Connect with us

Nasional

Depot Titin Rayakan 20 Tahun: Dari Transportasi hingga Pemberdayaan 150 Petani Kopi

Published

on

TRENGGALEK — Tidak sekadar perayaan ulang tahun, anniversary ke-20 Depot Titin menjadi bukti nyata bahwa bisnis bisa tumbuh tanpa melupakan akar sosial dan kepedulian terhadap masyarakat.

Acara yang digelar meriah ini tak hanya memperingati dua dekade perjalanan usaha di bidang transportasi, tapi juga menandai komitmen kuat dalam memberdayakan petani dan menjaga lingkungan.

Dari Roda Transportasi ke Roda Ekonomi Rakyat.

Depot Titin, yang telah dikenal sebagai salah satu pionir layanan transportasi di Trenggalek, kini menapaki babak baru, menjadi agen perubahan sosial.

Dengan semangat kekeluargaan yang kental, perusahaan ini menjelma menjadi mitra strategis bagi petani kopi di lereng Gunung Sengunglung, Kecamatan Pule.

Sulistyo, salah satu driver yang menyaksikan perjalanan panjang perusahaan, mengungkapkan rasa bangganya.

“Ini bukan sekadar acara seremonial. Ada kepedulian nyata terhadap para member, petani, dan penggiat wisata. Nilai kekeluargaan selalu jadi fondasi utama,” ujarnya.

Akar Budaya yang Tetap Dijaga.

Identitas lokal juga mendapat ruang dalam perayaan ini. Tarian Jaranan Turonggo Yakso, khas Trenggalek, tampil memukau di panggung utama.

Penampilan ini menjadi pengingat bahwa meski tumbuh sebagai perusahaan modern, Depot Titin tetap menjunjung tinggi budaya lokal tempatnya berasal.

Pemberdayaan 150 Petani: Transformasi Nyata.

Salah satu pencapaian monumental Depot Titin adalah program pemberdayaan 150 petani kopi di lereng Gunung Sengunglung.

Para petani kini tak hanya mendapatkan pelatihan pertanian berkelanjutan, tapi juga jaminan harga jual yang 40% lebih tinggi dari harga pasar.

“Setiap pohon kopi yang ditanam bukan hanya sumber penghasilan, tapi juga benteng pelestarian hutan,” ujar Agus Triyanta, warga Pule yang turut hadir, Selasa(16/9).

Sistem agroforestri yang digunakan tak hanya menjaga produktivitas lahan, tapi juga mendukung program reboisasi, memberikan dampak langsung pada APBD dan APBN melalui skema dana kehutanan.

Dampak Sosial: Pendidikan Anak hingga Perguruan Tinggi.

Tak sedikit dari petani binaan yang kini mampu menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke jenjang perguruan tinggi. Ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara dunia usaha dan masyarakat bisa menghasilkan transformasi ekonomi yang berkelanjutan.

Menatap Masa Depan dengan Percaya Diri.

Perayaan dua dekade ini menjadi titik refleksi sekaligus pijakan untuk langkah besar berikutnya.

Depot Titin siap menatap masa depan dengan tetap membawa semangat inklusif, sosial, dan inovatif.

“Kami percaya bahwa keberhasilan sejati bukan hanya soal angka dan omzet, tapi juga seberapa besar dampak positif yang bisa kami tinggalkan,” ungkap perwakilan manajemen dalam sambutannya.

Depot Titin telah membuktikan bahwa sebuah perusahaan lokal pun mampu tumbuh besar tanpa kehilangan akar sosialnya. Menjadi inspirasi, bukan hanya di Trenggalek, tapi juga di kancah nasional bahwa bisnis dengan hati adalah masa depan Indonesia. (Ji/Red)

Jawa Timur

Gerakan Ayah Mengambil Rapor Disorot, Sekolah di Tulungagung Hadapi Realita Lapangan

Published

on

TULUNGAGUNG – Sejumlah sekolah di Kabupaten Tulungagung menggelar agenda pengambilan rapor semester ganjil pada Jumat (19/12/2025). Momentum tersebut menjadi sorotan seiring diterbitkannya Surat Edaran Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN yang mendorong pelaksanaan Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR).

Sebagaimana diketahui, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN resmi mengeluarkan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2025 yang ditandatangani pada 1 Desember 2025.

Melalui surat edaran tersebut, pemerintah meluncurkan Gerakan Ayah Mengambil Rapor sebagai upaya meningkatkan keterlibatan ayah dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Dalam instruksinya, BKKBN menekankan pentingnya kehadiran ayah saat menerima hasil belajar anak di sekolah. Kehadiran tersebut diharapkan menjadi bentuk keterlibatan langsung ayah dalam memahami capaian akademik sekaligus kondisi psikologis anak.

Program GEMAR pada dasarnya digagas untuk memperkuat peran ayah dalam tumbuh kembang anak.

Selama ini, pengambilan rapor kerap identik dengan kehadiran ibu. Dengan adanya gerakan ini, pemerintah berharap peran ayah dalam pendidikan anak menjadi lebih aktif dan seimbang.

Namun, dalam praktiknya, kebijakan tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan sekolah maupun orang tua. Sejumlah sekolah di Tulungagung mengaku kesulitan menerapkan aturan tersebut secara ketat. Faktor pekerjaan, jarak tempat kerja, hingga kebiasaan lama menjadi alasan banyak ayah tidak dapat hadir saat pengambilan rapor.

Akibatnya, ibu tetap menjadi pihak yang paling banyak mengambil rapor siswa.

