Connect with us

Jawa Timur

Geger Ganti PJ Bupati Tulungagung,Mantan Direktur KPK : Bisul Kecil Maupun Besar Harus Hilang 

Published

on

TULUNGAGUNG, 90detik.com- Aksi unjuk rasa yang dilaksanakan oleh ratusan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Tulungagung (ALMASTA) pada Senin (20/05) di depan Kantor Pemkab dan DPRD.

Menjadi titik balik dimana masyarakat Tulungagung yang gerah dan geram melihat kondisi pemerintahan saat ini.

Hal inilah yang membuat salah satu tokoh masyarakat dan pemerhati kebijakan pemerintah Tulungagung, Sujanarko mengibaratkan seperti bisul kecil yang pecah.

”Ratusan orang yang mendemo kinerja PJ Tulungagung ini ibarat bisul kecil yang pecah. Setelah lima tahun lalu, justru masyarakat memilih bupati yang di OTT KPK. Selanjutnya Ketua DPRD dan beberapa anggota ditangkap KPK,”, ujarnya pada Selasa (21/05).

Sujanarko juga menjelaskan beberapa kasus lingkungan yang terjadi diantaranya, meninggalnya tiga orang di Sendang akibat tanah longsor. Kondisi Pantai Gemah yang banjir dan longsor. Bahkan lebih ironis lagi sungai Brantas yang dieksploitasi secara ilegal bertahun-tahun juga tidak terdengar penindakan terhadap oknum yang melakukan hal tersebut.

”Sehingga masyarakat secara terbuka mengkritik bahkan sampai turun kejalan. Bisul besarnya belum diurai, ‘route cause’ bencana ekologi tidak diurai, birokrasi yang kukuh bersikap ‘ndoro bei’, dan sikap DPRD yang tidak memahami roh politik bagaimana mengelola aspirasi,” ungkap Sujanarko yang pernah menjabat sebagai direktur KPK lembaga anti rasuah ini.

Masih, Sujanarko mengatakan Tulungagung semakin menjauh dari cita-cita, yaitu masyarakat madani, berlandaskan kesejahteraan. Dan masyarakat yang bersanding dengan alam dalam tata kelola lingkungan seakan hanya sebagai program tanpa tindakan.

”Bagaimana tidak, setiap hari di obrolan warung-warung kopi, grup pesan berjejaring, banyak mengeluhkan kondisi yang terjadi saat ini. Ada beberapa permasalahan PJ Bupati dan jajaran birokrasinya seakan tutup mata,”ungkapnya.

Bahkan ada kepala desa yang justru merusak alam, anggota DPRD yang tiba-tiba mendapat jatah berhektar-hektar tanah yang diinginkan masyarakat.

”Akan tetapi justru tutup kuping pada persoalan-persoalan riil masyarakat. Dan setiap hari ‘dirasani’ (bahan pembicaraan,red) jelek oleh masyarakatnya sendiri. Tulungagung perlu diruwat, hantu ‘ndoro bei’ dengan konsep pendoponya perlu dirubah,” imbuhnya.

Sujanarko, menegaskan kalau perlu perubahan mirip konsep balai rakyat. Dengan memperlakukan birokrasi pada masyarakat menjadi lebih ‘egaliter’. Terlebih DPRD sebagai wakil rakyat harus kembali ke rohnya mengelola aspirasi, bukan justru DPRD yang menonjolkan kekuasaan.

”Bongkar sangkar-sangkar emas bupati pada tiap-tiap OPD serta DPRD. APH dan birokrasi harus berani menghukum aparaturnya yang nakal, berikan tindakan hukum kepada para kepala desa yang mengeksploitasi alam secara ilegal. Komunikasikan dengan adil dan saling menghormati dengan masyarakatnya sendiri, “tegasnya.

Menurutnya ada cara yang wajib dilakukan oleh pemegang tampuk kekuasaan saat ini, dengan melakukan pelayanan terbaik. Permasalahan yang timbul dimasyarakat selama beberapa tahun, seperti bisul perlu didiagnosa penyebabnya. Aksi masyarakat ini menyimpan banyak pertanyaan, dan perlu adanya komitmen bersama.

