Connect with us

Jawa Timur

Ketua Prodi Komunikasi UMM Apresiasi Kinerja Polda Jatim Jaga Kondusifitas Pemilu 2024

Published

on

MALANG, 90detik.com Dalam komunikasi politik, Provinsi Jawa Timur sedang menghadapi ujian berat dalam Pilpres kali ini.

Meski demikian, Ketua Prodi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Nasrullah, mengapresiasi kinerja Kepolisian, khususnya Polda Jawa Timur yang berhasil menjaga kondusifitas di tengah-tengah tarikan isu kenetralannya.

Apresiasi itu diungkapkan Nasrullah pada acara pra-launching buku “Jurnalisme Profetik Perspektif Islam Berkemajuan”, di Malang, Sabtu (13/1).

“Jika kita melihat beragam isu yang ada di Jawa Timur menjelang Pemilu ini termasuk di tengah-tengah tarikan isu kenetralan, saya sangat mengapresiasi kinerja Polda Jatim beserta jajarannya yang menurut saya masih bisa mengendalikan kondusifitas Jawa Timur secara umum,”ujar Nasrullah.

Dinamika Jatim juga diwarnai oleh diberhentikannya ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar oleh PBNU. Tak pelak publik menilainya penuh dengan aroma politik.

Untuk menjaga agar Pilpres tetap kondusif, Nasrullah menyarankan agar aparat tidak perlu terlalu represif terhadap ungkapan-ungkapan spontan masyarakat, termasuk di media sosial.

“Memonitor potensi konflik itu sangat penting dan perlu, tetapi tidak perlu berlebihan,”ujar Ketua Prodi Komunikasi UMM ini.

Nasrullah menyebut Jawa Timur dinilai sebagai provinsi paling dinamis menjelang Pemilu Presiden 2024.

Selain jumlah pemilih terbanyak setelah Jawa Barat, berbagai isu sering muncul dari provinsi ini.

Tokoh-tokoh sentral Jatim yang menjadi opinion leader nasional juga memiliki andil di Pilpres 2024 yang diikuti tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Menurut Nasrullah, Jawa Timur merupakan provinsi dengan fragmentasi masyarakat yang paling majemuk.

Budayanya terbentang dari kultur Mataraman, Tapal Kuda, Madura, hingga budaya Arek.

Hal ini mempengaruhi cara berkomunikasi yang lebih low-context. Gaya komunikasi ini dinilainya lebih terbuka, blak-blakan, tetapi cenderung tidak menyimpan dendam.

“Budaya semacam itu menjadi modal sosial yang baik. Pisuhan dan gojlokan, misalnya, tidak selalu berkonotasi negatif malah sebagai simbol keakraban,” ungkapnya.

Pada pra-launching buku “Jurnalisme Profetik Perspektif Islam Berkemajuan” ini Ketua Prodi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Nasrullah mengungkapkan akan dibahas pula tentang fenomena keamanan dan ketertiban berkomunikasi.

Termasuk di dunia digital menjelang Pilpres 2024. Jurnalisme profetik diharapkan menjadi alternatif menjaga marwah dan kepercayaan publik pada media penyampai berita. (Red)

Jawa Timur

Polisi Gelar Razia Pengemudi Usai Pesta Halloween di Surabaya, Antisipasi Laka Lantas

Published

on

SURABAYA – Polrestabes Surabaya Polda Jatim menggelar razia di kawasan Jalan Gubernur Suryo pada Sabtu (1/11/2025) dini hari.

Operasi ini bukan hanya memeriksa kelengkapan surat kendaraan seperti SIM dan STNK, tetapi juga menyoroti kadar alkohol para pengemudi yang baru saja pulang dari pesta kostum seram.

Pantauan di lokasi menunjukkan petugas dari Satlantas Polrestabes Surabaya fokus menghentikan kendaraan roda empat yang melintas.

Sejumlah pengemudi bahkan masih mengenakan atribut pesta Halloween lengkap dengan riasan wajah menyeramkan yang mulai luntur, tanda baru saja usai berpesta.

Razia berlangsung sejak pukul 00.55 hingga 02.00 WIB dan menghasilkan temuan mengejutkan.

