Connect with us

Jawa Timur

Kepemimpinan Baru Kota Blitar Fokus Tekan Pengangguran dan Tingkatkan Pelayanan Publik

Published

on

BLITAR,- DPRD Kota Blitar melaksanakan rapat paripurna acara serah terima jabatan (Sertijab) yang dilaksanakan di Gedung Paripurna DPRD Kota Blitar dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, sebagai perwakilan Gubernur Jawa Timur, pada Selasa (04/03).

Prosesi khidmat ini menandai akhir kepemimpinan Santoso dan Tjutjuk Sunario, serta awal babak baru pembangunan di bawah visi Siap Kerja, Akselerasi, Efisiensi (SAE) yang diusung Syauqul-Elim.

Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar terpilih, Syauqul Muhibbin S.H.I dan Elim Tyu Samba, secara resmi memulai masa jabatan untuk periode 2025- 2030 mereka setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

Rapat tersebut dipimpin oleh Ketua DPRD Kota Blitar Sharul Alim mengapresiasi komitmen tim baru. Kesempatan ini, ia mengungkapkan pelaksanaan ini menandakan awal perubahan.

“Ini bukan sekadar serah terima jabatan, tapi awal perjuangan untuk menjawab harapan masyarakat yang menginginkan perubahan,” katanya.

Sementara itu, Syauqul usai pelantikan, menyoroti angka pengangguran sebagai tantangan utama. Ia menegaskan komitmen untuk segera menangani persoalan pengangguran yang mencapai 5,11% serta meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam 100 hari pertama pemerintahannya.

Walikota Blitar Syauqul Muhibbin bersama Wakil Walikota Elym Tyu Samba, saat menyampaikan keterangan pers, usai Sertijab (dok/JK).

“Kami akan menggali potensi investasi dan mempercepat program pelatihan kerja gratis bagi warga. Bagi investor yang membuka lapangan kerja di Kota Blitar, kami siap mempermudah perizinan dan menjamin kerjasama yang saling menguntungkan,” tegasnya.

Pihaknya juga mengatakan, ada beberapa program unggulan yang akan dijalankan adalah Pelatihan Siap Kerja, di mana pemkot akan melatih calon tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar.

“Jika ada perusahaan yang membutuhkan keterampilan tertentu, kami akan melatih masyarakat secara gratis agar mereka siap diserap,” tambah Mas Ibin panggilan karib Walikota Blitar.

Selain itu, efisiensi anggaran di sektor non-prioritas akan dialihkan ke program yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat, seperti infrastruktur dasar dan bantuan UMKM.

Meski belum merinci target persentase penurunan pengangguran, ia optimis program terpadu akan membuahkan hasil dalam waktu dekat.

“Visi SAE kami rancang untuk menyiapkan SDM yang adaptif dengan kebutuhan industri. Kami juga akan menjaga stabilitas inflasi agar pertumbuhan ekonomi tetap terkendali,” tandasnya.

Masyarakat Blitar kini menantikan realisasi janji kerja kepemimpinan baru ini. Dengan segudang program andalan, harapan akan terciptanya lapangan kerja dan pelayanan publik yang efisien semakin mengemuka.

Kabar baiknya, acara ini juga diramaikan dengan penandatanganan komitmen bersama antara Pemkot dan pelaku usaha untuk membuka 1.000 lowongan kerja pada kuartal pertama 2025.

Sementara itu, Sekda Jatim Adhy Karyono dalam sambutannya mendorong kolaborasi antara Pemkot dan Pemprov.

“Penanganan pengangguran dan inflasi harus dilakukan dengan inovasi pelayanan publik yang responsif. Kami harap kepemimpinan baru bisa membawa Kota Blitar ke level yang lebih kompetitif,” ujarnya.
(JK-RED)

Jawa Timur

Pasca Pidato Kenegaraan, DPRD Kab. Blitar Serukan Sinergi Eksekutif-Legislatif dan Berantas Tambang Ilegal

Published

on

BLITAR – Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Blitar yang dilaksanakan untuk mengikuti pidato kenegaraan Presiden RI di HUT ke-80, pada Jumat (15/8), tak hanya diwarnai seruan sinergi eksekutif dan legislatif.

