Connect with us

Jawa Timur

Ratusan Anggota Group WhatsApp Tulungagung Kritis Gelar Halal Bihalal dan Kupatan Massal

Published

on

TULUNGAGUNG– Usai merayakan Idul Fitri 1446 H, ratusan anggota grup WhatsApp Tulungagung Kritis (TK) menggelar acara halal bihalal dan kupatan massal di Basecamp Angkringan Lawe, Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, pada Senin, 7 April 2025 malam.

Acara meriah ini dimeriahkan oleh hiburan dari Safina Entertaiment yang menampilkan lima artis, menyuguhkan penampilan menarik bagi para tamu undangan dan anggota grup.

Semaraknya acara tampak jelas dengan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.

Di antara tamu yang hadir, terdapat Wakil Bupati Tulungagung H. Ahmad Baharudin, Kepala Kesbangpol Tulungagung, Agus Jendral (Kepala Desa Plosokandang), Kepala BPKAD Tulungagung, perwakilan dari Polres Tulungagung, media, LSM, Gus Edi Al Ghoibi, serta anggota DPRD Tulungagung, Joko Tri Asmoro.

Safina Entertaiment saat menghibur para anggota group whatsapp Tulungagung Kritis. Foto;(dok/istimewa).

Kehadiran tokoh-tokoh ini menambah semangat acara yang juga dihadiri oleh ratusan anggota Tulungagung Kritis.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Tulungagung, H. Ahmad Baharudin, menyatakan bahwa halal bihalal merupakan momen yang berharga untuk saling memaafkan dan memperkuat tali persaudaraan.

“Kegiatan semacam ini sangat penting. Selain merayakan kupatan, kita juga memiliki kesempatan untuk berbagi, membangun kesepahaman, dan meningkatkan kerjasama antar masyarakat Tulungagung,” ungkapnya.

Kepala Desa Plosokandang, Agus Jendral, menekankan pentingnya sikap kritis di antara anggota grup WhatsApp Tulungagung Kritis.

Kepala Desa Plosokandang, Agus Jendral dan Luky admin group whatsapp Tulungagung saat memberikan sambutan. Foto;(dok/istimewa).

“Orang-orang dalam grup whatsapp Tulungagung Kritis (TK) adalah individu yang mempunyai pemikiran kritis. Sikap kritis sangat diperlukan, karena dengan kritik yang membangun kita dapat berkontribusi lebih baik dalam pembangunan desa dan masyarakat,” ujarnya.

Perwakilan admin Grup WhatsApp Tulungagung Kritis, Luky, juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua yang hadir dalam acara tersebut.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kehadiran semua pihak dalam acara halal bihalal ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang sudah memberikan donatur. Semoga acara ini dapat mempererat silaturahmi dan memotivasi kita semua untuk lebih aktif dalam peran masing-masing. Minal aizin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin,” ucap Luky.

Acara ditutup dengan sesi ramah tamah, serta menikmati hidangan sate kambing dan gule, yang menjadi simbol perayaan syukur dan kebersamaan masyarakat Tulungagung.

Suasana hangat dan kekeluargaan semakin terasa, menjadikan acara ini sebagai salah satu momen berharga bagi semua yang hadir. (DON-red)

Jawa Timur

Gulung Sindikat Narkoba, 98,48 gram Sabu dan Ratusan Ribu Okerbaya, 16 Tersangka Dibekuk

Published

on

KEDIRI— Polres Kediri Polda Jawa Timur (Jatim) berhasil mengungkap 14 kasus peredaran narkotika dan obat keras berbahaya (okerbaya) dalam Operasi Tumpas Narkoba Semeru 2025.

Operasi yang difokuskan dalam pemberantasan Narkoba secara serentak oleh Polda Jawa Timur ini berlangsung selama 12 hari, terhitung mulai 30 Agustus hingga 10 September 2025.

Dari keseluruhan kasus, Sembilan di antaranya terkait narkotika dengan 10 tersangka.

Sementara Lima kasus lain berkaitan dengan peredaran obat keras yang menjerat Enam orang tersangka.

Dalam konferensi Pers pada Senin (15/9) Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji menjelaskan dari 14 kasus tersebut, Tiga di antaranya masuk target operasi (TO) dan 11 kasus non-TO.

Dari pengungkapan itu, Satuan Reserse Narkoba Polres Kediri Polda Jatim berhasil mengamankan 16 tersangka yang terdiri atas 10 pengedar dan 6 pemakai.

Selain mengamankan tersangka, Polres Kediri Polda Jatim juga menyita barang bukti yakni sabu-sabu seberat 98,48 gram dan pil dobel L sebanyak 223.902 butir.

“Untuk tiga TO, yang pertama kami ungkap 30 Agustus dengan barang bukti sabu-sabu 17 plastik seberat 89,22 gram serta plastik klip bersih 84,87 gram,” jelas AKBP Bramastyo.

TO kedua pada 1 September dengan barang bukti sabu-sabu 2 plastik seberat 0,91 gram, pil dobel L 1.003 butir, dan TO terakhir 2 September berupa pil dobel L 22.022 butir dalam tiga kardus cokelat.

