Papua
HUT Ke-77 Injil Masuk Mefkajim, Polres Maybrat dan Pemkab Pastikan Perayaan Aman dan Penuh Damai

Maybrat— Semangat iman, persaudaraan, dan kedamaian menyatu dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Injil Masuk Mefkajim yang dipusatkan di Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat. Rangkaian kegiatan keagamaan yang berlangsung meriah dan khidmat ini mendapat pengamanan ketat namun humanis dari Polres Maybrat, Polsek Ayamaru, serta dukungan penuh dari Kodim 1809/Maybrat, memastikan seluruh acara berjalan tertib, aman, dan kondusif.
Momentum bersejarah ini dihadiri ribuan warga dari berbagai kampung di wilayah Distrik Ayamaru dan sekitarnya.
Antusiasme masyarakat yang luar biasa mencerminkan bahwa nilai-nilai Injil telah mengakar kuat dalam kehidupan sosial, budaya, dan spiritual masyarakat Maybrat.
Turut hadir dalam perayaan ini para tokoh penting dan pimpinan daerah, seperti Wakil Bupati Maybrat Ferdinando Solossa, Wakil Ketua I DPRK Maybrat Yubelina Saflesa, Ketua Komisi I DPRK Maybrat, Ketua MRP Papua Barat Daya Alfons Kambu, Dandim 1809/Maybrat Letkol Inf. Afrianto Dolly, Kabag Ops Polres Maybrat AKP Dadan Hendrawan, Kapolsek Ayamaru IPTU Fani Reinhard Sualang, serta tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh pemuda.
Pesan Damai dari Pemerintah Daerah
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Maybrat Ferdinando Solossa menyampaikan apresiasi atas kelancaran kegiatan dan sinergitas semua pihak dalam menjaga keamanan.
Ia menekankan bahwa peringatan ini bukan hanya mengenang sejarah masuknya Injil, tetapi juga sebagai refleksi untuk membangun masa depan Maybrat yang damai, beradab, dan penuh kasih.
“Perayaan hari ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah panggilan untuk memperkuat persaudaraan, menghindari kekerasan, dan membangun generasi muda yang berkualitas. Mari kita fokus pada pendidikan dan pembangunan daerah demi Maybrat yang lebih maju,” tegasnya.
BPAM Wilayah 7 Nimbrot Sesa turut mengingatkan masyarakat bahwa Injil bukan hanya simbol keagamaan, namun harus tercermin dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. Ia mengajak umat untuk terus hidup dalam kasih dan menjadi pelopor perdamaian di tanah Papua Barat Daya.
“Injil harus hidup di dalam hati, dalam keluarga, dan dalam seluruh kehidupan kita sebagai masyarakat,” ungkapnya dalam pesan spiritualnya.
Keberhasilan acara ini tidak lepas dari peran aktif Polres Maybrat dan Polsek Ayamaru dalam mengamankan seluruh rangkaian kegiatan.
Aparat keamanan hadir dengan pendekatan humanis dan persuasif, berbaur dengan masyarakat, menciptakan suasana yang nyaman dan damai.
Kabag Ops Polres Maybrat AKP Dadan Hendrawan menyatakan bahwa pengamanan ini berhasil karena adanya dukungan masyarakat dan koordinasi semua pihak.
“Kami sangat mengapresiasi kesadaran warga dalam menjaga ketertiban. Inilah bukti nyata bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama,” ujar AKP Dadan.
Sementara itu, Kapolsek Ayamaru IPTU Fani Reinhard Sualang menegaskan bahwa kehadiran aparat di lapangan bertujuan memberikan rasa aman dan mendukung setiap kegiatan positif masyarakat.
“Kami akan terus hadir di tengah masyarakat. Kegiatan seperti ini mempererat solidaritas dan memperkuat stabilitas kamtibmas,” kata Kapolsek.
Kolaborasi antara TNI, Polri, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat menjadi kunci sukses perayaan ini.
Dandim 1809/Maybrat Letkol Inf. Afrianto Dolly dan jajarannya turut aktif di lapangan, memberikan dukungan pengamanan dan pengawasan.
Dengan semangat “Presisi untuk Negeri”, Polres Maybrat menegaskan komitmennya untuk melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dalam setiap kegiatan yang membangun nilai-nilai kebersamaan dan kedamaian.
