TULUNGAGUNG, 90detik.com-Fenomena hitung cepat (Quick Count) dalam pesta demokrasi baik ditingkat Pilkada maupun Pilpres bermunculan. Pelaksanaan yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat, ini juga tak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adanya hal tersebut, menurut KH. Imam Mawardi Ridlwan bahwa lembaga yang menyelenggarakan ‘Exit Poll’ ataupun ‘Quick Count’ hanya membantu masyarakat Indonesia untuk melihat kecenderungan arah pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden.
“Exitpoll dan Quick Count hanyalah alat bantu saja. Bukan hasil yang dapat dijadikan alat bukti kemenangan,” ujar KH Imam Mawardi Ridlwan, pada Jumat (16/02/2024).
Tokoh ulama yang akrab disapa Abah Imam ini menjelaskan, dua metode tersebut sebagai alat bantu hitung cepat hasil pesta demokrasi. Exitpoll dengan metode bertanya pada pemilih setelah selesai memilih. Sedangkan quick count ada metode hitung cepat dari hasil yang sudah dihitung diambil acak kemudian diolah.
“Rakyat terbantu oleh lembaga atau kelompok masyarakat sipil yang independen bekerja keras menyelenggarakan exit poll dan quick count. Masyarakat Indonesia sudah masuk pada masyarakat yang modern yaitu selalu tabayyun dan tidak terjangkit mudah provokasi paska pesta demokrasi,” jelas Abah Imam yang juga sebagai Sekretaris IPHI Jawa Timur ini.
Abah Imam juga mengatakan, masyarakat tentunya tetap akan menunggu hasil hitungan manual KPU. Bahwa metode hitung cepat paling tidak adalah ada hasil sementara.
Untuk itu, sabar dan “ojo kesusu, sing sabar”(jangan tergesa-gesa, yang sabar).
“Jadi hanya perkiraan hasil saja. Sifatnya adalah perkiraan hasil suara sebelum penghitungan manual oleh KPU selesai. Semua sabar menunggu hasil manual KPU,” imbuhnya.
Abah Imam juga menyatakan dengan dinamika yang modern, serta masyarakat saat ini yang membutuhkan informasi cepat.
Hal inilah, yang menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan hasil dari mayoritas pemilih.
“Apakah itu perlu dan diperlukan?, kedua cara tersebut. Karena masyarakat modern itu masyarakat instan akan berupaya mengetahui hasil pemilihan cepat sebelum pengumuman resmi,”ucapnya.
Yang sangat penting adalah peran serat masyarakat mengawasi KPU agar jurdil tidak berbuat kecurangan. Hitungan cepat baik itu Exitpoll dan Quick Count’ dapat membantu untuk mencegah kecurangan.
Bahkan, menurutnya lembaga atau masyarakat sipil yang independen selalu jujur dalam melakukan Exitpoll dan Quick Count. Karena metode tersebut tentu diharapkan dapat membantu mendeteksi jika manipulasi suara dari oknum.
Tak menutup kemungkinan dalam setiap Pilkada atau Pemilu selalu saja ada oknum memanfaatkan kelemahan sistem. Sehingga cenderung berbuat kurang jujur, tidak amanah dan tidak adil.
“Semua masyarakat seyogyanya selalu sabar untuk menanti semua proses berjalan jurdil,” pungkasnya.
(JK/Red)