TULUNGAGUNG, 90detik.com– Debat pasangan calon (Paslon) capres-cawapres sudah tuntas, para calon pemimpin bangsa telah menampilkan serta menyampaikan visi dan misi terbaiknya dari masing-masing paslon Ada momentum yang sangat baik dari para kontestan yaitu saling meminta maaf.
Hal inilah yang menjadi perhatian khusus dari seorang tokoh ulama Tulungagung dan juga sekaligus Sekretaris IPHI Jawa Timur, KH Imam Mawardi Ridlwan menyampaikan rasa syukur bila para paslon legowo, saling meminta maaf. Hal ini,
baik untuk membangun kebersamaan para pemimpin bangsa.
Ada kandungan spiritual sangat dalam jika para pimpinan bangsa secara tulus, ikhlas saling meminta maaf. Juga menunjukkan budi pekerti luhur serta bisa digunakan sebagai tauladan.
“Para pemimpin saling meminta maaf berdampak pada kedamaian menjelang pencoblosan Pemilu 2024. Legowo akan mampu membantu menurunkan pertikaian dan perpecahan. Karena meminta maaf itu jiwa kesatria yaitu stabilitas emosi terjaga,”ujar Abah Imam panggilan akrabnya, yang juga sebagai Pengasuh Ponpes Al Azhaar Tulungagung ini, pada Selasa (06/02).
Abah Imam melanjutkan, masing-masing akan memulai cara bersaing positif dan tidak merendahkan.
“Namun menjunjung tinggi martabat lawannya. Ini contoh yang baik untuk anak bangsa,” imbuh Abah Imam.
Lebih lanjut Abah Imam memaparkan bahwa orang yang enggan meminta maaf karena ada penyakit hati yaitu sombong dan ada jiwa yang stres, kecemasan serta tidak stabil.
“Pemimpin yang ndak mau minta maaf adalah tipe pemimpin pendendam maka akan mudah membuat narasi negatif. Para pendendam sangat sulit meredakan amarahnya,” terang Abah Imam.
Menurutnya, perlu untuk dipahami bahwa meminta maaf itu mampu meningkatkan imun sehingga orangnya murah senyum dan sehat. Hal ini juga berlaku bagi orang yang berkenan menerima permintaan maaf.
“Meminta maaf serta menerima maaf merupakan ciri orang bermartabat, berjiwa murobbi. Mereka adalah tipe sosok yang mudah melupakan kesalahan pihak lain,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Abah Imam menuturkan bahwa saling memaafkan berarti saling memperbaiki diri untuk menumbuhkan saling ada kepercayaan.
“Modal ini akan jadi investasi untuk membangun keutuhan bangsa Indonesia yang besar ini,”pungkasnya.
(JK/Red)
