Nasional
Lawan Kapitalisme Gelap, Haidar Alwi: Bea Cukai Milik Rakyat, Bukan Mafia
Jakarta— Tokoh masyarakat dan pendiri Haidar Alwi Care serta Haidar Alwi Institute, R. Haidar Alwi, menegaskan pentingnya peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai benteng kedaulatan ekonomi bangsa.
Menurutnya, lembaga ini bukan hanya instrumen teknis fiskal, tapi juga garda ideologis yang harus berpihak pada rakyat, bukan pada mafia dan kapitalisme gelap.
“Bea Cukai adalah pintu gerbang ekonomi bangsa. Jika dijaga dengan integritas, rakyat terlindungi dari penjarahan ekonomi. Mafia perdagangan tak lagi leluasa merampok kekayaan negeri,” ujar Haidar.
Bea Cukai untuk Rakyat, Bukan untuk Elit.
Data Kementerian Keuangan mencatat kontribusi Bea Cukai mencapai lebih dari Rp300 triliun pada 2024, sekitar 20% dari total penerimaan negara.
Namun bagi Haidar, angka tersebut harus dilihat lebih dari sekadar capaian fiskal.
“Setiap rupiah itu adalah darah rakyat. Harus kembali untuk subsidi, pendidikan, kesehatan, dan pangan murah. Bukan masuk ke kantong mafia atau elite yang mengangkangi sistem,” tegasnya.
Ia juga mengkritik persepsi publik yang kerap hanya mengenal Bea Cukai dari pemeriksaan bandara, padahal peran strategis lembaga ini jauh lebih besar menjaga kedaulatan ekonomi dan melindungi hasil kerja rakyat.
Gebrakan Nyata, Tapi Masih Ada PR Besar.
Di bawah kepemimpinan Djaka Budhi Utama, Bea Cukai melakukan sejumlah operasi besar dari penindakan ratusan juta batang rokok ilegal, penggagalan penyelundupan beras dan gula, hingga penangkapan dua ton sabu—yang disebut sebagai terbesar dalam sejarah Indonesia.
“Ini bukan operasi biasa, Ini perang kelas melawan mafia yang hendak merampas hak rakyat,” kata Haidar.
Namun ia juga menyoroti isu-isu internal, seperti penempatan perwira militer di posisi strategis yang dianggap mengaburkan semangat reformasi birokrasi sipil, serta dugaan permintaan dana operasional yang membebani masyarakat.
Tiga Agenda Revolusioner untuk Bea Cukai.
Haidar Alwi mengajukan tiga langkah mendasar untuk menjadikan Bea Cukai benar-benar berpihak pada rakyat:
1. Sita untuk Rakyat
Hasil penindakan harus dikonversi secara terbuka dan sepenuhnya untuk kepentingan publik.
2. Keterbukaan Total
Laporan kinerja Bea Cukai harus transparan, tidak hanya untuk elite, tetapi untuk seluruh rakyat.
3. Integritas Kelas Pekerja
Aparat Bea Cukai harus berdiri di sisi rakyat pekerja, bukan tunduk pada kapitalis hitam.
“Tugas Bea Cukai bukan cuma menjaga penerimaan negara, tapi memastikan kekayaan bangsa tidak jatuh ke tangan kapitalisme gelap. Reformasi sejati harus berpihak pada rakyat,” pungkas Haidar. (By/Red)
Editor: Joko Prasetyo