Connect with us

Jawa Timur

SPECTA ke-21 SMK Negeri 2 Trenggalek: Merayakan Kreativitas dan Kolaborasi

Published

on

TRENGGALEK— Gegap gempita dan semangat kebersamaan menyelimuti halaman belakang SMK Negeri 2 Trenggalek pagi ini, Senin, 2 Juni 2025.

Keluarga besar sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, staf, komite sekolah, hingga tamu undangan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, berkumpul untuk menyaksikan puncak acara perayaan SPECTA (Spectacular Event of Creativity and Talent) ke-21.

Acara yang tidak dalam bentuk demonstrasi ini diwarnai dengan kehadiran antusiasme penuh dari seluruh peserta, yang menunjukkan bahwa perayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk menampilkan kreativitas dan kolaborasi siswa-siswi SMK Negeri 2 Trenggalek.

Kepala Sekolah Drs. Masrur Hanafi, M.M. dalam sambutannya menyampaikan bahwa perayaan SPECTA ke-21 adalah bukti dedikasi dan evolusi kreativitas selama dua dekade terakhir.

“21 tahun SPECTA bukan sekadar angka, melainkan simbol kekuatan kolaborasi, inovasi, dan dedikasi kami dalam memajukan pendidikan vokasi. Hari ini, kami menyaksikan siswa yang tak hanya terampil, tetapi juga mampu bercerita melalui karya-karya mereka,” ujarnya dengan penuh semangat.

Gelaran acara ini menghadirkan rangkaian pertunjukan yang memukau, mulai dari tarian kolosal yang mengisahkan perjalanan panjang sekolah, teatrikal musikal penuh makna, hingga pertunjukan seni digital hasil karya siswa jurusan multimedia.

Setiap pertunjukan mengangkat kearifan lokal Trenggalek dan semangat generasi muda, yang dikemas dengan sentuhan teknologi inovatif.

Salah satu siswa yang turut tampil, Alfin Nurailiyah dari kelas XI Akuntansi, mengungkapkan kebanggaannya.

“Kami merasa bangga bisa menampilkan talenta di depan ribuan penonton, ini pengalaman yang sangat berharga dan membanggakan,” terangnya dengan penuh semangat.

Heny Styowati, Ketua Panitia acara, juga menyampaikan bahwa proses persiapan berlangsung selama satu bulan dengan latihan intensif selama seminggu terakhir.

“Konsep acara ini dirancang dengan kerja keras dan gotong royong seluruh elemen sekolah. Hasil hari ini membuktikan bahwa kolaborasi bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa,” jelasnya.

Selain pertunjukan seni, bazaar kreatif yang menampilkan hasil karya siswa juga turut memeriahkan suasana.

Potensi kewirausahaan yang dikembangkan oleh SMK Negeri 2 Trenggalek terlihat nyata, memperlihatkan bahwa sekolah ini tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan jiwa kewirausahaan siswa.

Suasana keakraban dan kebersamaan pun semakin terasa, menjadikan SPECTA ke-21 sebagai momen silaturahmi yang memperkuat ikatan keluarga besar sekolah.

Acara ini sekaligus menjadi ajang untuk menunjukkan bahwa SMK Negeri 2 Trenggalek mampu mencetak lulusan yang kreatif, inovatif, dan kolaboratif.

“Ini adalah wadah untuk menunjukkan talenta anak-anak kita dan menegaskan esensi pendidikan vokasi yang memadukan kompetensi, kreativitas, dan kebersamaan. Semoga sinergi yang terjalin hari ini menjadi pondasi untuk pencapaian yang lebih gemilang di masa mendatang,” imbuh Hanafi.

Perayaan SPECTA ke-21 ini menegaskan komitmen SMK Negeri 2 Trenggalek dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga mampu berinovasi dan berkolaborasi dalam membangun masa depan bangsa. (Ji/red)

Jawa Timur

Pasca Pidato Kenegaraan, DPRD Kab. Blitar Serukan Sinergi Eksekutif-Legislatif dan Berantas Tambang Ilegal

Published

on

BLITAR – Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Blitar yang dilaksanakan untuk mengikuti pidato kenegaraan Presiden RI di HUT ke-80, pada Jumat (15/8), tak hanya diwarnai seruan sinergi eksekutif dan legislatif.

