Nasional
Demonstrasi 4/9 di Tulungagung, Ketua Almasta Tegaskan Bukan Inspirator Aksi
TULUNGAGUNG — Ketua Koordinator Aliansi Masyarakat Tulungagung (ALMASTA), Arsoni, menyampaikan klarifikasi resmi terkait beredarnya pamflet ajakan aksi demonstrasi yang mengatasnamakan “Aliansi Masyarakat Tulungagung.”
Ia menegaskan bahwa aksi tersebut bukan berasal dari Almasta, organisasi yang telah berdiri dan aktif sejak tahun 2024 di Kabupaten Tulungagung.
Dalam keterangannya, Arsoni juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, pada 28 Agustus 2025 lalu.
“Kami atas nama pribadi dan keluarga besar Almasta mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Saya pribadi sangat prihatin setelah melihat video yang beredar terkait kejadian tersebut. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” ujar Arsoni.
Klarifikasi Demo 4 September 2025.
Terkait aksi yang direncanakan pada 4 September 2025, Arsoni menegaskan bahwa Almasta tidak terlibat dan tidak bertanggung jawab atas penyelenggaraan aksi tersebut, meski mengakui bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi.
“Kami menghormati hak masyarakat untuk menyuarakan pendapat, termasuk membentuk aliansi dengan nama serupa. Namun, penting kami tegaskan bahwa aksi demo pada 4 September 2025 bukan bagian dari kegiatan Almasta,” jelasnya, Sabtu(30/8).
Seruan Damai dan Waspada Provokasi.
Lebih lanjut, Arsoni menyatakan keprihatinannya terhadap tren demo yang berujung anarkis, perusakan, bahkan pembakaran fasilitas publik di sejumlah daerah. Ia mengajak seluruh masyarakat Tulungagung untuk tidak mudah terprovokasi oleh ajakan yang tidak jelas dan merugikan.
“Menyampaikan aspirasi adalah hak konstitusional, tapi mari dilakukan secara tertib dan damai. Jangan sampai semangat perubahan justru dirusak oleh tindakan yang merugikan masyarakat sendiri,” imbuhnya.
Pesan untuk Aparat dan Pejabat Daerah.
Arsoni juga menyampaikan harapan kepada aparat keamanan agar bertindak humanis dalam mengawal aksi di lapangan, tanpa melampaui batas kewajaran yang bisa memicu ketegangan.
“Kami berharap aparat dapat mengedepankan pendekatan yang memahami situasi dan tidak represif. Kami juga mengajak pejabat dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menjaga Tulungagung agar tetap aman, nyaman, dan kondusif,” pungkasnya.
Penutup.
Pernyataan resmi ini sekaligus menjadi ajakan bagi seluruh masyarakat Tulungagung untuk mengutamakan kedamaian, dialog, dan kebersamaan dalam menyikapi dinamika sosial yang berkembang saat ini. (DON/Red)
Editor: Joko Prasetyo