Connect with us

Nasional

Pembangunan Pesantren Al Azhaar Ngelo Dimulai, Wujud Ikhtiar Masyarakat Pesisir JLS Tulungagung

Published

on

TULUNGAGUNG,— Keberadaan Jalur Lintas Selatan (JLS) Kabupaten Tulungagung tidak hanya mempermudah akses transportasi, tetapi juga membuka peluang pengembangan sumber daya manusia di wilayah pesisir, seperti Dusun Ngelo, Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung.

Senin, 3 Shofar 1447 H atau bertepatan dengan 28 Juli 2025, masyarakat Dusun Ngelo bersama Yayasan Al Azhaar Indonesia menggelar tasyakuran sebagai tanda dimulainya pembangunan Pesantren Al Azhaar Ngelo.

Acara tasyakuran diawali dengan khataman Al-Qur’an, dilanjutkan dengan istighotsah dzikir jama’i dan wirid pembangunan, sebagai bentuk ikhtiar spiritual dalam merintis lembaga pendidikan Islam tersebut.

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Kepala Desa Jengglungharjo, H. Rudi, bersama Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Azhaar Indonesia, KH. Imam Mawardi Ridlwan, dan sejumlah tokoh masyarakat.

Lokasi pesantren merupakan tanah wakaf dari almarhum Mbah Maryono, yang terletak di timur rumahnya.

Dalam sambutannya, Kepala Desa H. Rudi mengungkapkan rasa syukur dan dukungan atas pembangunan pesantren di wilayahnya.

Ia menekankan pentingnya kehadiran lembaga pendidikan Islam untuk membina generasi penghafal Al-Qur’an di daerah JLS, terutama di Dusun Ngelo.

“Semoga segera terwujud sehingga akan membantu masyarakat JLS Kabupaten Tulungagung dalam membangun sumber daya manusia berbudi luhur berakhlak mulia,” ujar Rudi.

Rudi juga menuturkan pengalaman pribadinya memilih TK Al Azhaar Tulungagung sebagai tempat pendidikan putranya, meskipun harus menempuh jarak 35 km setiap hari.

Sementara itu, mantan Kepala Kejaksaan Negeri Tulungagung, Mujiarto, SH, menyambut gembira rencana pembangunan pesantren ini.

Saat dihubungi media melalui WhatsApp, ia mengapresiasi semangat Yayasan Al Azhaar Indonesia yang memulai pembangunan tanpa dana awal, hanya bermodalkan niat dan keikhlasan.

“Saya menghaturkan terima kasih kepada Yayasan yang berkenan mengabdi di JLS Pantai Sine Kabupaten Tulungagung. Ini niat yang berkah,” ujar Mujiarto.

KH. Imam Mawardi Ridlwan, selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan dan Wakil Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur, juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat Ngelo dan Desa Jengglungharjo secara umum.

“Yayasan hanya menjalankan amanah guru kami, Abi KH. M. Ihya Ulumiddin, agar berdedikasi dan konsisten dalam membersamai masyarakat,” jelas Abah Imam.

Abah Imam memohon dukungan dan doa dari seluruh tokoh masyarakat agar pembangunan pesantren ini diberi kelancaran, ridha Allah SWT, dan bernilai ibadah.

Untuk tahap awal, pembangunan akan difokuskan pada penyelesaian enam ruang kelas sebagai sarana pembelajaran.

Abah Imam juga menghaturkan terima kasih kepada para dermawan yang telah menitipkan hartanya untuk pembangunan pesantren.

Dengan dimulainya pembangunan Pesantren Al Azhaar Ngelo, masyarakat pesisir Tulungagung, khususnya wilayah JLS, memiliki harapan baru dalam membina generasi muda yang berakhlak mulia dan mencintai Al-Qur’an. (DON/Red)

Papua

Empat Kasus Narkotika Diungkap, Polda Papua Barat Musnahkan Barang Bukti di Hadapan Tersangka

Published

on

Manokwari – Direktorat Reserse Narkoba Polda Papua Barat melaksanakan kegiatan pemusnahan barang bukti narkotika hasil pengungkapan kasus tindak pidana narkotika yang berlangsung pada Kamis, (31/7/25).

Pemusnahan dipimpin oleh AKP Basri Sanusi, S.H. selaku PS Kabag Wasidik Ditresnarkoba Polda Papua Barat bersama sejumlah personel penyidik lainnya, Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Surat Ketetapan Status Barang Sitaan Narkotika dari Kejaksaan Negeri Manokwari dan Surat Perintah Pemusnahan dari Direktorat Reserse Narkoba.

Barang bukti yang dimusnahkan berasal dari hasil penanganan empat kasus, di antaranya ganja kering seberat 511,94 gram yang disita dari tersangka Fransiskus Itlay, warga Nabire, Papua Tengah, saat penangkapan di Jalan Trikora, Taman Ria Rendani, Manokwari pada 19 Juli 2025.

