Papua
Raja Ampat Gelar: Dialog Budaya USBA Bangkitkan Suara Leluhur dan Masa Depan SDA

Kota Sorong PBD — Di tengah megahnya bentang alam Raja Ampat yang kaya akan keindahan laut dan keanekaragaman hayati, suara masyarakat adat kembali menggema.
Pada Kamis (2/10/2025), sebuah momentum bersejarah tercipta melalui Dialog Kebudayaan Penguatan Masyarakat Adat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang digelar oleh Institut USBA (Uru Sefa Batufani) di Hotel Sahid Mariat, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
Mewakili Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, S.Sos, Kepala Dinas Sosial dan ESDM, Suroso, SP, MA, secara resmi membuka kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Suroso menekankan pentingnya memberikan ruang kepada masyarakat adat untuk menentukan arah pembangunan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan di Raja Ampat.
“Kita tidak mendorong satu arah tertentu. Pemerintah hadir sebagai fasilitator, bukan pengendali. Pilihan ada di tangan masyarakat adat, karena mereka yang akan mewarisi tanah dan laut ini 20–30 tahun ke depan,” ujar Suroso.
Dialog ini menjadi ruang strategis bagi pertemuan lintas elemen: masyarakat adat, pemerintah, akademisi, dan LSM.
Tema besar yang diangkat bukan hanya soal pelestarian budaya, tetapi juga soal arah masa depan pengelolaan SDA Raja Ampat antara model ekstraktif yang mengeksploitasi, atau regeneratif yang memulihkan dan menjaga warisan alam serta budaya.
Ketua panitia sekaligus perwakilan Institut USBA, Charles Imbir, dalam sambutannya menekankan posisi penting masyarakat adat yang selama ini kerap terpinggirkan dalam pengambilan kebijakan pembangunan:
“Kami tidak menolak pembangunan, tapi kami ingin posisi masyarakat adat jelas dan didengar. Raja Ampat indah, tapi juga tertekan. Tekanan datang dari kebutuhan pendidikan, kesehatan, hingga masuknya investasi yang seringkali tidak berpihak pada rakyat,” tegas Charles.
Charles juga menyoroti adanya fragmentasi internal di antara masyarakat adat sendiri, yang bisa melemahkan posisi tawar mereka jika tidak segera disatukan dalam semangat musyawarah dan penghargaan terhadap struktur adat masing-masing.
Suroso dalam sambutannya menambahkan bahwa selama ini paradigma pembangunan seringkali mengabaikan aspek partisipasi sejati.
Ia menyampaikan bahwa masa depan Raja Ampat tidak bisa diputuskan sepihak oleh pemerintah atau investor, melainkan harus melalui dialog jujur dan terbuka, seperti yang difasilitasi oleh USBA.
“Dialog ini harus menghasilkan rekomendasi nyata yang bisa kami bawa ke meja kebijakan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Tapi jangan sampai setelah berdialog, kita justru terpecah karena tidak dilandasi rasa memiliki dan keikhlasan,” imbuhnya.
Lebih dari sekadar forum diskusi, kegiatan ini juga menjadi pengingat spiritual dan kultural atas tanggung jawab besar yang diwariskan para leluhur.
Sebuah kutipan pembuka yang menggugah dibacakan dalam forum:
“Di antara desir ombak dan bisikan leluhur, kami mendengar panggilan: jangan biarkan tanah dan lautmu menjadi sunyi. Kami adalah anak-anak USBA, pewaris jejak yang melintasi pulau.”
Dalam konteks Raja Ampat yang saat ini menjadi incaran berbagai kepentingan dari pariwisata hingga industri ekstraktif seperti pertambangan posisi masyarakat adat menjadi semakin strategis.
Sayangnya, hingga kini banyak keputusan besar diambil tanpa konsultasi atau persetujuan adat yang sah.
Institut USBA melalui kegiatan ini mencoba membangun “pusat pengetahuan” yang berakar pada nilai-nilai lokal dan kearifan tradisional, untuk mendukung lahirnya kebijakan yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Charles juga menegaskan bahwa sejarah panjang Raja Ampat menunjukkan bahwa orang Papua telah lama hidup dalam semangat persatuan, dan inilah saatnya untuk menghidupkan kembali semangat itu sebagai benteng terakhir melawan kehancuran ekologis dan kultural.
“Kalau suara masyarakat adat tidak diposisikan dengan benar, maka pembangunan hanya akan jadi alat perusak. Kita perlu kolaborasi sejati, bukan hanya slogan,” katanya menutup sesi.
Kegiatan ini menjadi titik awal yang kuat untuk membangun peradaban baru di Raja Ampat — peradaban yang tidak melupakan jejak leluhur, tetapi juga tidak menutup mata terhadap tantangan masa depan.