Seorang wali kelas di salah satu sekolah di Tulungagung yang enggan disebutkan namanya menyatakan pihak sekolah tidak bisa menolak kehadiran ibu.

“Kami memahami maksud baik gerakan ini, tetapi kondisi di lapangan berbeda. Yang terpenting orang tua hadir dan bisa berdiskusi dengan guru mengenai perkembangan anak,” ujarnya, Jumat (19/12/2025).

Di sisi lain, tidak sedikit pihak yang mendukung Gerakan Ayah Mengambil Rapor. Mereka menilai kebijakan tersebut sebagai langkah positif untuk mendorong kesetaraan peran orang tua dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Namun, sebagian orang tua juga menyampaikan keberatan. Mereka menilai kebijakan tersebut terlalu kaku dan belum sepenuhnya mempertimbangkan realitas sosial, terutama bagi keluarga dengan ayah yang bekerja di luar kota atau memiliki jam kerja yang tidak fleksibel.

“Suami saya bekerja untuk menafkahi keluarga dan tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya hanya untuk mengambil rapor. Selama ini saya yang lebih sering berkomunikasi dengan guru,” ungkap J, salah satu wali murid.

Fenomena ini menunjukkan adanya tantangan dalam implementasi kebijakan keluarga di tingkat sekolah.

Meski niat baik BKKBN patut diapresiasi, fleksibilitas dalam penerapan tetap diperlukan agar tujuan utama, yakni meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, dapat tercapai tanpa mengabaikan kondisi nyata di masyarakat. (Abd/Red)

Continue Reading

Nasional

Komite Reformasi Polri Matangkan Agenda Pembenahan Regulasi

Published

on

Jakarta — Komite Reformasi Polri mulai memasuki tahap pengambilan keputusan setelah lebih dari satu bulan menghimpun aspirasi publik terkait agenda percepatan reformasi kepolisian.

Ketua Komite Reformasi Polri, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa rapat Komisi Percepatan Reformasi yang digelar hari ini menjadi bagian dari proses finalisasi arah kebijakan yang akan disampaikan kepada Presiden.

“Hari ini kami rapat Komisi Percepatan Reformasi. Sesudah satu bulan kita menghimpun masukan-masukan dari lebih dari 80 kelompok masyarakat dan ribuan masukan. Kami juga berkunjung ke beberapa daerah untuk mencegah agar partisipasi tidak hanya dari Jakarta,” ujar Jimly.

Ia menjelaskan, selama lebih dari satu bulan terakhir, komite telah menyusun berbagai agenda dan opsi kebijakan untuk kemudian dipilih dan diputuskan.

Rapat kali ini difokuskan pada prosedur pengambilan keputusan, sekaligus membahas sejumlah hal yang dinilai mendesak.

“Jadi hari ini sudah lebih dari satu bulan kami mulai menyusun agenda untuk mengadakan pilihan-pilihan dan memutuskan. Hari ini hanya prosedur kita mengambil keputusan, di samping ada hal-hal yang kami anggap mendesak,” jelasnya.

Sebagai jalan keluar, Komite Reformasi Polri sepakat mendorong pengaturan ke tingkat regulasi yang lebih tinggi agar memiliki daya ikat yang lebih luas.

“Solusinya kita angkat ke tingkat aturan yang lebih tinggi agar mengikat bukan hanya ke dalam, tetapi juga ke semua instansi terkait, sambil memperbaiki kekurangan-kekurangan. Itu yang sudah kami sepakati,” pungkas Jimly.

Melalui langkah ini, Komite Reformasi Polri berharap pembenahan kelembagaan dan regulasi kepolisian dapat dilakukan secara komprehensif, selaras, dan berkelanjutan. (By/Red)

Continue Reading

Nasional

Cek Kesiapan Tempur, Komandan Batalyon Infanteri 2 Marinir Pimpin Apel Organik

Published

on

Jakarta – Komandan Batalyon Infanteri 2 Marinir, Letkol Marinir Helilintar Setiojoyo Laksono, S.E., memimpin langsung pelaksanaan Apel Organik yang diikuti seluruh prajurit Yonif 2 Marinir.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pengecekan kesiapan tempur, kedisiplinan, serta kesiapan personel dan materiil satuan. Apel digelar di Lapangan Apel Batalyon Infanteri 2 Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (18/12/2025).

Apel organik tersebut bertujuan untuk mengecek kekuatan personel, tingkat kedisiplinan, serta kesiapan perorangan maupun materiil yang dimiliki satuan.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana evaluasi kesiapan prajurit dalam menghadapi berbagai tugas yang diberikan oleh komando atas.

Dengan dilaksanakannya apel organik ini, diharapkan prajurit Yonif 2 Marinir semakin siap, tangguh, dan responsif dalam mendukung setiap pelaksanaan tugas pokok Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

Pada kesempatan tersebut, Komandan Batalyon Infanteri 2 Marinir, Letkol Marinir Helilintar Setiojoyo Laksono, S.E., menegaskan bahwa kesiapan tempur merupakan tanggung jawab bersama yang harus selalu dijaga setiap saat.

“Apel organik ini bertujuan untuk memastikan seluruh prajurit Yonif 2 Marinir berada dalam kondisi siap operasional. Melalui kegiatan ini, diharapkan prajurit semakin siap menghadapi tantangan tugas ke depan serta mampu melaksanakan setiap perintah dengan cepat, tepat, dan profesional,” ujarnya. (Timo)

Continue Reading

Trending