Papua
Wagub Buka Rakor FKUB se-Papua Barat: Kerukunan Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Kota Sorong, PBD — Wakil Gubernur Papua Barat Daya, Ahmad Nausrau, S.Pd.I, MM, mewakili Gubernur Provinsi Papua Barat Daya Elisa Kambu, S.Sos, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Provinsi Papua Barat dan Silaturahmi Pengurus FKUB Papua Barat Daya, yang digelar di Hotel Vega, Jl. Frans Kaisiepo, Distrik Sorong Utara, Kota Sorong, Kamis (18/9/25).
Acara ini mengusung tema besar:
“Penguatan Peran Strategis FKUB untuk Merawat Kerukunan dan Membangun Hubungan Harmoni Lintas Umat Beragama Menuju Indonesia Emas 2045”.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Ahmad Nausrau menegaskan bahwa kerukunan umat beragama tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari ikhtiar kolektif seluruh komponen bangsa, mulai dari pemerintah, tokoh agama, hingga masyarakat akar rumput.
“Kerukunan itu tidak muncul dengan sendirinya. Ia adalah hasil dari kesadaran bersama untuk saling menghormati, menghindari prasangka, dan menolak segala bentuk kebencian. Jika kita memberi ruang bagi benih permusuhan, maka yang terjadi adalah kehancuran persatuan bangsa,” tegas Nausrau di hadapan para peserta rakor.
Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para penggerak dan aktivis kerukunan di seluruh wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya, yang selama ini telah bekerja keras menjaga stabilitas sosial melalui pendekatan lintas iman dan toleransi.
“Berkat kerja keras Bapak dan Ibu semua, kita bisa menikmati suasana kehidupan berbangsa yang kondusif dan harmonis di tengah keberagaman,” tambahnya.
Wakil Gubernur juga menyoroti pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi utama kerukunan.
Ia menyebut empat indikator penting yang menjadi tolok ukur dari moderasi beragama:
– Toleransi – Menghormati dan menerima perbedaan keyakinan.
– Anti Kekerasan – Menolak segala bentuk kekerasan, baik verbal maupun fisik, atas nama agama.
– Komitmen Kebangsaan – Menerima Pancasila, UUD 1945, dan NKRI sebagai pilar bangsa.
– Akomodasi Budaya Lokal – Menyesuaikan praktik keagamaan dengan konteks sosial dan budaya Indonesia yang majemuk.
“Moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan harmoni sosial, baik di tingkat lokal, nasional, bahkan global,” jelasnya.
FKUB, menurut Nausrau, kini harus tampil sebagai jembatan strategis dalam upaya mencegah konflik, menyebarkan narasi damai, dan menjadi teladan dalam dialog lintas agama.
“Tokoh agama harus bisa menjadi mediator dan penjaga perdamaian, bukan hanya di mimbar, tetapi juga dalam tindakan nyata,” ungkap Wakil Gubernur.
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi dari unsur Forkopimda Papua Barat Daya, di antaranya:
– Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat, Bpk. Luksen Jems Mayor.
– Kepala Kesbangpol PBD, Ibu Selviyana Sanggek.
– Ketua FKUB Papua Barat, Pdt. Sadra Simbiak.
– Ketua FKUB Papua Barat Daya, Pdt. Ishak Kwatolo.
– Serta pengurus FKUB dari seluruh kabupaten/kota se-Papua Barat dan Papua Barat Daya
Mereka menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung kerja-kerja FKUB dalam memperkuat jaringan lintas iman dan mencegah tumbuhnya radikalisme.
Sebagai penutup, Ahmad Nausrau mengajak seluruh peserta untuk menjadikan momentum ini sebagai penguatan semangat kebangsaan dan kerja sama lintas agama dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Kerukunan adalah modal sosial yang tidak tergantikan. Kita jaga dan rawat bersama demi masa depan Indonesia yang damai, adil, dan beradab,” pungkasnya.
Rapat Koordinasi dan Silaturahmi FKUB ini bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi merupakan momen strategis untuk memperkuat fondasi kerukunan umat beragama, sekaligus menjawab tantangan bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI di tengah keberagaman.
