Nasional
Rasa Bukan Sekadar Selera: Evaluasi Rasa dalam Program MBG, Harus Layak Disantap

TULUNGAGUNG — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai perhatian, bukan karena kasus keracunan atau pelanggaran standar gizi, tapi karena keluhan terkait selera rasa makanan yang disajikan.
Salah satu suara yang mencuat berasal dari KH. Roba’i, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Lamongan, dalam grup WhatsApp “Sinergi Aswaja”.
Dengan gaya santai namun tajam, KH. Roba’i menulis:
“Makanan MBG siang ini. Ada semongko kotak. Ada tempe kotak. Segede kotak buah dadu. Ada dua lauk. Karena anaknya tidak mau, maka dibuntel ibunya. Angen-angenku, MBG itu makan bergizi gratis apa makan barokah gratis… Kata orang tuanya, daripada dikasih makan, mending sekolahnya saja yang gratis. Daripada makan seperti ini”, tulisnya.
Saya telah meminta izin kepada beliau untuk mengutip isi pesan ini. Bahkan, beliau turut membagikan foto makanan MBG yang disajikan hari itu: ada lauk, sayur, dan potongan buah semangka.
Jika ditilik dari standar gizi dan keseimbangan menu, tidak ada yang salah. Lalu, mengapa banyak anak-anak menolak makanannya?
Selera Generasi Z yang Berubah.
Sebagai pengamat sekaligus pemerhati kebijakan publik dan anak, saya melihat fenomena ini sebagai benturan antara niat baik program dan selera generasi penerima manfaat.
Kita tidak sedang bicara soal kualitas gizi atau kelayakan pangan, tapi selera anak zaman sekarang Generasi Z.
Anak-anak masa kini terbiasa dengan makanan cepat saji, berbumbu kuat, dan tinggi MSG. Di kantin-kantin sekolah, menu favorit mereka adalah mi instan, sosis, nugget, atau jajanan siap saji yang kaya rasa, meski miskin gizi. Maka ketika mereka disuguhi makanan bergizi tanpa MSG, reaksi mereka adalah: “tidak enak”.
Akhirnya, makanan MBG yang sudah sesuai standar gizi dan sehat, hanya dibuka, dilihat, diambil buahnya, lalu ditumpuk atau dibuang.
Padahal, makanan itu disiapkan dengan dana negara dan semangat kemanusiaan tinggi dari para relawan dapur SPPG.
Solusi: Gizi Tetap, Rasa Harus Diramu.
Saya tidak mengatakan bahwa makanan MBG tidak layak. Justru sebaliknya. Namun saya menyarankan agar para ahli gizi di dapur SPPG mulai memasukkan aspek rasa sebagai indikator penting, di samping nilai gizi.
Saya menghubungi salah satu ahli gizi dapur SPPG Kedungwaru, Tulungagung, Mbak Yeni, untuk meminta pandangannya. Ia menjawab:
“Perpaduan yang seimbang dari gula, garam, bumbu dan rempah, serta penggunaan kaldu alami dari daging ayam tanpa lemak atau daging sapi, sangat membantu meningkatkan cita rasa tanpa MSG”, jawabnya.
Saya sepakat. Rasa tidak harus berasal dari MSG. Kaldu ayam, kaldu sapi, jamur, atau udang dapat menjadi sumber rasa yang alami. Rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, jahe, serai, daun salam, daun jeruk, kunyit, bahkan cengkeh dan kayu manis jika diracik tepat, bisa menciptakan rasa nikmat yang tetap sehat.
Perlu Evaluasi Harian Menu MBG.
Sudah saatnya para ahli gizi di dapur SPPG tidak hanya membuat menu berdasarkan angka kecukupan gizi, tapi juga melakukan evaluasi harian terhadap sisa makanan.
Menu apa yang paling banyak ditinggalkan? Mengapa anak-anak menolak? Apakah karena tampilan, rasa, atau tekstur?
Dengan data sisa makanan yang dicatat secara disiplin, para penyusun menu bisa menganalisis preferensi anak-anak.
Bukan untuk menurunkan kualitas gizi, tetapi untuk menyesuaikan pendekatan rasa agar lebih diterima lidah anak-anak masa kini.
Penutup: MBG Harus Relevan dengan Realitas.