Kemudian narkotika jenis sabu seberat 4,67 gram dimusnahkan dari pengungkapan kasus dengan tersangka Brian Saul Rivaldo Makalew, warga Kampung Warmarway, Tanah Rubuh, yang diamankan pada 16 Juli 2025 di sebuah kantor jasa pengiriman di Jalan Trikora Wosi, Manokwari.

Selain itu, turut dimusnahkan barang bukti tembakau sintetis seberat 1,94 gram dari tersangka yang berdomisili di Jalan Trikora Arfai, Manokwari Selatan, yang ditangkap pada 16 Juli 2025 di Kelurahan Wosi.

Sementara itu, barang bukti tembakau sintetis seberat 2,66 gram juga dimusnahkan dari penanganan kasus dengan tersangka Seira Lorens Lorn Lartutul, warga Komplek Transito, Wosi, Manokwari.

Proses pemusnahan dilakukan di hadapan para tersangka dan disaksikan langsung oleh perwakilan Kejaksaan Negeri, instansi penegak hukum, serta unsur terkait lainnya, Barang bukti ganja dan tembakau sintetis dimusnahkan dengan cara dibakar hingga hangus, sementara sabu dan barang bukti lainnya dihancurkan menggunakan blender yang telah dicampur cairan kimia, guna memastikan tidak dapat digunakan kembali.

Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H, S.I.K., M.Kom., menyampaikan bahwa kegiatan pemusnahan ini merupakan bentuk transparansi dan komitmen kepolisian dalam proses penegakan hukum tindak pidana narkotika.

“Pemusnahan barang bukti ini adalah bagian dari upaya serius Polda Papua Barat dalam memberantas peredaran gelap narkotika. Kami pastikan setiap proses penanganan dilakukan secara profesional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegas Kabid Humas.

Polda Papua Barat terus berupaya menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba serta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pencegahan dan pemberantasan narkotika di wilayah Papua Barat. (Timo)

Continue Reading

Papua

Gubernur Elisa Kambu Buka Konferda I KAPP: Tonggak Ekonomi Adat Papua Barat Daya

Published

on

Kota Sorong,— Sebuah tonggak sejarah baru dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat adat resmi dimulai. Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, Elisa Kambu, S.Sos, secara resmi membuka Konferensi Daerah (Konferda) I Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) yang digelar di Ballroom The Luxio Hotel, Sorong, Kamis (31/7).

Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen penting, mulai dari pengusaha adat, tokoh masyarakat, hingga perwakilan instansi pemerintah.

Dalam sambutannya, Gubernur Elisa Kambu menekankan bahwa Konferda ini bukan sekadar pertemuan seremonial, tetapi merupakan forum strategis dalam merumuskan arah pembangunan ekonomi Papua Barat Daya yang adil, mandiri, dan berakar pada adat istiadat lokal.

“Papua Barat Daya adalah tanah yang diberkati—tanah adat, tanah leluhur, tanah yang menyimpan begitu banyak potensi. Namun potensi itu tak berarti jika tidak ada keberpihakan terhadap orang asli Papua sebagai subjek utama pembangunan ekonomi,” tegas Gubernur Kambu.

Lebih lanjut, Gubernur menyatakan bahwa KAPP merupakan wajah baru pengusaha Papua yang tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, namun juga menjaga nilai-nilai budaya, menjembatani kepentingan antara adat dan negara, serta menjadi pilar utama pembangunan ekonomi lokal.

Dalam orasi kebangsaannya, Elisa Kambu menyerukan perlunya reformasi struktur ekonomi yang berpihak kepada Orang Asli Papua (OAP).

Menurutnya, sudah saatnya ruang-ruang ekonomi tidak lagi hanya dikuasai oleh pihak luar. Orang asli Papua harus berdiri sebagai pemilik sah, penggerak, dan pengelola hasil bumi mereka sendiri.

“Ini bukan soal eksklusivitas, tapi soal keadilan historis. Kita harus pastikan pengusaha Papua berdaya, profesional, dan berintegritas. KAPP tidak boleh berhenti di forum ini saja, tapi harus menjadi penggerak pelatihan, jaringan usaha, hingga ekspansi pasar nasional dan global,” ujarnya.

Gubernur juga menekankan pentingnya sinergi antara KAPP dan pemerintah daerah.

Melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), pemerintah berkomitmen untuk memperkuat posisi masyarakat adat dalam ekosistem ekonomi lokal.

Berbagai langkah konkret dirancang, seperti:

Penyusunan regulasi daerah yang memperkuat keberadaan KAPP sebagai mitra strategis pemerintah.

Afirmasi anggaran untuk pelatihan dan pengembangan kapasitas pengusaha adat.

Kemitraan dengan BUMN dan swasta nasional untuk membuka akses partisipasi OAP dalam rantai ekonomi.

Dan yang paling penting, menjadikan KAPP sebagai penyambung aspirasi ekonomi rakyat adat dalam kebijakan pembangunan.

“Pembangunan sejati bukan hanya infrastruktur. Kita sedang membangun peradaban baru yang lahir dari akar budaya, dipimpin oleh anak-anak adat itu sendiri,” kata Elisa Kambu dengan penuh semangat.