Papua Barat Daya kembali menegaskan diri sebagai laboratorium kerukunan Indonesia, tempat di mana perbedaan bukan alasan untuk berpecah, melainkan kekayaan yang dipelihara bersama. (Timo)
Papua
Lewat Pendidikan Lemhannas dan NUS Singapura, Wali kota Sorong Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan

Jakarta— Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, S.H., MPA., terpilih sebagai salah satu dari 25 kepala daerah yang mengikuti Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) Angkatan II Tahun 2025, yang diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Dalam Negeri, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), dan National University of Singapore (NUS).
Program strategis yang berlangsung sejak 5 hingga 19 November 2025 ini bertujuan memperkuat kapasitas kepemimpinan dan wawasan kebangsaan bagi para kepala daerah di seluruh Indonesia.
Melalui kombinasi pembelajaran di Lemhannas RI, pelatihan intensif di NUS Singapura, serta sesi akhir di Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri, peserta diharapkan mampu menjadi pemimpin daerah yang berkarakter, visioner, dan berorientasi pada pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Gubernur Lemhannas RI, Ace Hasan Syadzily, menjelaskan bahwa peserta KPPD dipilih melalui proses seleksi yang ketat oleh Kemendagri.
“Kursus ini merupakan bagian dari peningkatan kapasitas kepemimpinan agar kepala daerah memiliki pemahaman yang utuh, holistik, dan integral terkait empat konsensus kebangsaan, wawasan nusantara, kepemimpinan, dan komunikasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menuturkan bahwa sebagian besar peserta merupakan kepala daerah baru yang sedang memulai masa kepemimpinan di daerahnya masing-masing.
“Dari seluruh peserta, 73 persen di antaranya merupakan kepala daerah baru. Melalui pendidikan ini, diharapkan semangat kenegarawanan dan nasionalisme mereka semakin kuat, serta mampu menjadi teladan bagi masyarakat yang dipimpin,” ujar Mendagri.
Dalam kesempatan terpisah, Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, menyampaikan bahwa keikutsertaannya dalam program KPPD merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kota Sorong untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas tata kelola pemerintahan di tingkat daerah.
“Melalui KPPD ini, saya memperoleh banyak perspektif baru tentang tata kelola pemerintahan yang efektif dan berorientasi kebangsaan. Pengalaman belajar di Lemhannas dan NUS menjadi bekal penting untuk memperkuat kepemimpinan saya dalam mendorong pembangunan yang berkarakter dan berkelanjutan di Kota Sorong,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wali Kota Sorong menegaskan bahwa hasil pembelajaran dari Lemhannas dan NUS akan segera diimplementasikan di Kota Sorong, terutama dalam bidang pembangunan sumber daya manusia, reformasi birokrasi, dan penguatan etika kepemimpinan publik.
Program ini, menurutnya, sejalan dengan visi Pemerintah Kota Sorong untuk mewujudkan pemerintahan yang tangguh, inovatif, dan berpihak kepada masyarakat.
Kehadiran Wali Kota Sorong dalam kegiatan nasional ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, karena menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Sorong dalam beradaptasi dengan tantangan zaman dan memperkuat fondasi kepemimpinan daerah menuju Papua Barat Daya yang maju dan berdaya saing.
(Tim/Red)
Papua
Wamendagri Dorong PBD Jadi Model Daerah Hijau dan Bermartabat, Begini Pesannya

Sorong PBD— Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk menyampaikan pesan kuat kepada jajaran pemerintah daerah Papua Barat Daya agar terus menjaga citra daerah yang “hijau dan bermartabat”.
Ia menegaskan bahwa perubahan menuju tata kelola pemerintahan yang bersih, efisien, dan berpihak pada rakyat harus menjadi komitmen bersama.
Dalam arahannya, Ribka menyinggung soal “warna hijau” sebagai simbol daerah yang tertib, sehat, dan memiliki reputasi baik di mata pusat.
Ia menyebut, “Hijau” bukan hanya warna dalam evaluasi kinerja, tetapi juga semangat moral dan integritas pelayanan publik.
