TULUNGAGUNG, 90detik.com – Di ujung pegunungan Wilis, tepatnya di Dusun Toro Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, sebuah kehangatan menyelimuti kawasan yang biasanya diselimuti kabut lebat.
Pada hari Asyuro, masyarakat di bawah bimbingan Hudloifah bersama-sama menggelar dzikir istighfarot di halaman Pesantren Toro.
“Mohon doa restu agar kami tetap istiqomah dalam mendampingi masyarakat di ujung Gunung Wilis ini. Mereka baru saja memulai dan mengamalkan wirid istighfarot hari ini, dalam rangka peringatan Asyuro yang pertama kali diadakan di sini. Jama’ah Dusun Toro menyambut kegiatan ini dengan penuh kegembiraan dan semangat. Kami memohon doa restu dari semua,” ungkap Hudloifah.
Lebih Lanjut, Hudloifah juga menjelaskan bahwa Pesantren Toro merupakan pesantren yang masih baru beroperasi selama satu tahun.
Kegiatan inti pesantren adalah memberikan pengajaran ilmu Al-Qur’an kepada anak-anak SD dan SMP setiap harinya.
Selain itu, untuk masyarakat sekitar, pesantren juga rutin mengadakan majlis dzikir jama’i dan tahlil.
“Untuk santri yang telah menyelesaikan pendidikan Dasar, mereka akan digabungkan ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) Unggulan Mabadi’ Khoiro Ummah Samar di Pagerwojo”, ujarnya.
Sedangkan, santri yang sudah berada di tingkat SMP akan melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Unggulan Al Azhaar Sulur Mulyosari di Pagerwojo, dan untuk yang telah memasuki tingkat SLTA akan melanjutkan pendidikan di SMA Al Azhaar di Tulungagung.
“Walaupun peringatan Asyuro di Pesantren Toro masih sederhana, kami berharap tahun depan dapat mengadakan santunan untuk anak yatim pada sepuluh Muharram sebagai upaya pengampunan,” tutupnya.
Dusun Toro Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung terletak di ujung barat Kabupaten Tulungagung, di lereng gunung Wilis yang berbatasan dengan Kecamatan Bendungan, Trenggalek.
Akses menuju dusun tersebut tergolong sulit, dengan jalan berbatu makadam yang sempit dan berliku, serta banyak jurang di kanan kiri jalan.
“Perjalanan menuju Dusun Toro Sidomulyo di Pagerwojo, Tulungagung, memerlukan keberanian dan ketekunan yang tinggi”, pungkasnya. (Red)