Dialog kebudayaan ini menjadi peringatan penting bahwa di tengah deru pembangunan, tanah dan laut bukan sekadar sumber daya, tapi warisan hidup yang bernyawa, dijaga oleh masyarakat adat yang selama ini menjadi benteng terakhir penjaga bumi Raja Ampat. (Timo)
Papua
50 Personel Dilibatkan, Operasi Zebra Dofior 2025 Dimulai di Papua Barat Daya

Sorong PBD — Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat Daya resmi menggelar Apel Pasukan Operasi Zebra Dofior 2025 di lapangan apel Markas Sementara Polda Papua Barat Daya, Jalan Sandiwon, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Senin (17/11/2025).
Apel tersebut dipimpin langsung Kapolda Papua Barat Daya Brigjen Pol. Gatot Haribowo, S.IK., M.AP., yang sekaligus memasangkan pita operasi kepada tiga perwakilan sebagai tanda dimulainya kegiatan secara resmi.
Operasi Zebra Dofior 2025 dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, termasuk pada seluruh wilayah hukum Polda Papua Barat Daya dan Polres jajaran.
Operasi akan berlangsung selama 14 hari, mulai 17 hingga 30 November 2025, dengan fokus penegakan disiplin terhadap tujuh pelanggaran lalu lintas prioritas.
Direktur Lalu Lintas Polda Papua Barat Daya, Kombes Pol. Dax Ememanuelle Samson Manuputty, menjelaskan bahwa operasi tahun ini mengedepankan edukasi dan pendekatan persuasif kepada masyarakat.
“Porsi kegiatan preemtif 40 persen dan preventif 40 persen, sedangkan penegakan hukum hanya 20 persen, lebih diarahkan pada teguran tertulis,” jelasnya kepada wartawan usai apel gelar pasukan.
Adapun tujuh sasaran pelanggaran prioritas dalam Operasi Zebra Dofior 2025 meliputi:
– Pengendara tidak menggunakan helm
– Pengendara sepeda motor tidak membonceng lebih dari satu orang (bonceng tiga)
– Melawan arus,
– Pengemudi yang dipengaruhi minuman keras,
– Menggunakan ponsel saat berkendara
– Tidak membawa dokumen kendaraan atau kelengkapan kendaraan seperti (SIM dan STNK)
Kombes Pol Dax Manuputty menegaskan bahwa tindakan penilangan akan diminimalisir dan hanya diterapkan pada pelanggaran berat yang berpotensi menimbulkan kecelakaan fatal.
“Untuk pelanggaran berat yang mengancam keselamatan, penindakan tilang secara manual tetap dilakukan. Namun secara umum kita kedepankan pendekatan humanis dan edukatif,” ujarnya menegaskan.
Dalam pelaksanaannya, personel lalu lintas akan memberikan imbauan langsung kepada masyarakat, menyampaikan pesan keselamatan berkendara, serta mengajak pengguna jalan untuk meningkatkan kedisiplinan.
Pendekatan humanis ini diharapkan mampu menciptakan perubahan perilaku berlalu lintas di masyarakat Papua Barat Daya.
Dirlantas juga mengimbau masyarakat di lima kabupaten dan satu kota se-Papua Barat Daya agar bersama-sama menciptakan kondisi lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar.
“Walaupun angka kecelakaan di wilayah Polda Papua Barat Daya termasuk rendah secara nasional, antisipasi tetap diperlukan. Tujuan utama operasi ini adalah menekan potensi terjadinya kecelakaan,” ujarnya.
Operasi Zebra Dofior 2025 melibatkan 50 personel Polda Papua Barat Daya, di luar personel dari Polres jajaran.
Sejumlah instansi lain juga turut mendukung, termasuk Dinas Perhubungan serta Polisi Militer TNI.
Dengan pelaksanaan operasi yang menekankan edukasi dan pencegahan, Polda Papua Barat Daya berharap tingkat kepatuhan masyarakat semakin meningkat serta risiko kecelakaan lalu lintas dapat ditekan secara signifikan sepanjang tahun 2025. (Timo)
Papua
Terik Matahari Tak Menjadi Halangan Buat Prajurit Yonif 2 Marinir Tampil Gagah Ikuti Gladi Bersih Jelang Puncak HUT Marinir ke-80

Jakarta— Walaupun suasana di bawah panasnya terik matahari, Prajurit Batalyon Infanteri 2 Marinir tetap menunjukkan semangat juang dan profesionalisme tinggi saat melaksanakan gladi bersih menjelang perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Korps Marinir yang bertempatan di Lapangan Brigade Infanteri 1 Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (15/11/2025).
Kegiatan tersebut diikuti seluruh elemen Prajurit Korps Marinir termasuk Yonif 2 Marinir dengan penuh disiplin dan kekompakan.
Meskipun cuaca panas menyengat, para prajurit tetap tampil gagah perkasa, menunjukkan kesiapan fisik maupun mental dalam menyukseskan rangkaian acara peringatan hari bersejarah Korps Marinir.
Gladi bersih ini meliputi penyusunan formasi, pengecekan kesiapan personel dan material, serta evaluasi seluruh rangkaian gerakan yang akan ditampilkan pada acara puncak.
Para prajurit terus menunjukkan kekompakan, ketelitian, dan kedisiplinan selama latihan berlangsung.