Perayaan HUT ke-77 Injil Masuk Mefkajim tidak hanya menjadi pengingat sejarah masuknya Injil ke tanah Mefkajim, tetapi juga tonggak penting memperkuat komitmen kebersamaan, toleransi, dan cinta damai antarwarga Maybrat.
Di tengah semangat persatuan dan gotong royong, Pemerintah Daerah dan Polres Maybrat mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus membangun Maybrat yang damai, religius, dan sejahtera.
“Injil telah menyatukan kita dalam iman, dan kini saatnya kita bersatu dalam tindakan – menjaga kedamaian, menjunjung nilai kasih, dan bersama membangun Maybrat yang lebih baik”, pungkasnya. (Timo/Red)
Papua
PBD Jadi Perhatian di Pawai Ta’aruf STQH Nasional XXVIII Kendari Meriah, Penuh Warna, dan Sarat Pesan Damai dari Timur Indonesia

Kendari— Ribuan pasang mata tertuju pada rombongan Papua Barat Daya dalam Pawai Ta’aruf Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII yang digelar Sabtu (11/10) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Tampil memukau dan penuh warna, kontingen dari provinsi termuda di Indonesia timur ini menghadirkan harmoni budaya dan semangat keislaman yang begitu kuat.
Pawai Ta’aruf ini menjadi salah satu agenda paling meriah dalam rangkaian STQH Nasional 2025. Ratusan mobil hias dan ribuan peserta dari 38 provinsi menyemarakkan jalan-jalan utama Kota Kendari, mempersembahkan parade budaya yang menampilkan ragam kekhasan daerah masing-masing.
Rute sepanjang 10 kilometer dipenuhi lautan manusia yang antusias mengibarkan bendera dan merekam momen langka ini.
Namun, salah satu yang paling menyita perhatian adalah penampilan kontingen Papua Barat Daya (PBD).
Dibalut batik Papua dan mahkota tradisional khas Tanah Papua, para peserta PBD tampil dalam harmoni warna dan busana yang mencerminkan jati diri serta identitas budaya mereka.
Mobil hias PBD tampil sederhana namun elegan, mengusung desain arsitektur Papua dan dihiasi ornamen burung Cendrawasih, yang menjadi simbol perdamaian, keindahan, dan kemuliaan.
Ornamen ini bukan hanya mempercantik tampilan visual, tetapi juga membawa pesan kuat tentang harapan dan kebangkitan Tanah Papua dalam panggung nasional.
Kesan semangat dan dinamis pun terpancar dari seragam kontingen yang didominasi warna oranye cerah menggambarkan semangat muda, energi, dan optimisme Papua Barat Daya dalam membangun daerah serta berkontribusi dalam kehidupan berbangsa dan beragama.
“Pawai ini bukan sekadar parade budaya. Ini adalah panggung kebersamaan, semangat persaudaraan, dan cinta kami pada Al-Qur’an. Papua Barat Daya datang membawa pesan damai dan harmoni dari ujung timur Indonesia,” ujar Rahman, Kepala Baperida Papua Barat Daya, mewakili Gubernur PBD di sela kegiatan pawai.
Tampilnya PBD sebagai salah satu magnet perhatian dalam pawai juga menegaskan posisi provinsi muda ini sebagai daerah yang siap hadir secara aktif dan bermartabat dalam forum nasional.
Tidak hanya menonjolkan budaya, namun juga nilai-nilai Islam yang inklusif, penuh toleransi, dan membangun kedamaian.
Selain Papua Barat Daya, pawai ini juga dimeriahkan kontingen Papua dan Papua Barat yang tampil kompak dengan nuansa adat dan warna-warni khas timur Indonesia.
Sementara itu, kafilah dari Riau memperlihatkan miniatur Pacu Jalur, olahraga tradisional yang mencerminkan kerja sama dan kekompakan.
Tuan rumah Sulawesi Tenggara menampilkan mobil hias ikonik dengan desain Tugu Religi Kendari, simbol pusat pelaksanaan STQH Nasional XXVIII yang menggambarkan semangat religiusitas masyarakat setempat.
Pawai berlangsung dengan lancar, tertib, dan meriah. Warga Kota Kendari tumpah ruah di sepanjang rute pawai, menyambut para peserta dengan antusias, menjadikan momentum ini sebagai salah satu pawai budaya terbesar yang pernah digelar di kota tersebut.