Usai mengikuti kegiatan tersebut Wakil Ketua II DPRD, Ratna Dewi Nirwana Sari dengan didampingi Wakil Ketua I M Rifa’i, menyinggung tegas soal tambang ilegal hingga merespons isu panas hubungan kurang harmonis antara legislatif dan eksekutif di Bumi Penataran.

Ia juga menyampaikan bahwa pesan utama pidato Presiden Prabowo Subianto menekankan kesatuan antara eksekutif dan legislatif.

“Keputusan legislatif tidak untuk melemahkan pemerintahan, tapi menjadi satu kesatuan. Kami di daerah wajib menyukseskan program prioritas presiden dengan tetap menyesuaikan kebutuhan rakyat,” ungkapnya saat menyampaikan keterangan pers pada awak media.

Terkait tambang ilegal yang disinggung Presiden, Ratna menegaskan pemerintah daerah harus bergerak sejalan dengan kebijakan pusat.

“Sudah ada regulasi baru agar Kabupaten Blitar bisa memaksimalkan APBD dari sektor tambang legal. Tambang ilegal jelas merugikan negara,” tegasnya.

Soal rumor hubungan kurang harmonis dengan eksekutif, Ratna memberi penegasan singkat, komunikasi dan sinergi tetap akan dijaga demi kepentingan masyarakat.

Sebagai informasi, rapat yang dipimpin Wakil Ketua I M. Rifa’i, Wakil Ketua II Ratna Dewi Nirwana Sari, dan Wakil Ketua III Susi Narulita Kumala Dewi ini dihadiri Bupati Blitar Rijanto, Wakil Bupati Beky Herdiyansyah, jajaran kepala OPD, Forkopimda, serta tamu undangan.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan seruan semangat kemerdekaan dari pimpinan DPRD.

“Dirgahayu Republik Indonesia! Semoga semangat juang para pahlawan menginspirasi kita untuk terus bersatu dan membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,” pungkasnya.
(JK/Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Jawa Timur

Panggung Edukasi Njotangan Resmi Didirikan, Wadah Pembelajaran Inklusif dari SMKN 1 Rejotangan untuk Masyarakat

Published

on

TULUNGAGUNG — Sebuah inisiatif inovatif dari Komite SMKN 1 Rejotangan resmi diluncurkan pada Kamis, 14 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pramuka.

Panggung Edukasi Njotangan, demikian nama gerakan tersebut diresmikan oleh Ketua Komite Sekolah, Kyai Samsudin, dan diserahkan langsung kepada Kepala SMKN 1 Rejotangan, Dr. Santika, S.Pi, M.Si, dalam sebuah acara yang penuh makna dan antusiasme.

Lahir dari gagasan sederhana namun bercita-cita besar, Panggung Edukasi Njotangan bertujuan menghadirkan proses belajar yang hidup dinamis dan menyatu dengan kehidupan masyarakat.

Terinspirasi dari pengamatan Dr. Santika terhadap keterbatasan kegiatan edukatif yang selama ini banyak terkungkung dalam ruang kelas dan forum formal muncullah ide untuk menciptakan ruang pembelajaran yang lebih terbuka inklusif dan memberdayakan.

“Kami ingin menciptakan ruang di mana siapa pun bisa belajar, siapa pun bisa mengajar. Pengetahuan tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat formalitas,” ungkap Dr. Santika dalam sambutannya.

Nama “Panggung Edukasi Njotangan” dipilih dengan penuh pertimbangan.

Panggung” menggambarkan tempat mengekspresikan diri menampilkan karya, dan menyebarkan inspirasi, sementara “edukasi” mencerminkan semangat pembelajaran yang membawa perubahan positif.

Gabungan keduanya menjadi simbol ruang interaktif yang mengajak semua kalangan untuk terlibat aktif dalam berbagi ilmu keterampilan dan pengalaman.

Kegiatan ini dirancang sebagai program berkala yang tidak hanya bersifat edukatif tetapi juga kreatif dan menghibur.