Polisi mendapati berbagai jenis minuman keras, mulai dari bir hingga arak, di beberapa kendaraan.

Tak sedikit pula pengemudi yang terindikasi berada di bawah pengaruh alkohol.

Wakasatlantas Polrestabes Surabaya, Kompol Su’ud, menegaskan bahwa operasi ini dilakukan sebagai langkah pencegahan terhadap potensi kecelakaan lalu lintas akibat pengaruh alkohol.

“Beberapa waktu lalu, ada kecelakaan tunggal yang ternyata pengemudinya dalam pengaruh alkohol. Makanya, malam ini kita gelar razia khusus mobil untuk tes kandungan alkohol,” ujar Kompol Su’ud.

Puluhan pengemudi menjalani pemeriksaan menggunakan alat breathalyzer.

Dari sekitar 40 hingga 45 pengemudi yang diperiksa, mayoritas menunjukkan kadar alkohol 0,0.

“Ada 40 sampai 45 pengemudi yang kita periksa. 90% menunjukkan 0,0 alkohol,” jelas Su’ud.

Namun, sekitar 10 persen pengemudi terdeteksi mengonsumsi alkohol meski dengan kadar rendah.

Kepolisian memberikan teguran simpatik kepada mereka sebagai bentuk edukasi.

Di antara para pengemudi tersebut, satu orang dinyatakan positif dengan kadar alkohol 0,08.

Polisi menilai kondisi tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan berkendara.

“Kita dapati satu pengemudi dengan kandungan alkohol 0,08. Ini sangat membahayakan! Kita langsung tilang dan antar pulang ke rumah. Kita pastikan sampai rumah dengan selamat, baru kita tilang berdasarkan Pasal 283,” ungkap Su’ud.

Selain menilang pengemudi tersebut, petugas juga menemukan sejumlah minuman keras di beberapa kendaraan.

Barang bukti itu tidak seluruhnya disita karena sebagian merupakan bawaan kerja.

“Tadi rekan-rekan juga memeriksa barang bawaan. Ada yang membawa bir karena profesinya di restoran. Ada juga arak yang kita tahan karena belum diminum,” tambahnya.

Kompol Su’ud menegaskan bahwa operasi ini merupakan langkah pre-emptive Polrestabes Surabaya untuk memberikan efek jera kepada masyarakat.

Menurutnya, pesta boleh dilakukan, namun keselamatan di jalan raya harus tetap menjadi prioritas utama.

“Razia ini langkah awal untuk mengingatkan masyarakat. Kita juga akan berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya untuk memberikan penyuluhan di tempat-tempat hiburan malam. Boleh pesta, tapi keselamatan harus diperhatikan!” pungkasnya.

Razia pengemudi mabuk pasca Halloween di Surabaya menjadi pengingat penting bagi masyarakat akan bahaya mengemudi di bawah pengaruh alkohol.

Tindakan tegas dan humanis dari kepolisian menunjukkan komitmen dalam menjaga keselamatan pengguna jalan, khususnya di momen-momen perayaan malam seperti Halloween. (DON/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Lepas Jalan Sehat “Santri Sarungan“, Wawali: Semangat Juang Kini dengan Ilmu dan Karya”

Published

on

KEDIRI – Meriahkan Hari Santri Nasional 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri melaksanakan Jalan Sehat Santri Sarungan. Antusiasme tinggi terlihat dalam acara yang secara resmi dilepas oleh Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin Thoha. Ribuan santri dan warga Kota Kediri memadati Taman Tirtayasa, pada Minggu (2/11). Acara ini turut dimeriahkan pagelaran Barongsai.

Acara yang berlangsung meriah dan tertib ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat, di antaranya Ketua TP PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad, Rais Syuriah PCNU Kota Kediri KH. Abdul Hamid Abdul Qodir, Ketua PCNU Kota Kediri KH. Abu Bakar Abdul Jalil (Gus AB), serta perwakilan dari kepolisian dan jajaran organisasi keagamaan se-Kota Kediri.

Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Gus Qowim ini menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar aktivitas jasmani, melainkan juga bentuk peneguhan semangat persatuan dan napak tilas perjuangan para santri.

