Jawa Timur

Silaturahmi Pengasuh Pondok Pesantren di Tulungagung: Memperkuat Ukhuwah di Tengah Tantangan Sosial

Published

on

TULUNGAGUNG,- Dalam upaya menjaga keharmonisan ukhuwah Islamiyah, basariyah, dan watoniyah, puluhan pengasuh Pondok Pesantren di Tulungagung menggelar acara silaturahmi di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Asrama Sunan Gunung Jati, Ngunut, Tulungagung, pada Senin (6/1) malam.

Acara tersebut dihadiri oleh sebagian besar pengasuh pesantren yang saling bertukar pikiran dan pengalaman dalam mendidik generasi muda dan umat di lingkungan masing-masing.

Dalam wawancaranya, KH. Hadi Mahfud, pengasuh Pesantren Melaten Tulungagung, menjelaskan bahwa silaturahmi ini merupakan langkah penting untuk mempererat tali persaudaraan antar pengasuh pesantren dalam menyikapi persoalan moral umat yang belakangan ini dinilai bobrok dan penuh caci maki, jauh dari tuntunan Salafus Shalih dalam menyikapi perbedaan.

“Kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berilmu. Melalui silaturahmi ini, kita dapat saling mendukung dan mengingatkan umat, terutama dalam berinteraksi di media sosial,” ungkapnya.

Kiyai Makrus Maryani, pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Ngunut, juga menjelaskan pentingnya kegiatan ini.

“Silaturahmi seperti ini bukan sekadar pertemuan, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat komitmen kita dalam menjaga nilai-nilai Islam dan mendidik santri agar menjadi contoh yang baik di masyarakat. Kami berharap, dengan adanya silaturahmi antar pengasuh pesantren, kita bisa lebih efektif dalam menyebarkan kebaikan,” terangnya.

Kyai Syafi’ Mukarrom, pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Bandung, menuturkan bahwa silaturahmi ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan para pengasuh pondok pesantren terhadap kondisi masyarakat yang diadu domba akibat perbedaan pendapat mengenai isu nasab, yang berpotensi memecah belah ukhuwah.

Oleh karena itu, sangat perlu bagi para kyai untuk menyerukan kepada masyarakat untuk mendahulukan sikap saling menghormati, mengedepankan akhlakul karimah, serta menghentikan caci maki dan ujaran kebencian.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial, demikian antara lain yang tertuang dalam pernyataan sikap para pengasuh pondok pesantren.

Sementara itu, Kiyai Toha Maksum, SH, M.Pd, pengasuh Pondok Pampang Kamulyan Pakel Tulungagung sekaligus advokat muda, menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan harmonisasi ukhuwah antar umat dan organisasi.

Semua warga memiliki hak yang sama untuk berorganisasi dan berdakwah yang dilindungi oleh undang-undang.

“Kami ingin mengajak semua pengasuh pesantren untuk bersinergi dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Dengan duduk bersama, semoga pengasuh pesantren dapat menjadi contoh harmonisasi umat beragama di tanah air dan memberikan dampak manfaat yang lebih besar bagi umat,” ujarnya.

Acara silaturahmi ini diakhiri dengan doa bersama, yang diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk kolaborasi yang lebih erat antar pengasuh pesantren di Tulungagung serta meningkatkan ukhuwah ahlussunah wal jamaah di kalangan pengasuh dan santri. (DON-red)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version