Connect with us

Redaksi

Polda Papua Barat Bantah Telah Abai Tugas dan Melanggar Hak Asasi Manusia (HAM)

Published

on

 

Manokwari PB – Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol. Ongky Isgunawan, SIK memberikan klarifikasi terkait berita di salah satu media online yang disampaikan oleh anggota DPD RI yang menyatakan bahwa Kapolda Papua Barat di nilai mengabaikan prinsip tugas Polri dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
“Apa yang disampaikan tersebut sangat tidak berdasar. Kami tidak anti kritik, silahkan kritik kami dengan cara-cara yang elegan sesuai fakta. Jangan menyampaikan opini yang asal untuk mencari panggung. Cek dulu kebenarannya dan kenyataan di lapangan.” Ujar Kabid humas Jumat (17/1).

“Dalam pemberitaan tersebut juga di singgung tentang penanganan kasus penembakan pengacara sekaligus Kepala LP3BH Manokwari, Yan Christian Warinussy beberapa bulan lalu, di mana Kapolda sudah sering menyampaikan termasuk saat ada pertemuan yang di prakarsai oleh Sahabat Polisi Indonesia (SPI) pada hari Sabtu (11/1) yang lalu dengan mengundang tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, akademisi, organisasi kepemudaan, mahasiswa hingga tokoh politik dan pemerintahan, beliau mengatakan bahwa kasus tersebut hingga kini masih terus dilakukan penyelidikan dan pencarian terhadap pelaku yang sudah kita ketahui orangnya. Kita tidak diam, semua butuh proses.” Tambahnya.

“Mengenai kasus penindakan tambang ilegal di daerah Raja Ampat oleh Direktorat Polairud Polda Papua Barat pada bulan Desember lalu, sudah sesuai prosedur. Kita menjaga agar tidak terjadinya kerusakan lingkungan yang semakin parah, di tambah kawasan tersebut merupakan hutan lindung dan menjadi aset pariwisata nasional” tambah Kabid Humas.

“Untuk kasus pertambangan ilegal lain di wilayah Papua Barat, kita sudah beberapa kali melakukan upaya pre-emtif maupun represif, kita bbrp kali mengundang unsur pemerintahan, pemilik hak ulayat dan instansi terkait untuk mencari solusi terhadap kegiatan pertambangan ilegal yang sudah terjadi lama. Untuk tindakan represif berupa penegakkan hukum kita juga sudah mengamankan beberapa tersangka dan barang bukti hingga kasusnya sampai ke persidangan. Kami akan fokus kembali kepada permasalahan – permasalahan tersebut karena sebelumnya kami fokus pada pengamanan Pemilu dan Pilkada sehingga personil kita yang terbatas banyak kita libatkan dalam pengamanan Operasi Mantap Praja (OMP) ke dua (2) propinsi yakni Papua Barat dan Papua Barat Daya” tambahnya.

“Terkait tahanan yang ada di kami, semua ada Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganannya, tahanan kita periksa kesehatannya terlebih dahulu sebelum masuk ruang tahanan. Pemeriksaan kesehatan secara berkala selalu kita lakukan. Bila ada tahanan yang mengeluh sakit jam berapa pun pasti kita segera tindak lanjuti dengan membawa yang bersangkutan ke fasilitas kesehatan kami. Jadi tidak benar kalau ada yg bilang kita tetap menahan orang yang sedang sakit parah. Kita juga memperhatikan hak-hak yang di miliki setiap orang walaupun yang bersangkutan berstatus tahanan.” tutup Kabid Humas.

(Tim/Red)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Redaksi

Pesantren Lansia di Kediri Ingatkan “Critical Eleven Time” Persiapan Menuju Akhirat  

Published

on

Foto, KH Imam Mawardi Ridlwan Pengasuh Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Azhaar bersama Dr. KH. Ali Arifin, Pengasuh Pesantren Sepuh Roudlotul Qur’an Selopanggung, Kediri.(dok/90detik.com).

KEDIRI, – Dr. KH. Ali Arifin, Pengasuh Pesantren Sepuh Roudlotul Qur’an Selopanggung, Kediri, menegaskan pentingnya lembaga khusus yang mempersiapkan manusia menghadapi kematian.

Menurutnya, fase krusial kehidupan ibarat “critical eleven time” dalam penerbangan, 6-11 menit terakhir pesawat sebelum mendarat ketika pramugari mengingatkan penumpang memakai sabuk pengaman.

Pernyataan ini disampaikan dalam pidato penutup Musyawarah Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Azhaar Tulungagung, yang dilaksanakan selama dua hari 11-12 Juli 2025.

“Bandara terakhir kita adalah kubur. Sayangnya, belum ada ‘pramugari spiritual’ yang cukup mengingatkan kita untuk mempersiapkan bekal saat memasuki masa kritis di ujung usia,” tegas pria yang akrab disapa Gus Fin.

Ia menjelaskan analogi lengkapnya: Seperti pesawat yang butuh 6-11 menit persiapan sebelum lepas landas, masa kecil hingga remaja adalah fase ‘pengamanan diri’ melalui lembaga pendidikan.

Namun, persiapan jelang ‘pendaratan’ (kematian, red) justru sering terabaikan.