Mengakhiri sambutan Gubernur PBD, dengan penuh harapan dan semangat kolektif. Elisa Kambu menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan Papua Barat Daya hanya akan terwujud jika pengusaha adat diberi ruang dan kepercayaan untuk memimpin perekonomian daerah.

Ia mengajak seluruh peserta Konferda untuk menjadikan forum ini sebagai awal dari kebangkitan ekonomi adat Papua Barat Daya, dan sebagai simbol tekad bersama untuk menenun masa depan yang berdaulat dan bermartabat.

“Jangan pernah meremehkan potensi pengusaha Papua. Di balik tantangan, ada daya juang. Di balik keterbatasan, ada kreativitas. Dan di balik adat, ada kekuatan besar,” pungkasnya.

Sambutan inspiratif itu ditutup dengan pantun khas Papua Barat Daya yang menggambarkan semangat kerja sama antara adat dan pembangunan:

Tanah luas hutan terbentang,
Laut biru lumbung harapan.

Mari pengusaha adat kita menenun terang,
Untuk Papua Barat Daya yang penuh masa depan.

Konferda I KAPP Papua Barat Daya ini diharapkan menjadi momentum konsolidasi ekonomi adat, memperkuat kemandirian pengusaha Papua, serta memastikan bahwa pembangunan Papua bukan hanya terjadi di atas tanah, tetapi juga melibatkan pemilik tanah dalam setiap prosesnya. (Timo)

Continue Reading

Nasional

Harumkan Nama Tulungagung dan Jatim, SMKN 1 Rejotangan berhasil Sabet Medali Emas di LKS Nasional 2025

Published

on

TULUNGAGUNG — Prestasi gemilang kembali diraih oleh SMKN 1 Rejotangan, khususnya Program Keahlian Teknik Elektronika Industri. Dalam ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Pendidikan Menengah Tahun 2025 tingkat nasional yang berlangsung pada 29–31 Juli 2025 di SMKN 29 Jakarta, sekolah ini berhasil menyabet medali emas, mengungguli puluhan peserta dari seluruh provinsi di Indonesia.

Keberhasilan ini menjadi lebih membanggakan karena SMKN 1 Rejotangan merupakan satu-satunya perwakilan dari Kabupaten Tulungagung yang mewakili Provinsi Jawa Timur dalam kompetisi bergengsi tersebut.

Pencapaian ini sekaligus menandai tonggak sejarah baru bagi pendidikan vokasi di Tulungagung, khususnya dalam pengembangan keahlian di bidang Teknik Elektronika Industri.

Kepala SMKN 1 Rejotangan, Dr. Santika, S.Pi., M.Si., mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas capaian tersebut.

Santika menyatakan bahwa prestasi ini merupakan buah dari kerja keras seluruh tim pembimbing, dukungan dari civitas akademika, dan komitmen tinggi para siswa dalam menjalani pelatihan intensif selama beberapa bulan terakhir.

“Kami benar-benar bersyukur dan bangga atas pencapaian ini. Medali emas ini bukan hanya milik SMKN 1 Rejotangan, tapi juga milik masyarakat Tulungagung dan Jawa Timur. Ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan vokasi mampu bersaing dan menunjukkan keunggulannya di tingkat nasional,” terang Dr. Santika.

Apresiasi tinggi juga datang dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Tulungagung dan Trenggalek, Sindhu Widyabadra.

Shindu menyampaikan rasa bangga dan harapan besar terhadap pengembangan pendidikan vokasi ke depan.

“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada SMKN 1 Rejotangan yang telah membawa harum nama Tulungagung dan Jawa Timur di tingkat nasional. Prestasi ini adalah hasil sinergi yang baik antara guru, siswa, dan pimpinan sekolah. Ini harus menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di wilayah kami untuk terus berinovasi dan berprestasi,” tegasnya.

Dalam kompetisi LKS Nasional 2025, peserta dari SMKN 1 Rejotangan menampilkan keahlian luar biasa dalam bidang elektronika industri, meliputi instalasi sistem, pemrograman embedded, serta troubleshooting berbasis teknologi terbaru.

Kualitas proyek dan simulasi yang mereka sajikan berhasil memukau para juri dan membawa mereka ke posisi tertinggi dalam penilaian.

Sebagai informasi, LKS Nasional merupakan kompetisi tahunan berskala nasional yang diikuti oleh siswa-siswa SMK terbaik dari seluruh Indonesia.

Ajang ini bertujuan untuk mengukur kompetensi siswa, memperkuat karakter, dan menyiapkan tenaga kerja vokasi yang andal, siap pakai, dan kompetitif secara global.

Dengan raihan medali emas ini, SMKN 1 Rejotangan kian mengukuhkan diri sebagai sekolah unggulan dalam pengembangan keterampilan teknik elektronika industri.

Prestasi ini menjadi modal penting untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran dan pembinaan prestasi di masa depan. (DON/Red)

Continue Reading

Trending