Usai mengikuti kegiatan tersebut Wakil Ketua II DPRD, Ratna Dewi Nirwana Sari dengan didampingi Wakil Ketua I M Rifa’i, menyinggung tegas soal tambang ilegal hingga merespons isu panas hubungan kurang harmonis antara legislatif dan eksekutif di Bumi Penataran.

Ia juga menyampaikan bahwa pesan utama pidato Presiden Prabowo Subianto menekankan kesatuan antara eksekutif dan legislatif.

“Keputusan legislatif tidak untuk melemahkan pemerintahan, tapi menjadi satu kesatuan. Kami di daerah wajib menyukseskan program prioritas presiden dengan tetap menyesuaikan kebutuhan rakyat,” ungkapnya saat menyampaikan keterangan pers pada awak media.

Terkait tambang ilegal yang disinggung Presiden, Ratna menegaskan pemerintah daerah harus bergerak sejalan dengan kebijakan pusat.

“Sudah ada regulasi baru agar Kabupaten Blitar bisa memaksimalkan APBD dari sektor tambang legal. Tambang ilegal jelas merugikan negara,” tegasnya.

Soal rumor hubungan kurang harmonis dengan eksekutif, Ratna memberi penegasan singkat, komunikasi dan sinergi tetap akan dijaga demi kepentingan masyarakat.

Sebagai informasi, rapat yang dipimpin Wakil Ketua I M. Rifa’i, Wakil Ketua II Ratna Dewi Nirwana Sari, dan Wakil Ketua III Susi Narulita Kumala Dewi ini dihadiri Bupati Blitar Rijanto, Wakil Bupati Beky Herdiyansyah, jajaran kepala OPD, Forkopimda, serta tamu undangan.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan seruan semangat kemerdekaan dari pimpinan DPRD.

“Dirgahayu Republik Indonesia! Semoga semangat juang para pahlawan menginspirasi kita untuk terus bersatu dan membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,” pungkasnya.
(JK/Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Jawa Timur

Panggung Edukasi Njotangan Resmi Didirikan, Wadah Pembelajaran Inklusif dari SMKN 1 Rejotangan untuk Masyarakat

Published

on

TULUNGAGUNG — Sebuah inisiatif inovatif dari Komite SMKN 1 Rejotangan resmi diluncurkan pada Kamis, 14 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pramuka.

Panggung Edukasi Njotangan, demikian nama gerakan tersebut diresmikan oleh Ketua Komite Sekolah, Kyai Samsudin, dan diserahkan langsung kepada Kepala SMKN 1 Rejotangan, Dr. Santika, S.Pi, M.Si, dalam sebuah acara yang penuh makna dan antusiasme.

Lahir dari gagasan sederhana namun bercita-cita besar, Panggung Edukasi Njotangan bertujuan menghadirkan proses belajar yang hidup dinamis dan menyatu dengan kehidupan masyarakat.

Terinspirasi dari pengamatan Dr. Santika terhadap keterbatasan kegiatan edukatif yang selama ini banyak terkungkung dalam ruang kelas dan forum formal muncullah ide untuk menciptakan ruang pembelajaran yang lebih terbuka inklusif dan memberdayakan.

“Kami ingin menciptakan ruang di mana siapa pun bisa belajar, siapa pun bisa mengajar. Pengetahuan tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat formalitas,” ungkap Dr. Santika dalam sambutannya.

Nama “Panggung Edukasi Njotangan” dipilih dengan penuh pertimbangan.

Panggung” menggambarkan tempat mengekspresikan diri menampilkan karya, dan menyebarkan inspirasi, sementara “edukasi” mencerminkan semangat pembelajaran yang membawa perubahan positif.

Gabungan keduanya menjadi simbol ruang interaktif yang mengajak semua kalangan untuk terlibat aktif dalam berbagi ilmu keterampilan dan pengalaman.

Kegiatan ini dirancang sebagai program berkala yang tidak hanya bersifat edukatif tetapi juga kreatif dan menghibur.