STQH Nasional XXVIII tahun 2025 bukan hanya ajang kompetisi tilawah dan hafalan Al-Qur’an dan Hadis, namun menjadi momen strategis untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan kebhinekaan Indonesia.
Dari Sabang sampai Merauke, seluruh kafilah menunjukkan bahwa Islam dan budaya lokal dapat bersinergi dalam harmoni yang indah.
Kegiatan pawai ditutup dengan penjadwalan pembukaan resmi STQH di Tugu MTQ Kendari, menandai dimulainya kompetisi nasional yang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
Bagi Papua Barat Daya, keikutsertaan dalam STQH tahun ini bukan hanya soal tampil, tetapi juga tentang menyampaikan suara dari timur—suara yang mengajak pada perdamaian, cinta Al-Qur’an, dan persatuan bangsa. (Tim/Red)
Papua
Papua Barat Daya Teguhkan Syiar Al-Qur’an dan Harmoni Nusantara di STQH Nasional XXVIII

Kendari— Gema ayat suci menggema dari Tugu Religi Sulawesi Tenggara, menandai pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28, Sabtu malam (11/10), di Kota Kendari.
Ajang prestisius dua tahunan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menteri Agama RI Prof. Nasaruddin Umar, serta Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka.
Dengan mengusung tema “Syi’ar Al-Qur’an dan Hadis, Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan”, STQH Nasional XXVIII menjadi panggung harmoni keislaman yang menggabungkan nilai-nilai spiritual, sosial, dan ekologis.
Kafilah Provinsi Papua Barat Daya (PBD) mencuri perhatian saat tampil dalam defile pembukaan.
Mereka mengenakan busana batik Papua berwarna kuning gading, dipadu hijab senada dan mahkota khas bulu kasuari simbol kemuliaan dan identitas kultural. Penampilan ini menjadi cerminan misi PBD untuk menghadirkan syiar Islam yang damai dan membumi, sekaligus mengangkat budaya lokal ke panggung nasional.
Kehadiran kafilah PBD mendapat dukungan penuh dari para tokoh dan pejabat daerah.
Kepala Baperida sekaligus Ketua LPTQ PBD, Rahman, STP, hadir mewakili Gubernur Papua Barat Daya, didampingi Wali Kota Sorong Septinus Lobat, Wakil Wali Kota Sorong Anshar Karim, serta pejabat lainnya dari Kominfo PBD, Kemenag, dan Raja Ampat.
Rahman menegaskan, partisipasi Papua Barat Daya dalam STQH Nasional bukan sekadar kompetisi, tetapi juga bentuk komitmen daerah dalam membumikan Al-Qur’an, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan menyiapkan generasi Qurani yang unggul.
“Kami datang bukan hanya untuk berlomba, tetapi membawa semangat syiar, persaudaraan, dan kepedulian terhadap lingkungan. STQH ini adalah ruang strategis membentuk karakter generasi muda Papua Barat Daya yang religius, cerdas, dan mencintai tanah airnya,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Sultra Andi Sumangerukka mengajak seluruh kafilah dari 38 provinsi untuk menjadikan Kendari sebagai rumah bagi umat Qurani Indonesia.
Ia berharap STQH menjadi sumber kekuatan dalam mempererat persaudaraan dan meningkatkan kepedulian terhadap bumi.
Senada dengan itu, Menteri Agama RI menekankan bahwa STQH adalah sarana menanamkan nilai-nilai Qurani dalam konteks kebangsaan dan kemanusiaan. Menag juga mengangkat pentingnya kesadaran ekologis dalam Islam.
“Setiap ayat Al-Qur’an menyiratkan pesan ekologis. Merawat bumi adalah bentuk zikir, bagian dari ibadah. Ini relevan sekali dengan tantangan perubahan iklim yang kita hadapi saat ini,” tegasnya.
Sementara itu, Menko PMK Pratikno menyampaikan bahwa STQH mencerminkan wajah Islam Indonesia yang moderat, toleran, dan cinta damai. Ia menyoroti peran STQH dalam membangun generasi berakhlak dan menjaga kerukunan antarumat.
“Generasi Qurani yang tampil di sini adalah harapan bangsa. Mereka tak hanya menghafal dan melantunkan ayat, tapi juga menjiwai pesan-pesan keislaman yang mendorong harmoni sosial dan keberlanjutan lingkungan hidup,” ungkap Menko.