Mulai dari diskusi interaktif demonstrasi keterampilan hingga pertunjukan seni yang sarat makna edukatif akan menjadi bagian dari sajian utama Panggung Edukasi.

Audiens tidak hanya menjadi penonton tetapi juga peserta aktif dalam proses pembelajaran.

Lebih dari sekadar acara, Panggung Edukasi Njotangan adalah sebuah gerakan upaya nyata untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.

Dengan konsep yang fleksibel dan konten yang variatif, inisiatif ini diharapkan menjadi motor penggerak semangat belajar dan budaya berbagi ilmu di kalangan pelajar dan masyarakat Rejotangan secara luas.

“Kami ingin menunjukkan bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja oleh siapa saja dan kapan saja. Setiap orang punya potensi untuk berdiri di panggung ini dan menjadi inspirasi bagi orang lain,” tambah Kyai Samsudin.

Ke depan, SMKN 1 Rejotangan berharap Panggung Edukasi Njotangan dapat menjadi simbol perubahan bahwa pendidikan tidak hanya soal kurikulum dan nilai tetapi juga tentang keterlibatan semangat dan keberanian untuk berbagi. (DON/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Rapat Paripurna DPRD Blitar Gagal Gara-Gara Tak Kuorum, LSM LASKAR: Memalukan dan Rakyat Jadi Korban

Published

on

BLITAR,- Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Blitar yang dijadwalkan membahas APBD Perubahan Tahun Anggaran 2025 di Graha Paripurna, pada Jum’at (08/08), terpaksa batal dilaksanakan.

Penyebabnya, mayoritas anggota dewan tidak hadir sehingga forum tidak memenuhi syarat kuorum.

Akibatnya, Bupati Blitar gagal menyampaikan penjelasan resmi terkait hal tersebut. Padahal, jajaran pejabat Pemkab Blitar hadir lengkap, mulai dari Sekretaris Daerah, kepala OPD, hingga staf ahli.

Suasana saat rapat paripurna, DPRD Kabupaten Blitar yang gagal terlaksana karena tidak kourum, (dok/JK)

Kondisi ini memicu kritik pedas dari Ketua LSM LASKAR, Swantantio Hani Irawan. Ia menyebut, mangkirnya para wakil rakyat di agenda sepenting ini adalah kemunduran serius dalam tata kelola pemerintahan daerah.

“Ini memalukan. Bagaimana masyarakat mau percaya kalau urusan sepenting pembahasan perubahan anggaran saja batal hanya karena tidak kuorum? Ini menyangkut hajat hidup rakyat,” tegas Tiyok panggilan karibnya.

Menurutnya, agenda ini merupakan pondasi penyusunan APBD. Jika pembahasannya molor, maka program pembangunan dan pelayanan publik berpotensi ikut tertunda.

“Rakyat memilih mereka untuk bekerja, bukan mangkir di saat dibutuhkan,” tambahnya.

Tak hanya itu, Tiyok juga menyoroti kabar adanya rumor “matahari kembar” di eksekutif hubungan panas antara bupati dan wakilnya disebut turut memperkeruh koordinasi dengan legislatif.

Bahkan, hubungan antara bupati dengan partai pengusung utama dikabarkan mulai renggang.  Selain itu kegagalan rapat paripurna ini menjadi potret bagaimana tarik-menarik kepentingan politik kerap mengorbankan kepentingan publik.

”Amat disayangkan rakyat hanya jadi penonton dan masih menunggu realisasi pembangunan seperti perbaikan jalan, bantuan pertanian, dan pelayanan publik yang layak. Sementara para elit sibuk berkonflik, dan rakyat yang dikorbankan,” tegasnya.

Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi, usai menutup acara tersebut mengatakan seluruh anggota sudah menerima undangan resmi jauh-jauh hari. Dan rapat akan dilaksanakan setelah menunggu dari Badan Musyawarah (Bamus)

“Sesuai tata tertib DPRD, karena jumlah anggota yang hadir tidak memenuhi kuorum, rapat ditunda menunggu keputusan Badan Musyawarah (Banmus),” ujarnya.(JK/Red)

Continue Reading

Trending