Program MBG adalah langkah besar dan mulia dalam membangun generasi sehat dan cerdas. Namun agar tidak ditolak oleh mereka yang menjadi target utamanya, perlu pendekatan baru dalam strategi rasa.
Program gizi tidak boleh lepas dari selera anak-anak sebagai penerima manfaat. Kita tidak bisa menyamaratakan lidah generasi lama dan generasi sekarang.
Maka para ahli gizi dan pengelola SPPG harus berani berinovasi, belajar kembali, dan berkhidmat lebih dalam agar makanan sehat tidak hanya layak gizi, tapi juga layak disantap. (DON/Red)
Oleh: Imam Mawardi Ridlwan
Dewan Pembina Yayasan Bhakti Relawan Advokat Pejuang Islam
Nasional
Partai Tua, Ide Muda, Golkar Blitar Tancap Gas Rebut Pemilih Baru

Blitar — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Blitar resmi menggelar Musyawarah Daerah (Musda) XI di Hotel Santika, Jalan Ir. Soekarno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, pada akhir pekan lalu.
Dalam forum lima tahunan ini, R.M Hardi Usodo kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Blitar untuk periode 2025–2030.
Musda kali ini berlangsung semarak dengan semangat kebersamaan yang tinggi.
Sejumlah tokoh penting turut hadir, antara lain Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur sekaligus Anggota DPR RI, Ali Mufthi; Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Partai Golkar, Jairi Irawan, M.KP; Walikota Blitar Syauqul Muhibbin; serta jajaran pengurus DPD Golkar Kota Blitar.
Hadir pula anggota Fraksi Golkar DPRD Kota Blitar Yasa Kurniawanto dan Wakil Ketua DPRD Kota Blitar, M. Hardita Magdi. Sejumlah perwakilan partai politik lain juga tampak hadir untuk memberikan dukungan dan apresiasi.
Pantauan awak media ini mencatat bahwa jalannya Musda berlangsung tertib, demokratis, dan penuh antusiasme.
Keterpilihan kembali R.M Hardi Usodo mencerminkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari kader terhadap kinerjanya selama memimpin Golkar Kota Blitar dalam periode sebelumnya.
Di sela-sela acara, Jairi Irawan, M.KP, menyampaikan pandangan strategis terkait masa depan partai, khususnya dalam menjangkau pemilih muda dari kalangan Generasi Z.
Ia menilai Golkar harus berani melakukan transformasi agar tetap relevan dan kompetitif di tengah dinamika politik yang terus berkembang.
“Partai Golkar harus melakukan lompatan besar agar bisa masuk dan diterima oleh kalangan anak muda. Golkar punya potensi meraih dukungan Gen Z sebesar 30–40 persen, asalkan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman,” ujar Jairi, Senin (29/09/2025).
Menurutnya, Generasi Z kelompok usia kelahiran antara 1997 hingga 2012 merupakan kekuatan politik baru yang tidak boleh diabaikan.
Mereka sangat peduli pada isu-isu seperti demokrasi, antikorupsi, dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, partai harus membawa visi dan misi yang segar, progresif, dan sesuai dengan aspirasi mereka.
“Golkar memang partai tua, tapi kalau pengurusnya muda, ide-idenya visioner, dan programnya menyentuh kebutuhan anak muda, maka publik akan melihat Golkar sebagai partai yang progresif dan terus berkembang. Kita harus berani berubah,” tegasnya.
Jairi juga menekankan pentingnya perubahan strategi komunikasi partai di era digital. Ia menyarankan agar Golkar lebih aktif di media sosial, menyajikan konten yang kreatif dan edukatif, serta membuka ruang dialog dua arah dengan anak muda.
“Kalau masih pakai cara-cara lama, ya susah masuk ke anak muda. Mereka ingin didengar, dilibatkan, dan punya ruang berekspresi. Ini harus dijawab dengan pendekatan digital yang lebih humanis dan interaktif,” tambahnya.
Musda XI ini menjadi momentum konsolidasi internal dan penguatan struktur organisasi Partai Golkar di Kota Blitar.
Dengan terpilihnya kembali R.M Hardi Usodo, diharapkan lahir semangat baru untuk mendorong regenerasi nyata di tubuh partai.