Bagi Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, partisipasi di STQH sejalan dengan visi membangun sumber daya manusia (SDM) unggul yang berkarakter.
Seperti ditegaskan dalam Asta Cita nasional, pengembangan SDM menjadi prioritas utama, dan STQH adalah salah satu media strategis untuk mewujudkannya melalui pendekatan spiritual dan kultural.
Kepala Dinas Kominfo PBD, Irma Riyani Soeleman, menyebut bahwa literasi Al-Qur’an dan penguatan nilai religius menjadi bagian penting dalam pembangunan daerah.
“Kegiatan ini membuka ruang bagi generasi muda Papua Barat Daya untuk bersinar di tingkat nasional. Lebih dari itu, kami ingin menanamkan nilai keimanan yang kokoh dan kecintaan terhadap lingkungan sejak dini,” katanya.
Papua Barat Daya sendiri akan mengikuti sembilan cabang lomba hingga 19 Oktober 2025 mendatang.
Harapan besar pun disematkan pada para peserta agar mampu tampil maksimal dan membawa pulang prestasi terbaik.
Puncak pembukaan ditandai dengan pemukulan dimba gendang tradisional oleh Gubernur Sultra, Menag, dan Menko PMK.
Gema gendang berpadu dengan takbir dan sorak semangat dari ribuan peserta dan penonton yang memenuhi arena.
STQH Nasional XXVIII bukan sekadar lomba. Ia adalah festival kebangsaan, spiritualitas, dan cinta lingkungan.
Dalam pertemuan ini, umat Islam dari Sabang sampai Merauke bersatu dalam syiar dan merajut ukhuwah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bagi Papua Barat Daya, ini adalah panggung untuk menegaskan jati diri bahwa di ujung timur Indonesia, cahaya Al-Qur’an bersinar terang, membimbing langkah generasi muda menuju masa depan yang penuh harapan dan keberkahan. (Timo/red)
Papua
Walikota dan Wakil Walikota Sorong Hadiri STQH Nasional XXVIII di Sulawesi Tenggara

Kendari— Gema ayat suci menggema dari Tugu Religi Sulawesi Tenggara, menandai pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28, Sabtu malam (11/10), di Kota Kendari.
Ajang prestisius dua tahunan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menteri Agama RI Prof. Nasaruddin Umar, serta Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka.
Dengan mengusung tema “Syi’ar Al-Qur’an dan Hadis, Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan”, STQH Nasional XXVIII menjadi panggung harmoni keislaman yang menggabungkan nilai-nilai spiritual, sosial, dan ekologis.
Kafilah Provinsi Papua Barat Daya (PBD) mencuri perhatian saat tampil dalam defile pembukaan.
Mereka mengenakan busana batik Papua berwarna kuning gading, dipadu hijab senada dan mahkota khas bulu kasuari simbol kemuliaan dan identitas kultural.
Penampilan ini menjadi cerminan misi PBD untuk menghadirkan syiar Islam yang damai dan membumi, sekaligus mengangkat budaya lokal ke panggung nasional.
Kehadiran kafilah PBD mendapat dukungan penuh dari para tokoh dan pejabat daerah. Kepala Baperida sekaligus Ketua LPTQ PBD, Rahman, STP, hadir mewakili Gubernur Papua Barat Daya, didampingi Wali Kota Sorong Septinus Lobat, Wakil Wali Kota Sorong Anshar Karim, serta pejabat lainnya dari Kominfo PBD, Kemenag, dan Raja Ampat.
Rahman menegaskan, partisipasi Papua Barat Daya dalam STQH Nasional bukan sekadar kompetisi, tetapi juga bentuk komitmen daerah dalam membumikan Al-Qur’an, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan menyiapkan generasi Qurani yang unggul.
“Kami datang bukan hanya untuk berlomba, tetapi membawa semangat syiar, persaudaraan, dan kepedulian terhadap lingkungan. STQH ini adalah ruang strategis membentuk karakter generasi muda Papua Barat Daya yang religius, cerdas, dan mencintai tanah airnya,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Sultra Andi Sumangerukka mengajak seluruh kafilah dari 38 provinsi untuk menjadikan Kendari sebagai rumah bagi umat Qurani Indonesia.
Ia berharap STQH menjadi sumber kekuatan dalam mempererat persaudaraan dan meningkatkan kepedulian terhadap bumi.
