Jawa Timur

Ratusan PJU Mati, Warga Tulungagung Kecewa: Pemerintah Dinilai Acuh Tak Acuh

Published

on

TULUNGAGUNG – Dalam beberapa pekan terakhir, keluhan masyarakat Tulungagung semakin meningkat terkait matinya ratusan titik Penerangan Jalan Umum (PJU) di berbagai lokasi.

Masyarakat menilai kurangnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap PJU telah menciptakan situasi yang membahayakan, terutama bagi pengendara dan pejalan kaki di malam hari.

Salah satu warga Desa Srikaton, Kecamatan Ngantru, yang hanya ingin disebut inisial CY, mengungkapkan keluhannya mengenai banyaknya lampu PJU yang mati di sepanjang Jalan Ngujang 1 hingga Ngujang 2.

“Kalau malam sangat gelap, sehingga rawan terjadinya tindak kejahatan. Selain itu, juga berisiko tinggi untuk kecelakaan di area tersebut,” ujarnya dengan nada khawatir.

Menanggapi keluhan warga, Ketua LSM Garda Masyarakat Peduli Negeri (GMPN), Wahyu, menegaskan bahwa respons pemerintah terhadap masalah ini sangat minim.

“Kami sangat kecewa dengan tindakan Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung. Masyarakat merasa diabaikan, seolah tidak ada perhatian terhadap keselamatan mereka,” ungkap Wahyu.

Hingga saat ini, belum ada langkah nyata dari pemerintah untuk segera mengatasi masalah ini, sementara nyawa dan keselamatan warga terus terancam.

Penerangan Jalan Umum (PJU) di berbagai lokasi yang mati. Foto; (dok/Abdul).

Selain itu, Wahyu juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap anggaran saat pengajuan ke DPRD.

“Situasi ini memunculkan pertanyaan krusial. Apakah anggaran benar-benar menjadi alasan utama, atau ada aspek lain yang perlu dipertanyakan dalam manajemen anggaran pemerintah Tulungagung?” tegasnya.

Ia juga menyayangkan sikap dinas terkait dalam menangani keluhan warga, mengingat PJU merupakan salah satu hal yang sangat penting.

“Saya sangat menyayangkan sikap Dinas Perhubungan Tulungagung yang terkesan lamban dalam penanganan keluhan warga. Apa saja yang dikerjakan hingga permasalahan ini terus terjadi?” tandasnya dengan nada kecewa.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Tulungagung, Bagus Kuncoro, mengakui adanya masalah tersebut dan menjelaskan bahwa penyebabnya adalah anggaran yang terbatas.

“Perawatan dan penggantian PJU yang mati membutuhkan biaya. Sebagai perbandingan, untuk kebutuhan anggaran satu lampu jalan yang mati, dengan daya 40 watt merk Panasonic, harganya Rp 3.500.000,00. Jadi, tinggal mengalikan dengan jumlah lampu yang mati,” jelas Bagus (9/1).

(Abd-red/DON)

Editor: JK

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version