Penguatan peran kader muda, ruang bagi inovasi politik, serta keterbukaan terhadap gagasan baru menjadi sorotan utama untuk menjaga eksistensi dan daya saing partai dalam menghadapi Pilkada dan Pemilu mendatang.
Dengan semangat kolektif yang ditunjukkan dalam Musda kali ini, Partai Golkar Kota Blitar menegaskan komitmennya untuk terus hadir sebagai partai yang relevan, adaptif, dan siap menjawab tantangan zaman, terutama dari generasi pemilih masa depan. (DON/Red)
Papua
Air Mata Haru di Hari Bahagia Saat Pangdam Bersama Ketua Persit KCK Daerah XVIII/Kasuari Jalin Kasih dengan Veteran dan Warakawuri

Manokwari PB— Momen penuh haru dan kehangatan mewarnai rangkaian peringatan HUT ke-80 TNI di wilayah Papua Barat. Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Christian Kurnianto Tehuteru, bersama Ketua Persit KCK Daerah XVIII/Kasuari, Ny. Mevi Christian K. Tehuteru, turun langsung mengunjungi dan menyerahkan tali asih kepada para Veteran dan Warakawuri di Manokwari, Senin (29/9/2025).
Sebanyak 9 Veteran dan 11 Warakawuri menjadi bagian dari Anjangsana Tali Asih ini. Nama-nama mereka diantaranya Bapak Niko Apalem, Bapak Erens Mandacan, Bapak Ramandey, Bapak Densius Rumayomi, Bapak Yonas Mandacan, Bapak Max Entimen, Bapak Sawaki, Bapak I Nyoman Jingga dan Bapak Apolos Wutoy dimana mereka adalah saksi hidup perjuangan bangsa.
Sementara para Warakawuri, di antaranya Warakawuri Ny. Dwi Said, Ny. Laipu, Ny. Yanto, Ny. Bambang, Ny. Palle, Ny. Frangki Purukan, Ny. Masipa, Ny. Nikodemus Saiwini, Ny. Dedy Kemhay, Ny. Joko Sampurna, Ny. Baransano adalah sosok tabah yang mendampingi perjalanan hidup prajurit sejati hingga akhir hayatnya.
Dengan penuh ketulusan, Pangdam menyampaikan bahwa keberadaan para Veteran dan Warakawuri adalah sumber inspirasi bagi generasi penerus Bangsa, termasuk prajurit TNI yang saat ini tengah mengabdi. Lewat kesempatan ini, Pangdam juga menyampaikan penghargaan sekaligus rasa terima kasihnya yang mendalam kepada para Veteran atas pengabdian dan perjuangan yang telah diberikan demi Bangsa dan Negara.
Terima kasih pula Pangdam sampaikan kepada para Warakawuri yang dengan ketulusan hati mendampingi para prajurit sejati hingga akhir hayatnya.
Bapak Nico Apalem selaku Ketua LVRI Manokwari yang dikunjungi saat itu menyampaikan atas nama pribadi dan keluarga besar LVRI Manokwari mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pangdam XVIII/Kasuari dan jajaran yang sudah berkunjung dan bersilaturahmi ke rumah-rumah para Veteran dan Warakawuri yang ada diwilayah. Manokwari.
“Kami mengucap syukur dan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Bapak Pangdam karena kami para Veteran dan Warakawuri, ternyata kami masih mendapatkan perhatian oleh Kodam XVIII/Kasuari.
Dalam peringatan HUT ke 80 TNI, kami berharap TNI semakin solid, kuat dan kompak sehingga dapat melanjutkan perjuangan kami para Veteran dan para pendahulu kami untuk membangun dan memajukan NKRI ini, serta semoga semakin jaya TNI Prima,” ungkapnya.
Tak hanya Pangdam dan Ketua Persit, para pejabat utama Kodam XVIII/Kasuari di waktu bersamaan juga melaksanakan kegiatan serupa di berbagai titik, sehingga semangat kepedulian ini menjalar luas.
Suasana sederhana itu berubah menjadi momen yang sarat makna. Beberapa Veteran tampak berkaca-kaca, sementara senyum haru terlukis di wajah Warakawuri saat menerima kunjungan tersebut.
Kehangatan ini menjadi bukti nyata bahwa pengorbanan mereka tidak pernah dilupakan.
