KEDIRI, 90detk.com – Polres Kediri Kota Polda Jatim, bertempat di Dinas Pendidikan Kota Kediri melaksanakan kegiatan Sosialisasi tentang Anak Berhadapan dengan Hukum, Senin 06/5//2024)
Kegiatan tersebut dihadiri Kasat Binmas Polres Kediri Kota Iptu Darwati, S.H. Kabid Dikdas Diknas Pendidikan Kota Kediri dan dihadiri antara lain Kepala SMP se Kota Kediri, Kepala SD se Kota Kediri, Kepala MI se Kota Kediri dan tamu Undangan
Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, S.H., S.I.K , M.Si melalui Kasat Binmas Polres Kediri Kota Iptu Darwati, S.H. menyampaikan beberapa materi tentang ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum) berdasarkan Sistem Peradilan Pidana Anak pada kesempatan tersebut.
Dalam Prinsipnya bahwa Negara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan khusus terhadap ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum),
Untuk mewujudkan hal tersebut Indonesia telah membuat aturan terkait dengan peradilan Anak melalui undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang dimaksudkan untuk melindungi dan mengayomi Anak yang berhadapan dengan hukum, terang Kasat Binmas
“Agar Anak dapat menyongsong masa depannya yang masih panjang serta memberi kesempatan kepada Anak agar melalui pembinaan akan diperoleh jati dirinya untuk menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, dan berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara,” jelas Iptu Darwati.
Masyarakat harus berpartisipasi di lingkungannya agar anak di lingkungannya tidak berhadapan dengan hukum karena melakukan tindak pidana sekaligus juga menimbulkan anak korban kekerasan dan anak saksi tindak pidana.
Oleh karena itu masyarakat perlu didorong untuk mencegah agar anak tidak berhadapan dengan hukum, seperti tidak melakukan kekerasan terhadap anak, karena akibat kekerasan tersebut kemungkin anak melakukan kekerasan terhadap anak lainnya.
“Semua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan Anak serta memberikan perlindungan khusus kepada Anak yang berhadapan dengan hukum,”ucap Iptu Darwati
Dengan adanya pembekalan ini, tambah Iptu Darwati, diharapkan para tenaga pendidik dapat menyampaikan pada anak didiknya agar bisa memahami dampaknya serta sanksinya. Sehingga, diharapkan dapat mencegah adanya aksi bullying di sekolah ataupun di luar sekolah.
“Intinya kepada para tenaga pendidik atau guru untuk memberikan pemahaman terkait bahaya perundungan kepada anak didiknya. Ini lo bullying, kadang perbedaan itu masih belum bisa dipahami dan menyebabkan konflik antara anak agar anak tidak berhadapan dengan hukum,” tutupnya.(Red).