“Hari ini kita bukan hanya berjalan bersama, tetapi juga meneguhkan semangat persatuan dan perjuangan santri. Melalui sarung yang kita kenakan, kita mengenang jejak para kiai, para santri, dan para pejuang yang dengan tekad, keikhlasan, serta semangat persatuan mengawal Indonesia hingga merdeka,” ujarnya.

Gus Qowim menekankan bahwa semangat perjuangan tersebut harus terus dilanjutkan dengan cara yang relevan di era kekinian. Perjuangan, menurutnya, telah bergeser dari mengangkat bambu runcing menjadi menguasai ilmu, membangun akhlak, dan menciptakan karya nyata.

“Perjuangan kita sekarang adalah membangun Kota Kediri agar semakin MAPAN (Maju, Agamis, Produktif, Aman, dan Ngangenin),” tegasnya.

Ia menambahkan, acara Jalan Sehat Santri Sarungan merupakan cerminan identitas Kota Kediri sebagai kota yang religius dan rukun. Melalui kegiatan ini, masyarakat meneguhkan jati diri kolektif mereka.

“Kita tunjukkan bahwa santri dan masyarakat Kota Kediri itu maju dalam kebersamaan, agamis dalam menjaga nilai luhur, produktif dalam berkarya, aman dalam kerukunan, dan tentu ngangenin karena suasana guyub, rukun dan penuh kebahagiaan selalu dirindukan,” paparnya.

Kesempatan ini, Wakil Wali Kota menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kediri dan seluruh pihak yang terlibat dalam kesuksesan acara tersebut.

Harapannya, semangat kepesantrenan dan keikhlasan para santri dapat terus menyala dalam dada setiap insan, menjadi penuntun langkah dan cahaya bagi kemajuan bangsa. (JK/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Kota Kediri Salurkan Bantuan Pangan ke 26.451 Keluarga, Sasar Warga Paling Rentan

Published

on

KEDIRI – Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, bersama Perum Bulog Cabang Kediri, mulai menyalurkan Bantuan Pangan Pemerintah kepada 26.451 Penerima Bantuan Pangan (PBP) di wilayahnya. Penyaluran ini merupakan bagian dari program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang diluncurkan serentak di seluruh Indonesia.

Kick-off penyaluran di Kota Kediri dipusatkan di Kelurahan Kemasan pada Kamis (30/10), dihadiri langsung oleh Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati. Sebanyak 218 warga penerima manfaat di kelurahan tersebut menjadi simbolis penerima pertama.

Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Perum Bulog Cabang Kediri Harisun, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Hery Purnomo, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Un Ahmad Nurdin, Kepala Dinas Sosial Imam Muttakin, serta Lurah Kemasan Joko Purnomo.

“Pembagian ini dilakukan serentak. Masing-masing warga yang tergolong dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTSEN) Kemensos desil 1-5 akan mendapat bantuan berupa beras 20 kg dan minyak goreng 4 liter untuk alokasi dua bulan, Oktober dan November. Nantinya bantuan ini akan terdistribusi hingga akhir November 2025,” terang Wali Kota yang akrab disapa Mbak Wali.

Wali Kota juga menyampaikan apresiasi kepada Perum Bulog dan seluruh jajaran pemerintah yang terlibat. Ia berpesan agar bantuan ini dimanfaatkan dengan bijak oleh masyarakat.

“Pesan saya untuk masyarakat yang menerima bantuan, gunakan bantuan pangan ini semaksimal mungkin. Harapannya bantuan pangan ini tidak dijual, melainkan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari keluarga,” tandasnya.

Salah satu penerima manfaat, Ipung Winingsih, warga Kelurahan Kemasan, mengungkapkan rasa syukurnya.

“Terima kasih Mbak Wali atas bantuan beras dan minyak goreng ini. Sangat bermanfaat bagi saya untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari,” ujarnya.

Berdasarkan data DTSEN Kemensos, jumlah penerima bantuan di Kota Kediri pada periode ini mencapai 26.451 PBP. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan alokasi Juni-Juli 2025 yang sebanyak 26.830 PBP.

Program bantuan pangan ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi masyarakat pra-sejahtera sekaligus memperkuat ketahanan pangan di tingkat daerah.(JK/Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Trending