Connect with us

Nasional

Tinjau Kesiapan Pengamanan, Kapolri Instruksikan Warga Terlayani dengan Baik saat Misa Agung Paus Fransiskus

Published

on

 

JAKARTA, 90detik.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto meninjau langsung posko operasi Tribrata Jaya, Gelora Bung Karno (GBK) dan Stadion Madya. Hal itu untuk memastikan kesiapan pengamanan Misa Agung oleh Paus Fransiskus, pada esok hari.

Selain kesiapan keamanan, Sigit menginstruksikan kepada seluruh jajaran TNI-Polri untuk memastikan warga yang mengikuti Misa Agung bersama Paus Fransiskus, terlayani dengan baik.

“Kami dengan Pak Panglima ingin memastikan seluruh rangkaian kesiapan pengamanan khususnya terkait dengan kegiatan puncak yang akan dilaksanakan pada esok sore, ini betul-betul bisa terselenggara dengan baik. Karena berdasarkan informasi dari panitia sampai saat ini kurang lebih 87 ribu yang akan hadir. Di luar massa cair yang tentunya semuanya harus bisa terlayani dengan baik,” kata Sigit.

Oleh karena itu, Sigit menjelaskan, kunjungannya bersama Panglima juga ingin memastikan pola pengamanan dan pelayanan terhadap seluruh Jemaat Misa Agung, bisa berjalan dengan baik.

“Karena itu kita ingin memastikan dari sisi pengamanan, dari sisi pelayanan terhadap kegiatan Jemaat. Bagaimana proses penjemputan dan juga pengaturan parkir, rekayasa lalu lintas yang harus dilaksanakan,” ujar Sigit.

Sigit juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat, terkait dengan kegiatan Misa Agung pada esok hari di GBK dan Stadion Madya, pihaknya akan melakukan pengaturan rekayasa lalu lintas di sejumlah tempat.

Dengan adanya rekayasa lalin tersebut, Sigit menyebut akan ada potensi kemacetan. Oleh sebab itu, Sigit meminta kepada jajaran Polisi Lalu Lintas (Polantas), agar bisa menyosialisasikan terkait dengan kebijakan tersebut.

“Karena itu, kami sudah minta kepada jajaran lalu lintas, khususnya menginformasikan ke masyarakat tentang rute alternatif yang bisa digunakan selama proses kegiatan Misa. Dan tentunya kami berterima kasih atas dukungan dari seluruh masyarakat terhadap kegiatan ini. Dan kita harap ini menjadi simbol toleransi Indonesia dan kita harus jaga sama-sama,” ucap Sigit.

Lebih dalam, Sigit juga menyinggung Jemaat Misa Agung yang tidak bisa masuk ke dalam GBK maupun Stadion Madya. Menurutnya, hal itu sudah diantisipasi oleh panitia dengan menyediakan Videotron di sejumlah titik.

“Ini tentunya bagi yang tidak masuk, tadi sudah disampaikan akan disiapkan Videotron khusus titiknya akan diinformasikan oleh panitia. Sehingga yang mungkin tidak terlayani masuk, bisa ikut kebaktian di tempat yang ditentukan oleh panitia,” papar Sigit.

Disisi lain, Sigit menuturkan soal pengaturan pelaksanaan Misa Agung oleh Paus Fransiskus. Nantinya, petugas keamanan bakal melakukan pengecekan kepada seluruh Jemaat. Mereka yang diperbolehkan masuk setelah melakukan pendaftaran serta diberikan gelang khusus.

“Dan saat masuknya tetap kita akan melaksanakan pemeriksaan, kita pastikan semua dalam kondisi betul-betul sudah aman. Baik bagi pengunjung atau pengikut Misa yang lain, dan utamanya bagi Paus Fransiskus dan tim,” tutur Sigit.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan, pengamanan bakal dibagi menjadi tiga ring. Jumlah personel TNI-Polri yang akan dikerahkan sebanyak 9 ribu.

“Ring 1 dari Paspampres, ring 2 dari TNI, ring 3 Polri. Jumlahnya 9 ribu. Terbagi di beberapa tempat yang akan didatangi oleh Paus Fransiskus,” kata Agus. (DON)

Jawa Timur

Gerakan Ayah Mengambil Rapor Disorot, Sekolah di Tulungagung Hadapi Realita Lapangan

Published

on

TULUNGAGUNG – Sejumlah sekolah di Kabupaten Tulungagung menggelar agenda pengambilan rapor semester ganjil pada Jumat (19/12/2025). Momentum tersebut menjadi sorotan seiring diterbitkannya Surat Edaran Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN yang mendorong pelaksanaan Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR).

Sebagaimana diketahui, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN resmi mengeluarkan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2025 yang ditandatangani pada 1 Desember 2025.

Melalui surat edaran tersebut, pemerintah meluncurkan Gerakan Ayah Mengambil Rapor sebagai upaya meningkatkan keterlibatan ayah dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Dalam instruksinya, BKKBN menekankan pentingnya kehadiran ayah saat menerima hasil belajar anak di sekolah. Kehadiran tersebut diharapkan menjadi bentuk keterlibatan langsung ayah dalam memahami capaian akademik sekaligus kondisi psikologis anak.

Program GEMAR pada dasarnya digagas untuk memperkuat peran ayah dalam tumbuh kembang anak.

Selama ini, pengambilan rapor kerap identik dengan kehadiran ibu. Dengan adanya gerakan ini, pemerintah berharap peran ayah dalam pendidikan anak menjadi lebih aktif dan seimbang.

Namun, dalam praktiknya, kebijakan tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan sekolah maupun orang tua. Sejumlah sekolah di Tulungagung mengaku kesulitan menerapkan aturan tersebut secara ketat. Faktor pekerjaan, jarak tempat kerja, hingga kebiasaan lama menjadi alasan banyak ayah tidak dapat hadir saat pengambilan rapor.