Kegiatan berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme, menggambarkan tingginya dedikasi prajurit Yonif 2 Marinir dalam mendukung kesuksesan peringatan HUT ke-80 Korps Marinir.
Mereka berkomitmen memberikan penampilan terbaik sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah panjang dan kejayaan Korps Marinir.
Pada kesempatan tersebut Komandan Batalyon Infanteri 2 Marinir Letkol Marinir Helilintar Setiojoyo Laksono, S.E. menyampaikan “Dengan semangat Jalesu Bhumyamca Jayamahe para prajurit Yonif 2 Marinir siap menyukseskan perayaan puncak HUT Ke-80 Korps Marinir yang akan digelar pada hari senin 17 November 2025” ujarnya. (Timo)
Papua
BGTK Papua Barat Gelar ToT Pembelajaran Mendalam untuk Perkuat Kompetensi Pengawas Sekolah di Papua Barat dan PBD

Kota Sorong PBD— Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Papua Barat resmi membuka kegiatan Training of Trainer (ToT) Pembelajaran Mendalam bagi Pengawas Sekolah dari Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Program strategis ini dilaksanakan di M Hotel, Kota Sorong, serta menjadi langkah penting pemerintah dalam memperkuat kapasitas pengawas agar mampu mengimplementasikan pendekatan pembelajaran mendalam di satuan pendidikan masing-masing.
ToT ini berlangsung selama enam hari, mulai 14 hingga 19 November 2025, berlokasi di Hotel Kryat, Jalan Sungai Maruni, Distrik Sorong Timur, Papua Barat Daya. Kegiatan ini mencerminkan keseriusan Dinas Pendidikan melalui BGTK dalam menghadirkan pemerataan kualitas pendidikan, terutama pada aspek supervisi dan pendampingan akademik di wilayah timur Indonesia.
Kepala BGTK Provinsi Papua Barat, Tuning Supriyadi, M.Pd., yang membuka kegiatan secara resmi, menegaskan bahwa peran pengawas sekolah sangat vital dalam memastikan transformasi pembelajaran berjalan sesuai arah kebijakan nasional.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya transfer knowledge dari para peserta ToT kepada para pengawas lain di daerah masing-masing.
“Saya berharap para pengawas yang mengikuti ToT ini tidak hanya memahami materi, tetapi juga menjadi motor penggerak peningkatan mutu pembelajaran di wilayahnya. Ilmu yang didapatkan harus dibagikan, dikembangkan, dan diterapkan agar berdampak pada kualitas layanan pendidikan,” ujar Tuning Supriyadi.
Total 24 peserta dari kedua provinsi mengikuti pelatihan intensif ini, didampingi oleh 2 fasilitator yang telah berpengalaman dalam program pembelajaran mendalam.
Selama kegiatan, peserta mendapatkan pendalaman materi mengenai strategi supervisi efektif, teknik fasilitasi, penguatan pembelajaran kontekstual, hingga praktik merancang pelatihan lanjutan di daerah masing-masing.
Kegiatan ToT ini tidak hanya berfungsi sebagai peningkatan kompetensi, tetapi juga sebagai upaya memperkuat kolaborasi antar pengawas sekolah di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Diharapkan, setelah pelatihan ini, para pengawas mampu menjadi ujung tombak dalam mendorong implementasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, relevan dengan kebutuhan daerah, serta sejalan dengan arah transformasi pendidikan nasional.
Dengan terselenggaranya ToT pembelajaran mendalam ini, BGTK Papua Barat kembali menegaskan komitmennya untuk terus mendorong hadirnya pengawas sekolah yang profesional, adaptif, dan siap mengawal peningkatan mutu pendidikan ke seluruh penjuru Papua Barat dan Papua Barat Daya. (Timo)
Nasional2 minggu agoProyek JUT Sobontoro Amburadul: Diduga Pokir Wakil Bupati, GMPN Desak Audit dan Penyelidikan
Redaksi3 minggu agoProyek APBD Rp 3,9 Miliar di Tulungagung Ditinggal Kabur, Warga: Ini Bukan Pembangunan, Tapi Bencana
Nasional1 minggu agoWarga Desa di Blitar Swadaya Tambal Jalan Rusak Parah, Minta Perhatian Pemkab
Redaksi3 minggu agoDua Mahasiswi Tewas Tertabrak Bus Harapan Jaya di Tulungagung, Satu Korban Luka Berat
Jawa Timur1 minggu agoKoperasi Kelurahan Merah Putih Khawatir Mafia Pangan Kuasai Program MBG di Blitar
Redaksi2 minggu agoGenting Usang di Proyek Rehab Sekolah Rp 362 Juta, Keselamatan Siswa Dipertaruhkan
Redaksi3 minggu agoLaju Ganas Bus Harapan Jaya Renggut Nyawa Pemotor di Tulungagung
Nasional2 minggu agoDugaan Ada Tikus Proyek, Rabat Beton Telan Anggaran Rp 200 Juta Rusak Parah Belum Setengah Tahun













