Jawa Timur
Pejuang Merah Putih (PMP) Meminta Doa dari Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung
TULUNGAGUNG, 90detik.com – Sebuah rombongan Pejuang Merah Putih (PMP) memohon doa kepada Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung pada hari Minggu, (4/8).
Rombongan tersebut diantaranya Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Letjen TNI (Purn) H. Djamari Chaniago, Letjen TNI (Purn) H. Agus Sutomo, Laksdya TNI (Purn) H. Didit Herdiawan, Mayjen TNI (Purn) H. Toni Hoesodo, dan Marsda TNI (Purn) H. Bambang Eko yang disambut dengan hangat oleh KH. Imam Mawardi Ridlwan dan keluarga pesantren Al Azhaar Tulungagung di ruang tamu pesantren Jl. Pahlawan Gg 3 no 40 Kedungwaru Tulungagung.
Menurut Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, kunjungan mereka adalah untuk meminta doa, serta menerima masukan dan nasehat dari Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung.
Pertemuan yang penuh kehangatan dan keakraban berlangsung selama 2 jam, di mana diskusi berlangsung dalam suasana santai.
Tujuan utama dari pertemuan tersebut adalah untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa agar Indonesia tetap beriman dan bertaqwa.
Abah Imam didampingi oleh sejumlah tokoh agama, antara lain KH. Baidlowi, KH. Gus Jalal, Kyai Burhan, Kyai Mahfudz, Gus Edy, Ustadz Heru Saifudin, dan Gus Sidqi.
Mereka menegaskan bahwa penting bagi para pemimpin bangsa untuk memilih pembantu dan teman dengan cermat, dengan standar kualitas yang meliputi amanah, kejujuran, dan loyalitas.

Caption Foto : Suasana pada saat foto bersama Pejuang Merah Putih (PMP) di Al Azhaar Tulungagung, Sabtu(4/8).
Selain itu, Abah Imam juga menekankan pentingnya para pemimpin untuk memilih orang-orang yang tidak terlibat dalam korupsi, dan siap bekerja keras demi kepentingan rakyat.
“Kualitas amanah, kejujuran, dan loyalitas harus menjadi standar dalam memilih teman dan pembantu pemerintah,” ujar Abah Imam.
Ketua Pendowo Jawa Timur, Letjen TNI (Purn) H. Agus Sutomo, menyatakan bahwa kunjungan PMP ke Pesantren Al Azhaar Tulungagung bertujuan untuk meminta doa, nasehat, serta menjalin komunikasi dengan pihak pesantren.
“Kami bersyukur dapat berkunjung dan bertemu dengan Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung. Sejak era prakemerdekaan, para pejuang selalu mendatangi pesantren untuk meminta doa. Para kyai juga merupakan pejuang kemerdekaan. Maka dari itu, PMP datang untuk bersilaturahim dan mencari doa dan nasehat,” jelas H. Agus.
Sebelum berakhir, Abah Imam menegaskan bahwa negara ini berhutang budi dan jasa pada pondok pesantren, yang telah ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Para pengasuh pesantren dengan tulus telah menanamkan semangat kemerdekaan demi cinta tanah air kita. Setelah kemerdekaan, pesantren memainkan peran penting sebagai penguat spiritual bagi para pemimpin bangsa, dan sebagai pengikat persatuan bangsa,” tegas Abah Imam.
“Warga pesantren selalu mendoakan bagi keselamatan para pemimpin bangsa, masyarakat, dan negara ini,” tambah Abah Imam.
Pertemuan ditutup dengan doa untuk keselamatan bangsa yang dipimpin oleh KH. Ali Wajak, diikuti dengan penyerahan cindera mata dari Abah Imam, serta foto bersama untuk mengabadikan momen tersebut. (Abdul/Red)