Akibatnya, ibu tetap menjadi pihak yang paling banyak mengambil rapor siswa.

Seorang wali kelas di salah satu sekolah di Tulungagung yang enggan disebutkan namanya menyatakan pihak sekolah tidak bisa menolak kehadiran ibu.

“Kami memahami maksud baik gerakan ini, tetapi kondisi di lapangan berbeda. Yang terpenting orang tua hadir dan bisa berdiskusi dengan guru mengenai perkembangan anak,” ujarnya, Jumat (19/12/2025).

Di sisi lain, tidak sedikit pihak yang mendukung Gerakan Ayah Mengambil Rapor. Mereka menilai kebijakan tersebut sebagai langkah positif untuk mendorong kesetaraan peran orang tua dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Namun, sebagian orang tua juga menyampaikan keberatan. Mereka menilai kebijakan tersebut terlalu kaku dan belum sepenuhnya mempertimbangkan realitas sosial, terutama bagi keluarga dengan ayah yang bekerja di luar kota atau memiliki jam kerja yang tidak fleksibel.

“Suami saya bekerja untuk menafkahi keluarga dan tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya hanya untuk mengambil rapor. Selama ini saya yang lebih sering berkomunikasi dengan guru,” ungkap J, salah satu wali murid.

Fenomena ini menunjukkan adanya tantangan dalam implementasi kebijakan keluarga di tingkat sekolah.

Meski niat baik BKKBN patut diapresiasi, fleksibilitas dalam penerapan tetap diperlukan agar tujuan utama, yakni meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, dapat tercapai tanpa mengabaikan kondisi nyata di masyarakat. (Abd/Red)

Continue Reading

Nasional

Komite Reformasi Polri Matangkan Agenda Pembenahan Regulasi

Published

on

Jakarta — Komite Reformasi Polri mulai memasuki tahap pengambilan keputusan setelah lebih dari satu bulan menghimpun aspirasi publik terkait agenda percepatan reformasi kepolisian.

Ketua Komite Reformasi Polri, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa rapat Komisi Percepatan Reformasi yang digelar hari ini menjadi bagian dari proses finalisasi arah kebijakan yang akan disampaikan kepada Presiden.

“Hari ini kami rapat Komisi Percepatan Reformasi. Sesudah satu bulan kita menghimpun masukan-masukan dari lebih dari 80 kelompok masyarakat dan ribuan masukan. Kami juga berkunjung ke beberapa daerah untuk mencegah agar partisipasi tidak hanya dari Jakarta,” ujar Jimly.

Ia menjelaskan, selama lebih dari satu bulan terakhir, komite telah menyusun berbagai agenda dan opsi kebijakan untuk kemudian dipilih dan diputuskan.

Rapat kali ini difokuskan pada prosedur pengambilan keputusan, sekaligus membahas sejumlah hal yang dinilai mendesak.

“Jadi hari ini sudah lebih dari satu bulan kami mulai menyusun agenda untuk mengadakan pilihan-pilihan dan memutuskan. Hari ini hanya prosedur kita mengambil keputusan, di samping ada hal-hal yang kami anggap mendesak,” jelasnya.

Sebagai jalan keluar, Komite Reformasi Polri sepakat mendorong pengaturan ke tingkat regulasi yang lebih tinggi agar memiliki daya ikat yang lebih luas.

“Solusinya kita angkat ke tingkat aturan yang lebih tinggi agar mengikat bukan hanya ke dalam, tetapi juga ke semua instansi terkait, sambil memperbaiki kekurangan-kekurangan. Itu yang sudah kami sepakati,” pungkas Jimly.

Melalui langkah ini, Komite Reformasi Polri berharap pembenahan kelembagaan dan regulasi kepolisian dapat dilakukan secara komprehensif, selaras, dan berkelanjutan. (By/Red)

Continue Reading

Nasional

Cek Kesiapan Tempur, Komandan Batalyon Infanteri 2 Marinir Pimpin Apel Organik

Published

on

Jakarta – Komandan Batalyon Infanteri 2 Marinir, Letkol Marinir Helilintar Setiojoyo Laksono, S.E., memimpin langsung pelaksanaan Apel Organik yang diikuti seluruh prajurit Yonif 2 Marinir.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pengecekan kesiapan tempur, kedisiplinan, serta kesiapan personel dan materiil satuan. Apel digelar di Lapangan Apel Batalyon Infanteri 2 Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (18/12/2025).

Apel organik tersebut bertujuan untuk mengecek kekuatan personel, tingkat kedisiplinan, serta kesiapan perorangan maupun materiil yang dimiliki satuan.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana evaluasi kesiapan prajurit dalam menghadapi berbagai tugas yang diberikan oleh komando atas.

Dengan dilaksanakannya apel organik ini, diharapkan prajurit Yonif 2 Marinir semakin siap, tangguh, dan responsif dalam mendukung setiap pelaksanaan tugas pokok Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

Pada kesempatan tersebut, Komandan Batalyon Infanteri 2 Marinir, Letkol Marinir Helilintar Setiojoyo Laksono, S.E., menegaskan bahwa kesiapan tempur merupakan tanggung jawab bersama yang harus selalu dijaga setiap saat.

“Apel organik ini bertujuan untuk memastikan seluruh prajurit Yonif 2 Marinir berada dalam kondisi siap operasional. Melalui kegiatan ini, diharapkan prajurit semakin siap menghadapi tantangan tugas ke depan serta mampu melaksanakan setiap perintah dengan cepat, tepat, dan profesional,” ujarnya. (Timo)

Continue Reading

Trending