Jawa Timur

Pemilu Berazaskan Demokrasi Pancasila Kekeluargaan dan Jaga Persatuan Bangsa 

Published

on

TULUNGAGUNG, 90detik.com- Memperkenalkan visi dan misi dari calon pemimpin adalah melalui debat calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-cawapres), yang telah dilaksanakan oleh KPU RI.

Dalam beberapa debat yang telah berlangsung, banyak sekali orang yang tidak sejalan dengan program pasangan calon (Paslon) lain saling membuat opini sendiri. Bahkan sampai menimbulkan adanya dampak yang negatif, yaitu perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa.

KH Imam Mawardi Ridlwan, menyampaikan pandangannya mengenai hal diatas, dirinya menyampaikan seyogyanya para tokoh agama dan tokoh masyarakat membangun kehidupan demokrasi Pancasila dalam Pemilu 2024.

Keteduhan jiwa dan pikirannya akan mempertahankan tatanan berbangsa dan bernegara agar tidak retak dan saling bermusuhan.

“Pemahaman saya bahwa demokrasi Pancasila bukan demokrasi yang bersifat bebas tanpa aturan dan etika dalam berpendapat dan berdebat. Saya berharap para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang mampu memberikan tauladan demokrasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar KH Imam Mawardi Ridlwan Pengasuh Pondok Pesantren Al Azhaar yang akrab disapa Abah Imam ini, pada Kamis (25/1).

Masih, Abah Imam menyatakan tujuan menyampaikan demokrasi Pancasila, tentu saja tetap mewujudkan kedaulatan bangsa. Berbangsa itu Bhineka Tunggal Ika dan tumbuh saling mengayomi dan menghormati.

Pihaknya juga menjelaskan, saat ini dirinya belum melihat kedewasaan para paslon Capres-cawapres pada saat debat berlangsung. Dan hanya mempertontonkan kehebatan masing-masing paslon.

“Saya masih melihat belum muncul kedewasaan para capres dan cawapres di saat debat. Mereka disiapkan oleh para timses dan konsultan untuk mempertontonkan kehebatan dirinya dengan cara menyerang dan merendahkan. Dan yang lebih ironis mereka meninggalkan demokrasi Pancasila,”imbuhnya.

Menurutnya para tokoh yang terlibat debat capres-cawapres merancang pola debat saling serang, menghina dan menikam. Yang paling menikmati perilaku tersebut tentu saja asing dan aseng, karena debat yang menjatuhkan martabat diri akan ada dendam, fitnah bahkan perilaku arogansi serta permusuhan.

“Inilah yang dimanfaatkan asing dan asing untuk modal adu domba. Anak bangsa akan lemah karena saling serang,”tukas Abah Imam.

Abah Imam juga berharap, kepada para tokoh agama dan masyarakat seyogyanya menghindarkan diri masuk pada jebakan iblis yang merancang anak bangsa saling mengolok-olok. Dampaknya muncul saling serang dengan memberi julukan negatif para paslon yang akan jadi pemimpin bangsa.

“Cukup yang sudah terjadi tidak perlu dilanjut dan diulang. Kita anak bangsa wajib guyub rukun,” pungkasnya.(JK/Red)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version