“Bisul kecil yang pecah ini pengingat kita semua, apakah PJ Bupati sudah bekerja dengan benar, apakah tiap OPD sudah berkomitmen terhadap pelayanan publik yang maksimal, benarkah DPRD sudah mengelola aspirasi dengan sungguh-sungguh tidak bersembunyi di sangkar emasnya,” jelasnya.

Sujanarko juga menyatakan kepada seluruh masyarakat yang melakukan aksi unjuk rasa, untuk terus mengambil sikap tegas dalam mengupayakan peningkatan kualitas dalam penanganan permasalahan publik.

”Untuk kawan-kawan pendemo, pecahkan seluruh bisul-bisul yang ada, baik bisul kecil maupun besar, siapa tahu yang punya tubuh, segera menyadarinya. Bisul-bisul kecil maupun besar perlu segera dihilangkan baik dengan pengobatan rutin maupun operasi besar. Semoga setelah ini Tulungagung menjadi lebih sejahtera,” pungkasnya. (Red/*)

Editor:JK

Jawa Timur

RSUD Campurdarat dr. Karneni Resmi Buka Poli Jantung dan Poli Mata untuk Peserta BPJS Kesehatan

Published

on

TULUNGAGUNG, – RSUD Campurdarat dr. Karneni terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, kini Poli Jantung dan Poli Mata di RSUD Campurdarat dr. Karneni telah resmi menerima pasien peserta BPJS Kesehatan.

Kasi Yanmed RSUD Campurdarat, dr. Dina Novitria Rahayu MMRS, menjelaskan bahwa pencapaian ini tidak diraih secara instan.

“Untuk memenuhi syarat kerjasama dengan BPJS Kesehatan, kami menjalani proses rekredensialing, yaitu tahapan penilaian ulang fasilitas, kelengkapan sarana, prasarana, kompetensi tenaga medis, serta kesiapan layanan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dr. Dina menambahkan bahwa tim RSUD Campurdarat telah bekerja keras menyiapkan seluruh dokumen, memperbaiki sistem layanan, serta melengkapi kebutuhan peralatan medis sesuai standar yang ditetapkan.

“Berkat kerja keras ini, setelah melewati tahap verifikasi dan evaluasi oleh pihak BPJS Kesehatan, akhirnya RSUD Campurdarat dr. Karneni dinilai layak dan mendapatkan persetujuan (ACC) untuk membuka layanan Poli Jantung dan Poli Mata bagi peserta BPJS melalui sistem klaim,” jelasnya.

Dengan adanya layanan ini, masyarakat kini dapat lebih mudah mengakses pelayanan spesialis jantung dan mata di RSUD Campurdarat tanpa harus merujuk ke rumah sakit yang lebih jauh.

Prosedur Pelayanan bagi Peserta BPJS Kesehatan:

Sesuai dengan regulasi BPJS, untuk mendapatkan pelayanan di Poli Jantung maupun Poli Mata, pasien diwajibkan:

  1. Mendapatkan surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Faskes I) seperti puskesmas, klinik, atau dokter keluarga.
  2. Membawa kartu BPJS Kesehatan aktif dan identitas diri saat melakukan pendaftaran.
  3. Memastikan surat rujukan masih berlaku sesuai ketentuan masa berlaku rujukan.

Dengan alur yang jelas dan layanan medis yang lebih dekat, diharapkan kehadiran Poli Jantung dan Poli Mata di RSUD Campurdarat dr. Karneni dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam menjaga kesehatan jantung dan mata mereka.

“Mari manfaatkan layanan ini dengan sebaik-baiknya”, imbuhnya.

RSUD Campurdarat dr. Karneni — “Pelayanan Responsif dengan Hati.” (Abd-Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Kemeriahan Halal Bihalal di Blitar: Ratusan Honda Jazz Ge8 Jatim Satukan Pecinta Otomotif

Published

on

BLITAR– Ratusan mobil Honda Jazz yang tergabung dalam komunitas Ge8 Jawa Timur berkumpul di Res Area Brongkos, Kesamben, Kabupaten Blitar, untuk menggelar acara halal bihalal, Minggu(27/4).

Dalam perayaan yang penuh semangat ini, anggota komunitas datang dari berbagai wilayah untuk menjalin silaturahmi sekaligus merayakan kebersamaan pasca Idul Fitri.