“Kita harus keluar dari citra daerah merah—artinya rawan masalah administrasi dan keuangan. Papua Barat Daya harus hijau: terhormat, bermartabat, dan dipercaya oleh rakyat serta pemerintah pusat,” ujarnya.
Ribka juga menegaskan bahwa Kementerian Dalam Negeri akan terus memfasilitasi penyelesaian berbagai persoalan administratif antarwilayah, termasuk koordinasi dengan Provinsi Maluku Utara terkait batas dan dokumen hukum yang belum tuntas.
Ia berharap dalam tiga bulan ke depan, mediasi dapat menghasilkan kesepahaman bersama demi tertib administrasi pemerintahan dan pelayanan publik yang optimal.
“Pemerintah daerah jangan menunggu, tapi bergerak dengan pendekatan persuasif dan terbuka. Papua Barat Daya harus jadi contoh bagaimana daerah baru bisa cepat matang secara birokrasi dan ekonomi,” tutup Ribka Haluk. (Timo)
Papua
Gubernur Elisa Kambu Dorong Pendidikan Gratis dan Penguatan UMKM: Wamendagri Apresiasi Langkah Papua Barat Daya

Sorong PBD— Dalam rapat kerja bersama Wamendagri Ribka Haluk, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu memaparkan sejumlah capaian daerah, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Ia menyebut program pendidikan gratis dari jenjang TK hingga SMA telah berjalan di sebagian besar kabupaten/kota, dan akan diperluas hingga wilayah yang baru berdiri.
Selain itu, Pemerintah Provinsi juga menyalurkan bantuan usaha kecil dan modal koperasi, termasuk dukungan untuk pengusaha UMKM lokal Papua yang terdampak penurunan ekonomi dua tahun terakhir.
“Kita dorong semangat kemandirian. Bantuan usaha, beasiswa, dan dukungan bagi mahasiswa harus terus ditingkatkan agar masyarakat Papua Barat Daya bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi,” ujar Elisa Kambu.
Wamendagri Ribka Haluk mengapresiasi langkah tersebut, namun mengingatkan agar semua program dijalankan dengan disiplin anggaran dan transparansi tinggi.
Ia menegaskan bahwa tanggung jawab keuangan daerah tidak boleh hanya dibebankan pada Sekda atau Kaban Keuangan, tetapi harus menjadi tanggung jawab seluruh kepala SKPD.
“Jangan sampai uang rakyat tidak tepat sasaran. Setiap rupiah harus berdampak untuk masyarakat, bukan hanya angka di laporan,” tegas Ribka.
Rapat tersebut juga membahas kesiapan fiskal menjelang akhir tahun 2025, di mana Wamendagri menekankan pentingnya menjaga perputaran uang di masyarakat menjelang perayaan Natal, agar ekonomi lokal tetap tumbuh. (Timo)
Nasional3 hari agoProyek JUT Sobontoro Amburadul: Diduga Pokir Wakil Bupati, GMPN Desak Audit dan Penyelidikan
Nasional2 minggu agoKJRA Temui Irjen ATR/BPN RI, Sampaikan Laporan Dugaan Pelanggaran Agraria di Tulungagung
Nasional2 minggu agoRibuan Santri Kepung Pendopo Tulungagung, Protes Tayangan Trans7 yang Dinilai Memojokkan Pesantren
Nasional2 minggu agoSurat ‘Pinjam Pakai’ Jalan Menguap, Warga Tagih Janji PT. IMIT
Redaksi7 hari agoDua Mahasiswi Tewas Tertabrak Bus Harapan Jaya di Tulungagung, Satu Korban Luka Berat
Nasional3 minggu agoRatusan Pengasuh Ponpes di Tulungagung, Tuntut Permintaan Maaf Dugaan Pencemaran Nama Baik Lirboyo
Redaksi1 minggu agoProyek APBD Rp 3,9 Miliar di Tulungagung Ditinggal Kabur, Warga: Ini Bukan Pembangunan, Tapi Bencana
Redaksi5 hari agoGenting Usang di Proyek Rehab Sekolah Rp 362 Juta, Keselamatan Siswa Dipertaruhkan











