Redaksi
Ribuan Warga Ngrejo Kepung Kantor PT HK Gala, Ultimatum 7 Hari: “Jika Tak Bergerak, Kami Akan Kembali Lebih Besar!”
TULUNGAGUNG — Pada Sabtu, 2 Desember 2025, menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh masyarakat Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggung Gunung, Kabupaten Tulungagung. Lebih dari seribu warga yang tergabung dalam Tulungagung 212 melakukan long march besar-besaran menuju kantor PT HK Gala, perusahaan penyedia jasa konstruksi pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung.
Aksi ini didominasi oleh peserta yang menggunakan kendaraan roda dua, meskipun sejumlah truk, pick-up, dan roda tiga turut meramaikan iring-iringan massa.
Ribuan warga bergerak bersama dari desa dengan tertib, tanpa tindakan anarkis, serta tetap menghormati pengguna jalan lainnya.
Antusiasme masyarakat begitu kuat karena aksi ini dianggap sebagai panggilan hati untuk memperjuangkan keselamatan dan masa depan desa mereka.
Aksi damai ini digelar satu hari setelah audiensi di kantor DPRD Tulungagung yang dipimpin oleh Ketua DPRD, Marsono, S.Sos.
Massa datang untuk mendengar langsung penjelasan PT HK Gala terkait hasil audiensi dan surat petisi yang telah ditandatangani.
Namun, usai perwakilan PT HK Gala menyampaikan isi petisi dan menunjukkan tanda tangan, masyarakat Ngrejo mengaku belum puas.
Rahmat Putra Perdana S.Pd., ketua Tulungagung 212 menegaskan bahwa warga ingin PT HK Gala dan Kementerian PUPR Pusat turun langsung meninjau lokasi terdampak, bukan hanya memberikan janji atau penjelasan tanpa verifikasi lapangan.
“Kondisi di lapangan semakin memprihatinkan. Anda harus lihat sendiri, bukan hanya berandai-andai,” ujarnya lantang.

Rahmat Putra Perdana, Ketua Tulungagung 212 saat ber orasi didepan Kantor PT. HK Gala. Foto: (dok/istimewa).
Dalam orasi lainnya, tokoh masyarakat Desa Ngrejo menuntut penanganan cepat dan nyata.
Mereka menegaskan bahwa keselamatan warga kini terancam akibat kondisi jalur yang semakin rusak dan rawan, terlebih dengan curah hujan yang terus meningkat.
Roni Prasetyo, Korlap Aksi Tulungagung 212 Korwil Selatan, memberikan ultimatum keras kepada PT HK Gala dan Kementerian PUPR. Ia meminta dibuatkan pakta integritas yang berisi kesanggupan menyelesaikan pembangunan dalam batas waktu yang telah ditentukan.
“Jika dalam 7 hari tidak ada pekerjaan dan tidak ada respons sesuai pakta integritas, kami akan kembali dengan massa yang lebih besar. Dan kami tidak akan meninggalkan kantor PT HK Gala ini,” ujarnya.
Di tengah tensi massa, pihak PPK Kementerian PUPR Pusat, Budiyana, menyampaikan komitmennya untuk bertanggung jawab dan menyelesaikan persoalan ini bersama perwakilan PT HK Gala, Adhi.
Pernyataan ini disambut harap-harap cemas oleh warga yang masih menunggu tindakan nyata di lapangan.
Salah satu warga Desa Ngrejo menutup aksi dengan suara lirih namun tegas.
“Ini bukan sekadar tanah atau jalan. Ini soal nyawa kami. Hujan makin deras, kondisi makin berbahaya. Tolong bertindak sebelum terlambat”, terangnya.
Aksi damai hari itu menjadi penanda bahwa masyarakat siap mengawal proses pembangunan JLS hingga tuntas, dengan komitmen kuat janji bukan lagi cukup, bukti yang mereka tuntut. (DON/Red)