TULUNGAGUNG, 90detik.com — Isu main mata yang mencoreng keputusan Partai Gerindra di Tulungagung telah menjadi pembicaraan hangat di kalangan politisi dan masyarakat luas.
Informasi yang bocor pada malam 17 Agustus 2024 telah mengganggu kestabilan internal partai, memicu spekulasi tentang adanya tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini menjadi landasan Partai Gerindra.
Saksi mata yang hadir dalam proses penetapan rekomendasi calon pemimpin turut mengungkapkan ketidakadilan yang terjadi dalam pergantian nama calon yang telah diumumkan sebelumnya.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai integritas partai yang selama ini dijunjung tinggi.
Perwakilan PAC Partai Gerindra di Tulungagung dengan tegas mengecam tindakan yang dinilai merusak komitmen partai.
Mereka menuntut kejelasan dan keadilan dalam menangani situasi ini demi menjaga integritas partai.
Dampak dari konflik internal ini dirasakan oleh para relawan dan pendukung setia partai, yang khawatir akan ancaman disintegrasi partai di tingkat daerah.
Namun, dalam menghadapi situasi yang semakin kompleks, pihak terkait dalam partai masih bersikap tenang dan berusaha mencari solusi bijaksana untuk menjaga soliditas partai di tengah badai politik yang sedang terjadi.
Okky Anggoro, seorang relawan 08 Tulungagung, menduga adanya permainan di DPD Provinsi Jawa Timur terkait hal ini.
“Saya menduga, ini pasti ada permainan di DPD Gerindra Jawa Timur terkait rekomendasi, karena setahu saya, Rapimnas itu dasarnya mengusung kader sendiri, bukan dari kader lain,” ujarnya pada Minggu (18/8).
Sementara itu, Ahmad Baharudin, salah satu kader partai yang diundang untuk menjadi calon Wakil Bupati, menolak tawaran tersebut dengan alasan bahwa ia telah berjuang keras untuk mengangkat citra partai hingga ke titik sekarang.
“Meskipun saya dipaksa, saya tetap menolak dan tidak menerima penawaran untuk menjadi calon Wakil Bupati, karena saya pernah berjuang keras untuk meningkatkan perolehan kursi Gerindra dari 5 menjadi 8 kursi, dan saya juga berjuang bersama dalam kemenangan Pilpres kemarin sebesar 68%,” tegasnya.
Selain itu, Baharudin juga menegaskan bahwa kepatuhan pada keputusan partai adalah hal yang mutlak.
Namun, ia juga menyampaikan permintaan maaf atas ketidakcocokan antara harapan dan realitas yang sedang terjadi.
Semua pihak diharapkan dapat menemukan solusi terbaik guna menjaga harmoni dan soliditas partai, serta menghadapi perhelatan politik yang semakin mendekat dengan langkah yang baik dan bijaksana. (Abd/Red)
Editor: Jk