Jawa Timur
Puluhan Pengasuh Pesantren di Tulungagung Peringati HUT RI ke-80 dengan Silaturahim Tegak Lurus PBNU
TULUNGAGUNG — Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Tulungagung tahun ini terasa istimewa.
Puluhan pengasuh pondok pesantren dari berbagai penjuru Tulungagung berkumpul dalam acara Tasyakuran Kemerdekaan dan Silaturahim Ulama Pesantren yang digelar di Pondok Pesantren Al Hikmah Mlaten, Kalangbret, Kauman, pada Selasa(26/8).
Acara ini menjadi ruang temu dan musyawarah para kiai yang berkomitmen menjalankan instruksi PBNU Nomor 3975 secara tegak lurus.
Tercatat, tidak kurang dari 44 pesantren dan lembaga pendidikan Islam hadir dalam forum tersebut, menjadikannya salah satu silaturahim terbesar antarpengasuh pesantren di Tulungagung tahun ini.
Menurut Pengasuh Pesantren Al Hikmah Mlaten, KH. Hadi Mahfudz, silaturahim ini dikemas sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan dan dedikasi para kiai terhadap jam’iyah Nahdlatul Ulama.
“NU adalah pondok besar, dan pesantren adalah NU kecil. Maka para pengasuh dan santri sudah berada di jalan yang benar, bersikap tegak lurus terhadap PBNU. Sebab, secara sejarah, NU lahir dan tumbuh dari rahim pesantren,” tegas Gus Hadi dalam arahannya.
Acara berlangsung dalam suasana hangat dan akrab, atau dalam istilah khas pesantren: gayeng-gayengan.
Tak hanya menjadi ajang temu, acara ini juga menjadi wadah untuk meneguhkan kembali peran strategis pesantren dalam memperkuat NU sebagai organisasi keagamaan dan kebangsaan.
Sementara itu, pengasuh Pengasuh Pesantren Darus Salam Pampang Kamulyan Sambitan, Gus Thoha Maksum, menyampaikan bahwa pondok pesantren adalah tiang-tiang utama NU, dan NU adalah rumah besar umat Islam Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia.
“Saya tegak lurus instruksi NU, karena NU adalah jalan para kiai,” ujar Gus Thoha dengan penuh semangat, Jumat(29/8).
Para pengasuh yang hadir sepakat bahwa NU bukan sekadar organisasi, melainkan gerakan ruhaniyah dan kebudayaan yang lahir dari pesantren dan untuk umat.
Oleh karena itu, sikap untuk terus berkhidmat secara ikhlas, terorganisir, dan sesuai arahan PBNU menjadi komitmen bersama.
Beberapa pesantren yang hadir antara lain: PPHM Sunan Pandanaran Ngunut, PP Darul Falah Bendiljati, PP Pesulukan Mojosari Kauman, PP Nurul Falah Boyolangu, PP Al Azhaar Kedungwaru, hingga PPTQ Darul Ilmi Sembung, dan puluhan lainnya.
Total, lebih dari 44 pesantren dan lembaga pendidikan Islam turut serta dalam acara ini.
Acara ditutup dengan doa bersama dan harapan agar pesantren terus menjadi pusat peradaban Islam Nusantara yang santun, moderat, dan berpijak pada nilai-nilai kebangsaan. (DON/Red)