Gus Fin menekankan, Pesantren Roudlotul Qur’an yang dipimpinnya hadir khusus memenuhi kebutuhan spiritual lansia dan pensiunan.

“Mereka yang masuk fase injury time tak boleh lagi santai. Dunia ini fatamorgana, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā’ul-gurụr, sejatinya kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Fokus utama adalah bekal praktis seperti bacaan salat wajib,” paparnya.

Ia mengkritisi minimnya lembaga yang berfungsi layak ‘announcement’, pramugari untuk fase akhir hidup.

“Selama ini kita punya TK hingga perguruan tinggi sebagai ‘persiapan lepas landas’. Tapi siapa yang memastikan ‘keseimbangan kursi’ dan ‘pengamanan sabuk’ kita saat hendak ‘mendarat’ di kubur?,“ ujarnya.

Acara yang digelar dua hari ini ditutup dengan penekanan Gus Fin tentang esensi pendidikan sepanjang hayat.

“Pendidikan bukan hanya untuk menjadi manusia sukses di dunia, tapi terutama untuk memastikan kita ‘selamat mendarat’,“ pungkasnya.(Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Papua

Ketua LMA Papua Barat Daya Ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-79: Tetap Profesional Jaga Keamanan Rakyat

Published

on

Kota Sorong, — Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Provinsi Papua Barat Daya, George Dedaida, menyampaikan ucapan selamat memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 kepada seluruh jajaran Kepolisian Republik Indonesia, khususnya yang bertugas di wilayah Papua Barat Daya. Minggu (22/6/25).

Dalam pernyataannya, George Dedaida menekankan harapan besar masyarakat adat agar institusi Polri senantiasa menjalankan tugasnya secara profesional, adil, dan penuh integritas sebagai penjaga keamanan negara serta pelindung dan pengayom masyarakat.

“Selamat Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-79. Kami dari Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua Barat Daya memberikan penghormatan dan apresiasi yang tinggi atas dedikasi dan pengabdian Polri dalam menjaga ketertiban dan keamanan, khususnya di tanah Papua Barat Daya. Semoga Polri semakin profesional dan dipercaya oleh masyarakat,” ujar Dedaida di Kota Sorong.

Ia juga menyampaikan keyakinan bahwa Polri akan terus hadir sebagai mitra strategis masyarakat, terutama dalam membina kerukunan dan menjaga stabilitas di wilayah yang sarat dengan keberagaman budaya dan nilai-nilai adat seperti Papua Barat Daya.

“Sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, kami berharap Polri selalu mengedepankan pendekatan humanis, menghargai nilai-nilai adat, serta menjalin kemitraan yang harmonis dengan masyarakat adat. Dirgahayu POLRI ke-79. Tuhan Yesus memberkati tugas dan pengabdian mulia ini,” lanjutnya.

Peringatan HUT Bhayangkara tahun ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran strategis Polri dalam memperkuat ketahanan sosial serta mempererat hubungan dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh adat yang menjadi bagian penting dari struktur sosial Papua.

Dukungan dari lembaga adat seperti yang disampaikan George Dedaida menunjukkan kuatnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat lokal dalam mewujudkan keamanan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

(Timo)

Continue Reading

Redaksi

Masa Kanak-kanak Tergadaikan?, Aksi Nyawer Siswa SD Tulungagung Picu Polemik Kerusakan Karakter!

Published

on

Foto,Tangkapan layar video yang beredar di media sosial, saat pelepasan siswa kelas 6 SDN 01 Kenayan(dok/ist).

TULUNGAGUNG,- Sebuah video yang tengah viral di media sosial menunjukkan momen mengejutkan saat siswa SD di Tulungagung “nyawer” biduan electone dalam acara pelepasan siswa kelas 6 di SDN 01 Kenayan.

Video berdurasi lebih dari satu menit ini memperlihatkan siswa kecil dengan antusias memberikan uang kepada biduan yang diundang khusus untuk meramaikan acara tersebut.

Kepala Sekolah SDN 01 Kenayan, Admin Kholisina, memberikan klarifikasi terkait insiden ini. Menurutnya, kegiatan musik elektone dan saweran adalah inisiatif dari paguyuban wali murid dan terjadi di luar sepengetahuan pihak sekolah.

“Saat ada saweran itu di luar sepengetahuan pihak sekolah,” ungkapnya pada Kamis (19/6/2025).

Acara resmi yang diselenggarakan oleh sekolah hanya mencakup sambutan, paduan suara, dan pelepasan balon.

Setelah kegiatan resmi selesai, wali murid melanjutkan dengan tasyakuran yang biayanya ditanggung secara gotong royong.

Namun, muncul kritik dari beberapa wali murid yang menyayangkan tindakan “nyawer” tersebut.

Mereka berpendapat bahwa kegiatan ini tidak pantas dilakukan oleh siswa SD dan berpotensi merusak karakter anak-anak.

Dalam menghadapi kontroversi ini, pihak sekolah diharapkan dapat segera merumuskan kebijakan yang jelas terkait kegiatan serupa di masa depan agar tidak menimbulkan masalah yang sama.

Masyarakat pun menantikan langkah konkret dari pihak sekolah untuk menjaga integritas pendidikan dan karakter siswa. (DON/red)

Continue Reading

Trending