Kapolres Kediri menegaskan pihaknya tidak hanya melakukan penindakan, tetapi juga langkah pencegahan.

Upaya itu dilakukan dengan sosialisasi dan imbauan langsung ke sekolah-sekolah, baik tingkat SMP maupun SMA, serta menyasar masyarakat umum.

“Kami mohon para orang tua ikut berperan aktif mengawasi anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan Narkoba,” pungkasnya. (Wah/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Meriah! Warga Desa Srikaton Gelar Hiburan Rakyat Rayakan HUT RI ke-80

Published

on

TULUNGAGUNG — Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, warga Desa Srikaton, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, menggelar serangkaian kegiatan hiburan rakyat yang berlangsung meriah dan penuh semangat kebersamaan, Minggu (14/9) malam.

Acara puncak dimeriahkan oleh penampilan orkes dangdut “Mitra Nada”, yang menghadirkan empat artis diantaranya Ratnasari, Sila, Febriani, Minul Laila, Adila Yurinda.

Penampilan mereka sukses menyedot perhatian ratusan warga yang memadati area panggung hiburan.

Ketua Penyelenggara, Rifai, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia serta sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antarwarga.

“Kami ingin mengajak masyarakat untuk ikut bersuka cita merayakan HUT RI yang ke-80 ini. Selain hiburan, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kebersamaan dan gotong royong antarwarga,” ujarnya kepada 90detik.com , Senin(15/9).

Sementara itu, Hari, salah satu panitia, mengungkapkan bahwa acara ini telah dipersiapkan sejak beberapa minggu sebelumnya dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat desa.

“Persiapannya cukup panjang, tapi berkat kekompakan warga, semuanya bisa berjalan lancar. Semoga tahun depan bisa lebih meriah lagi,” kata Hari dengan semangat.

Selain hiburan dangdut, rangkaian acara HUT RI di Desa Srikaton juga diisi dengan berbagai lomba tradisional, seperti panjat pinang, balap karung, dan tarik tambang, yang turut menyemarakkan suasana.

Warga berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilestarikan sebagai wujud cinta tanah air dan budaya lokal. (DON/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Skandal di Sektor Pendidikan? Pejuang Gayatri ; Dugaan KKN Massa Aksi Teriak Panggil KPK

Published

on

TULUNGAGUNG — Suara perlawanan terhadap dugaan korupsi di sektor pendidikan menggema di depan Gedung DPRD Kabupaten Tulungagung, Kamis(11/9).

Ratusan massa dari Pejuang Gayatri menggelar aksi damai, namun orasi mereka jauh dari damai. Mereka mengecam keras adanya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di tubuh Dinas Pendidikan Tulungagung.

Dalam orasi yang penuh data dan sindiran tajam, Yoyok Nugroho, salah satu orator, menyampaikan bahwa tuntutan mereka bukan semata asumsi, melainkan berdasar pada Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) resmi yang telah dikantonginya.

“Kami tidak bicara kosong. Ini bukan gosip. Kami punya DPA. Dan angka tidak pernah berdusta,” tegas Yoyok dalam orasinya.

Mark Up Anggaran: Ketika Angka Lebih Jujur dari Retorika.

Salah satu dugaan paling mencolok yang disampaikan adalah pengadaan laptop seharga Rp15.600.000 per unit. Padahal, menurut Yoyok, harga laptop sejenis di e-commerce hanya sekitar Rp9–10 juta, bahkan sudah termasuk PPN.

“Di Dinas Pendidikan, laptop harga dibawah 10 juta, tapi di DPA seharga 15.600.000, dan ada ratusan laptop”, seru Yoyok di tengah sorakan massa yang membalas dengan teriakan, “Panggil KPK, Panggil KPK, Panggil KPK”.

Yang lebih fantastis lagi adalah pengadaan Interactive Flat Panel rakitan 86 inci yang tercatat seharga Rp210 juta per unit. Padahal, di berbagai toko daring SIPLah dan marketplace edukasi, harga produk serupa tak pernah menyentuh Rp100 juta.

“Tv juga seperti itu, tv rakitan 86 inci harga 210 juta, padahal di siplah hanya dibawah 100 juta. Kami ada bukti dan bisa dipertanggungjawabkan. Keberadaan dewan hanya kemubadiran bagi masyarakat indonesia, kalau mereka berani keluar menemui kami, maka data juga akan kita keluarkan”, ungkapnya.

Ketika Pendidikan Tak Lagi Membebaskan.

Lebih dari sekadar persoalan teknis anggaran, aksi ini juga menyinggung dimensi moral dan filosofi dari dunia pendidikan.

“Pendidikan itu seharusnya ladang pembebasan. Tapi kalau anggarannya dijadikan ladang permainan, maka yang tumbuh bukan generasi emas, tapi generasi yang mewarisi kebusukan sistem,” tegas Billy salah satu korlap Pejuang Gayatri.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak DPRD dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung belum memberikan keterangan. (DON/Red)

Continue Reading

Trending