Senada dengan itu, Menteri Agama RI menekankan bahwa STQH adalah sarana menanamkan nilai-nilai Qurani dalam konteks kebangsaan dan kemanusiaan. Menag juga mengangkat pentingnya kesadaran ekologis dalam Islam.
“Setiap ayat Al-Qur’an menyiratkan pesan ekologis. Merawat bumi adalah bentuk zikir, bagian dari ibadah. Ini relevan sekali dengan tantangan perubahan iklim yang kita hadapi saat ini,” tegasnya.
Sementara itu, Menko PMK Pratikno menyampaikan bahwa STQH mencerminkan wajah Islam Indonesia yang moderat, toleran, dan cinta damai. Ia menyoroti peran STQH dalam membangun generasi berakhlak dan menjaga kerukunan antarumat.
“Generasi Qurani yang tampil di sini adalah harapan bangsa. Mereka tak hanya menghafal dan melantunkan ayat, tapi juga menjiwai pesan-pesan keislaman yang mendorong harmoni sosial dan keberlanjutan lingkungan hidup,” ungkap Menko.
Bagi Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, partisipasi di STQH sejalan dengan visi membangun sumber daya manusia (SDM) unggul yang berkarakter.
Seperti ditegaskan dalam Asta Cita nasional, pengembangan SDM menjadi prioritas utama, dan STQH adalah salah satu media strategis untuk mewujudkannya melalui pendekatan spiritual dan kultural.
Kepala Dinas Kominfo PBD, Irma Riyani Soeleman, menyebut bahwa literasi Al-Qur’an dan penguatan nilai religius menjadi bagian penting dalam pembangunan daerah.
“Kegiatan ini membuka ruang bagi generasi muda Papua Barat Daya untuk bersinar di tingkat nasional. Lebih dari itu, kami ingin menanamkan nilai keimanan yang kokoh dan kecintaan terhadap lingkungan sejak dini,” katanya.
Papua Barat Daya sendiri akan mengikuti sembilan cabang lomba hingga 19 Oktober 2025 mendatang.
Harapan besar pun disematkan pada para peserta agar mampu tampil maksimal dan membawa pulang prestasi terbaik.
Puncak pembukaan ditandai dengan pemukulan dimba gendang tradisional oleh Gubernur Sultra, Menag, dan Menko PMK. Gema gendang berpadu dengan takbir dan sorak semangat dari ribuan peserta dan penonton yang memenuhi arena.
STQH Nasional XXVIII bukan sekadar lomba. Ia adalah festival kebangsaan, spiritualitas, dan cinta lingkungan.
Dalam pertemuan ini, umat Islam dari Sabang sampai Merauke bersatu dalam syiar dan merajut ukhuwah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bagi Papua Barat Daya, ini adalah panggung untuk menegaskan jati diri bahwa di ujung timur Indonesia, cahaya Al-Qur’an bersinar terang, membimbing langkah generasi muda menuju masa depan yang penuh harapan dan keberkahan. (Timo)
- Nasional4 hari ago
APBD Jebol untuk Gaji Pegawai, Jalan Rusak di Tulungagung Jadi Anak Tiri
- Nasional2 hari ago
Gizi atau Cemari?, MBG untuk Anak TK Tuai Kecaman di Tulungagung
- Nasional4 hari ago
Dua Orang di Tulungagung Dipukuli Usai Tolak Pemalakan, Aksi Brutal Terekam CCTV
- Nasional3 hari ago
Misteri Miliaran Rupiah, PPJ Disetor Rakyat, Jalan Tetap Gelap; Apakah Ada Tabir di BPKAD Tulungagung ?
- Jakarta3 minggu ago
Masa Depan Profesi Advokat Terancam: Dari Dewan Advokat Nasional hingga Advokat Jadi Penonton Persidangan
- Nasional3 minggu ago
PAD Terancam Bocor! Pungli Parkir Diduga Libatkan Oknum Dishub Tulungagung
- Nasional1 minggu ago
Usai KPK OTT Hibah Jatim, Aktivis Peringatkan “Prabowo Subianto Big Projects” Rawan Korupsi
- Nasional2 minggu ago
BPN Dinilai Abaikan Aksi Damai, Diminta Presiden Prabowo Turunkan Satgas Mafia Tanah ke Tulungagung