Jawa Timur
Marak Kampanye Golput Jelang Coblosan, KH Imam Mawardi Ridlwan: Itu Bukan Solusi
TULUNGAGUNG, 90detik.com– Setiap penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu), selalu saja ada sekelompok masyarakat kampanyekan golongan putih (Golput).
Kampanye yang dilakukan adalah mengajak masyarakat untuk tidak menyalurkan aspirasinya dengan tidak datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Dalam kampanye yang digaungkan, khususnya dalam Pemilu Presiden (Pilpres), menurut mereka ke tiga paslon belum sesuai kriterianya, dan atau memang dari kelompok yang menolak sistem demokrasi.
Mengenai adanya hal tersebut, KH Imam Mawardi Ridlwan tokoh ulama dan juga Pembina Yayasan Pendidikan Al Azhaar Indonesia, menegaskan bahwa golput itu bukan solusi.
“Golput justru merugikan rakyat karena suara terbanyak dari rakyat yang berperilaku pragmatis. Yaitu rakyat yang memilih karena ada dana transport,”ujar KH Imam Mawardi Ridlwan yang juga sebagai Sekretaris IPHI Jawa Timur ini, pada Kamis (08/02).
Kyai yang akrab disapa Abah Imam juga menjelaskan, para pendiri bangsa Indonesia telah menetapkan negara dipimpin oleh seorang presiden. Awalnya mekanisme dihasilkan dari musyawarah mufakat.
Setelah reformasi, ada regulasi bahwa seorang pemimpin negara dan pemerintahan hingga kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu.
“Kepemimpinan nasional harus ada, maka masyarakat yang kampanye golput merupakan masyarakat yang mengajak kemunduran. Sistem pemilu kita dimaksudkan untuk menghasilkan pemimpin yang adil, beradab dan memiliki kesetiaan pada bangsa dan negara,” tegasnya.
Masih, Abah Imam menyatakan tugas pokok pemimpin nasional adalah membuat langkah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dengan prinsip berkeadilan. Berperilaku adil dimulai dengan karakter amanah.
“Yang menjalankan beban tugas dan tanggung jawab yang tidak korupsi dan KKN. Selalu sebagai khodimul rakyat, melayani rakyat secara tulus ikhlas,” imbuhnya.
Abah Imam juga mengajak kepada seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih wajib untuk hadir di TPS, dan menentukan pilihan baik itu presiden dan wakil presiden, anggota legislatif dari pusat dan daerah.
“Karena hasil dari mayoritas pemilih akan menentukan arah kehidupan berbangsa yang lebih baik, gunakan hak pilih untuk ambil peran memilih pemimpin terbaik. Seyogyanya tidak ada yang golput. Karena golput itu bukan solusi,” pungkasnya.