Jawa Timur
Mas Ipin Apresiasi Swadaya Masyarakat Tambal Jalan Akses Alternatif ke Pantai Prigi
TRENGGALEK, 90detik.com – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, atau akrab disapa Mas Ipin, memberikan apresiasi terhadap swadaya yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Watulimo dalam menambal jalan berlubang di jalur alternatif menuju Pantai Prigi.
Dalam kesempatan tersebut, Mas Ipin turut serta membaur bersama warga untuk menambal jalan yang dikenal sebagai Kali Greng.
Kondisi jalan yang berlubang di beberapa ruas membuat warga merasa terdorong untuk melakukan penambalan secara mandiri.
“Tujuannya tentunya untuk mengurangi kerusakan jalan dan menjadikan akses ini lebih baik, sehingga tidak merugikan pengendara yang melewati,” ujar Mas Ipin.
Selain melakukan penambalan secara swadaya, masyarakat juga terbuka untuk sumbangan dari siapapun yang melintas.
Dalam keterlibatannya, Bupati Trenggalek menyatakan, “Hari ini kita bersama komunitas, tiga pilar, Pak Camat, TNI-Polri, serta masyarakat. Ada Banser, Muhammadiyah, Senkom, TNI AL, dan teman-teman lainnya. Kita bersama Dinas PU menggunakan Coldmix dan Baby Roller untuk menambal lubang-lubang di jalan menuju Pantai Prigi, yang merupakan salah satu jalur utama,” katanya, pada Kamis (12/9/2024).
Mas Ipin menambahkan bahwa penambalan jalan bukanlah pekerjaan yang mudah.
“Sekitar 1 km jika diperbaiki dengan baik, akan membutuhkan biaya sekitar Rp. 1 sampai 1,2 miliar. Saat ini, anggarannya masih belum ada. Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat yang mau urunan secara sukarela. Ini luar biasa, matur suwun pokoknya,” ungkapnya.
Penambalan jalan akses menuju Pantai Prigi ini melibatkan banyak pihak, mulai dari unsur tiga pilar hingga perwakilan komunitas dan kelompok masyarakat.
“Sebagai wakil dari teman-teman komunitas, hati kami tergerak mengetahui banyak jalan yang berlubang dan sering terjadi kecelakaan”, terang salah satu relawan, Imam Abu Hanifah dari Banser.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, kami tergerak untuk bekerja sama dalam menambal jalan.
“Aspal yang digunakan berasal dari bekas JLS, yang juga merupakan swadaya dari kami dan masyarakat yang lewat. Ini untuk memenuhi kebutuhan penambalan jalan,” jelas Imam.
“Harapannya, dengan adanya kesatuan dari semua komunitas dan masyarakat, kita dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Dengan jalan yang lebih baik, kami bisa berkendara dengan lebih aman,” tutupnya. (Ded/Red)