Mulai dari diskusi interaktif demonstrasi keterampilan hingga pertunjukan seni yang sarat makna edukatif akan menjadi bagian dari sajian utama Panggung Edukasi.

Audiens tidak hanya menjadi penonton tetapi juga peserta aktif dalam proses pembelajaran.

Lebih dari sekadar acara, Panggung Edukasi Njotangan adalah sebuah gerakan upaya nyata untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.

Dengan konsep yang fleksibel dan konten yang variatif, inisiatif ini diharapkan menjadi motor penggerak semangat belajar dan budaya berbagi ilmu di kalangan pelajar dan masyarakat Rejotangan secara luas.

“Kami ingin menunjukkan bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja oleh siapa saja dan kapan saja. Setiap orang punya potensi untuk berdiri di panggung ini dan menjadi inspirasi bagi orang lain,” tambah Kyai Samsudin.

Ke depan, SMKN 1 Rejotangan berharap Panggung Edukasi Njotangan dapat menjadi simbol perubahan bahwa pendidikan tidak hanya soal kurikulum dan nilai tetapi juga tentang keterlibatan semangat dan keberanian untuk berbagi. (DON/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Rapat Paripurna DPRD Blitar Gagal Gara-Gara Tak Kuorum, LSM LASKAR: Memalukan dan Rakyat Jadi Korban

Published

on

BLITAR,- Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Blitar yang dijadwalkan membahas APBD Perubahan Tahun Anggaran 2025 di Graha Paripurna, pada Jum’at (08/08), terpaksa batal dilaksanakan.

Penyebabnya, mayoritas anggota dewan tidak hadir sehingga forum tidak memenuhi syarat kuorum.

Akibatnya, Bupati Blitar gagal menyampaikan penjelasan resmi terkait hal tersebut. Padahal, jajaran pejabat Pemkab Blitar hadir lengkap, mulai dari Sekretaris Daerah, kepala OPD, hingga staf ahli.

Suasana saat rapat paripurna, DPRD Kabupaten Blitar yang gagal terlaksana karena tidak kourum, (dok/JK)

Kondisi ini memicu kritik pedas dari Ketua LSM LASKAR, Swantantio Hani Irawan. Ia menyebut, mangkirnya para wakil rakyat di agenda sepenting ini adalah kemunduran serius dalam tata kelola pemerintahan daerah.

“Ini memalukan. Bagaimana masyarakat mau percaya kalau urusan sepenting pembahasan perubahan anggaran saja batal hanya karena tidak kuorum? Ini menyangkut hajat hidup rakyat,” tegas Tiyok panggilan karibnya.

Menurutnya, agenda ini merupakan pondasi penyusunan APBD. Jika pembahasannya molor, maka program pembangunan dan pelayanan publik berpotensi ikut tertunda.

“Rakyat memilih mereka untuk bekerja, bukan mangkir di saat dibutuhkan,” tambahnya.

Tak hanya itu, Tiyok juga menyoroti kabar adanya rumor “matahari kembar” di eksekutif hubungan panas antara bupati dan wakilnya disebut turut memperkeruh koordinasi dengan legislatif.

Bahkan, hubungan antara bupati dengan partai pengusung utama dikabarkan mulai renggang.  Selain itu kegagalan rapat paripurna ini menjadi potret bagaimana tarik-menarik kepentingan politik kerap mengorbankan kepentingan publik.

”Amat disayangkan rakyat hanya jadi penonton dan masih menunggu realisasi pembangunan seperti perbaikan jalan, bantuan pertanian, dan pelayanan publik yang layak. Sementara para elit sibuk berkonflik, dan rakyat yang dikorbankan,” tegasnya.

Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi, usai menutup acara tersebut mengatakan seluruh anggota sudah menerima undangan resmi jauh-jauh hari. Dan rapat akan dilaksanakan setelah menunggu dari Badan Musyawarah (Bamus)

“Sesuai tata tertib DPRD, karena jumlah anggota yang hadir tidak memenuhi kuorum, rapat ditunda menunggu keputusan Badan Musyawarah (Banmus),” ujarnya.(JK/Red)

Continue Reading

Trending