembelajaran ibadah haji karena melibatkan praktik langsung”, jelasnya.
Para murid diharapkan dapat mendaftar kegiatan ini sesegera mungkin dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Dengan partisipasi aktif orang tua dan masyarakat, Pesantren Al Azhaar terus memberikan edukasi agama yang menyenangkan serta bermakna bagi anak-anak.
“Pola pembelajaran ‘learning by doing’ diharapkan mampu membentuk karakter dan meningkatkan pemahaman agama pada generasi muda”, tutupnya. (Red)