Anjangsana ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk penghormatan yang mengingatkan kita semua bahwa perjuangan dan cinta tanah air adalah warisan abadi.
Sebuah inspirasi bagi prajurit TNI hari ini, sekaligus teladan bagi masyarakat luas untuk terus menumbuhkan semangat pengabdian demi bangsa. (Timo)
Papua
Panen Raya Jagung Satukan Langkah : Kodam Kasuari, Polda dan Pemerintah Papua Barat Kompak Dukung Swasembada Pangan 2025

Manokwari PB— Hamparan jagung di Kampung Aimasi, SP 3, Distrik Prafi, Manokwari, Papua Barat, pada Sabtu (27/9/2025) berubah menjadi saksi betapa kolaborasi dapat menghasilkan harapan besar bagi masyarakat.
Dalam Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III yang digelar oleh Polda Papua Barat, kehadiran berbagai pihak mulai dari TNI, Polri, Pemerintah Daerah, hingga masyarakat, menjadi bukti bahwa kerja sama nyata mampu membawa dampak positif.
Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Christian Kurnianto Tehuteru, terlihat hadir langsung di lokasi panen bersama Kasdam XVIII/Kasuari serta Aster Kasdam XVIII/Kasuari.
Kehadiran pucuk pimpinan ini menegaskan bahwa Kodam XVIII/Kasuari tidak hanya fokus pada tugas pertahanan dan keamanan, tetapi juga aktif mendorong ketahanan pangan sebagai bagian dari kesejahteraan rakyat.
Dan ini menjadi bukti nyata, ketika TNI, Polri, Pemerintah Daerah, dan masyarakat bersatu, mewujudkan kemandirian pangan di Papua Barat.
Panen raya ini bukan sekadar memetik jagung. Lebih dari itu, menjadi panggung kebersamaan.
Aparat TNI dan Polri bahu-membahu bersama warga memanen hasil bumi, menggambarkan semangat gotong royong yang masih mengakar kuat di tanah Papua Barat.
Suasana akrab terlihat saat panen berlangsung saling bercengkerama sambil memegang jagung hasil panen.
Polda Papua Barat selaku penggagas acara menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen bersama mendukung program swasembada pangan tahun 2025.
Kolaborasi dengan Kodam XVIII/Kasuari dan Pemerintah Provinsi Papua Barat menjadi kunci keberhasilan, sebab pangan tidak bisa hanya ditopang oleh satu pihak, melainkan harus dikerjakan bersama.
Di akhir acara, suasana hangat penuh kebersamaan menyelimuti area panen. Senyum masyarakat berpadu dengan semangat aparat, menandai bahwa panen kali ini bukan hanya tentang jagung, melainkan tentang harapan dan masa depan.
Harapan bahwa Papua Barat dapat berdiri tegak dalam kemandirian pangan, dengan TNI, Polri, Pemerintah, dan masyarakat berjalan seirama. (Timo)
- Nasional2 minggu ago
Skandal Korupsi SKTM Rp4,3 Miliar di Tulungagung, Kejari Didesak Usut ‘Otak’ di Balik Layar
- Jawa Timur3 minggu ago
Usai Gelar Aksi Damai, Pejuang Gayatri: Sisa Donasi untuk Aksi Jilid II
- Nasional1 minggu ago
Korupsi SKTM, Benarkah Hanya Ada Dua Tersangka ? Eks Direktur RSUD dr. Iskak: Pantas Dihukum
- Nasional3 minggu ago
Ratusan Massa Gerakan Pejuang Gayatri Gelar Aksi di DPRD Tulungagung, Soroti 20 Tuntutan Rakyat
- Jakarta6 hari ago
Masa Depan Profesi Advokat Terancam: Dari Dewan Advokat Nasional hingga Advokat Jadi Penonton Persidangan
- Nasional5 hari ago
PAD Terancam Bocor! Pungli Parkir Diduga Libatkan Oknum Dishub Tulungagung
- Nasional2 minggu ago
Ratusan Warga Desa Wonorejo Geruduk DPRD Tulungagung, Tuntut Perbaikan Jalan Rusak Selama 20 Tahun
- Jawa Timur1 minggu ago
Pesantren Ribath Futuhatunnur Tulungagung Gelar Maulid Nabi Secara Sederhana, Hadirkan KH. Imam Mawardi Ridlwan