Acara halal bihalal tersebut dimeriahkan dengan penampilan musik dangdut koplo yang menghadirkan artis-artis ternama.

Suasana semakin meriah dengan kehadiran ratusan member Ge8 yang membawa serta keluarga dan teman-teman mereka, menciptakan atmosfer yang hangat dan penuh keceriaan.

Cak Supri, Ketua Ge8 Jatim, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa acara halal bihalal ini merupakan momentum penting untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota komunitas.

“Kami ingin menjadikan kegiatan ini sebagai ajang untuk bertukar informasi, berbagi pengalaman, dan memperkuat hubungan antar sesama pecinta Honda Jazz. Selain itu, ini juga sebagai bentuk syukur atas berkah Idul Fitri,” ujarnya.

Sementara itu, Edi Wibowo, Ketua Ge8 Blitar, menyambut kedatangan para anggota dengan penuh antusias.

“Kami sangat senang melihat antusiasme teman-teman dari berbagai daerah. Keberagaman ini menunjukkan bahwa Honda Jazz bukan hanya sekadar mobil, tetapi juga dapat menyatukan kita dalam komunitas yang solid,” tambahnya.

Acara ini berjalan dengan sukses, sekaligus memperlihatkan kekompakan dan kebersamaan yang terjalin erat di antara anggota Ge8.

Diharapkan, kegiatan serupa dapat rutin diadakan untuk mempererat persaudaraan antar komunitas dan memperluas jaringan relasi di dunia otomotif. (DON-red)

Continue Reading

Jawa Timur

Tradisi Sungkeman di SD Islam Al Azhaar Tulungagung: Membangun Karakter Sejak Dini

Published

on

TULUNGAGUNG, – Di Desa Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, berdiri sebuah sekolah dasar yang telah dikenal dengan karakter kuatnya, yaitu SD Islam Al Azhaar.

Sejak tahun 2000, sekolah ini telah melaksanakan tradisi sungkeman bagi para muridnya sebagai bagian dari pembinaan karakter.

Pada Sabtu (26/4/2025), sebanyak 140 murid kelas enam dan 200 wali santri mengikuti acara sungkeman yang berlangsung di Hall Utama Pesantren Al Azhaar.

Pengasuh Pesantren Al Azhaar, KH Imam Mawardi Ridlwan, menjelaskan bahwa sungkeman merupakan wujud dari pendidikan karakter yang bertujuan untuk menanamkan adab, akhlak, dan budi pekerti luhur.

Dalam acara tersebut, para santri duduk bersimpuh di depan orang tua mereka, lalu melanjutkan dengan sungkeman untuk memohon restu dan ridho.

Kepala Sekolah SD Al Azhaar, Gatot Sutrisno, menambahkan bahwa tradisi sungkeman ini menjadi momen istimewa untuk mendekatkan hubungan antara santri dan orang tua.

“Momen ini adalah simbol penghormatan dan rasa terima kasih atas segala pengorbanan yang telah diberikan oleh orang tua,” ujarnya.

Para orang tua pun memberikan doa dan nasihat kepada anak-anak mereka, menciptakan ikatan emosional yang mendalam.

KH Imam Mawardi Ridlwan juga menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai luhur kepada para santri sejak usia dini.

“Al Azhaar Tulungagung adalah sekolah yang membentuk generasi yang cerdas secara akademik, serta luhur budi pekerti dan akhlaknya,” tutupnya.

Tradisi sungkeman ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para orang tua santri.

“Sungkeman merupakan momen yang sangat spiritual bagi keluarga kami. Kami mohon doa agar anak kami tumbuh menjadi generasi yang selalu berbakti kepada orang tuanya”, ungkap H. Wahyudi salah satu orang tua.

Acara ini juga dihadiri oleh pengurus Komite SD Al Azhaar Tulungagung. Ketua Komite, H. Su’ud, menyatakan dukungan penuh terhadap pembentukan karakter santri melalui tradisi sungkeman ini.

Dengan demikian, SD Islam Al Azhaar Tulungagung terus berkomitmen untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia. (Abd/red)

Continue Reading

Trending