Nasional
Taburkan Kebaikan di Bulan Suci Ramadhan Polres Madiun dan Bhayangkari Gelar Baksos

MADIUN, 90detik.com- Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, Kapolres Madiun AKBP M. Ridwan, bersama pejabat utama Polres Madiun dan Bhayangkari Cabang Madiun, melaksanakan kegiatan bakti sosial di Asrama Sekolah Luar Biasa (SLB ) Bananul Amanah, Desa Banjarsari, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jum’at (15/3).
Kegiatan bakti sosial ( Baksos) tersebut bertujuan untuk memberikan dukungan serta kebahagiaan kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus.
“Sekaligus mempererat hubungan antara aparat kepolisian dengan masyarakat, khususnya anak-anak yang berada di sini ( SLB), ” ujar AKBP M. Ridwan.
Dalam kegiatan tersebut, Kapolres Madiun beserta rombongan memberikan bantuan berupa paket sembako, perlengkapan sekolah, dan beberapa kebutuhan lainnya kepada para siswa dan penghuni Asrama SLB Bananul Amanah.
Selain itu, mereka juga berinteraksi secara langsung dengan anak-anak dan memberikan semangat serta motivasi untuk tetap berprestasi meskipun dalam kondisi yang berbeda.
Kapolres Madiun juga mengaku hadir di SLB sebagai bentuk kepedulian Polres Madiun terhadap masyarakat, khususnya anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.
“Semoga bantuan ini dapat sedikit meringankan beban mereka dan memberikan semangat baru untuk terus belajar dan berkembang,” ujar AKBP M. Ridwan.
Sementara itu, Ketua Bhayangkari Cabang Madiun, Ny. Hanny Ridwan, juga turut mengungkapkan kebahagiaannya dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
“Ini merupakan momen yang sangat berarti bagi kami untuk berbagi kebahagiaan dengan anak-anak istimewa ini. Semoga bantuan yang kami berikan dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi mereka,” ungkapnya.
Kegiatan bakti sosial di Asrama SLB Bananul Amanah ini juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Safari Ramadhan yang diinisiasi oleh Polres Madiun sebagai bentuk komitmen dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat di bulan yang penuh berkah ini. (Red)
Nasional
Ketika Pemerintah Diam, Rakyat Donasi: Aksi Simbolik Guncang Tulungagung

TULUNGAGUNG — Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Pejuang Gayatri menggelar aksi simbolik dengan membuka posko donasi di depan Gedung DPRD Tulungagung.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap rencana aksi turun ke jalan yang akan dilaksanakan pada Kamis, 11 September 2025 mendatang.
Donasi mulai dibuka sejak Jumat, 5 September 2025, dan mendapat sambutan antusias dari masyarakat.
Sejak pagi hingga malam hari, warga berdatangan untuk menyumbangkan berbagai bentuk dukungan, mulai dari tenda, makanan ringan hingga barang kebutuhan logistik seperti air mineral.
Bahkan, sejumlah ibu – ibu rumah tangga pun tampak turut serta menyumbangkan donasi berupa air mineral (Aqua) dan kebutuhan lainnya.
Hal ini menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap gerakan yang dianggap mewakili suara rakyat kecil.
Salah satu warga pendonasi menyampaikan bahwa partisipasinya dalam memberikan donasi merupakan bentuk kepedulian terhadap kondisi pemerintahan saat ini.
“Saya hanya rakyat biasa, tapi ini bentuk kepedulian saya. Kalau rakyat sudah harus turun tangan, artinya ada yang tidak beres di atas sana,” ujarnya.
Aksi ini merupakan bentuk protes keras terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten Tulungagung yang dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil dan sarat kepentingan elit.
Ahmad Dardiri, salah satu Koordinator Lapangan (Korlap) Pejuang Gayatri, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah berdonasi.
“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh warga yang telah mendukung gerakan ini. Donasi ini bukan soal jumlah, tapi soal keberanian dan kepedulian terhadap nasib rakyat Tulungagung,” tegas Dardiri, Sabtu(6/9).
Aksi pada 11 September 2025 mendatang disebut akan menjadi momentum penting bagi masyarakat Tulungagung untuk menyuarakan aspirasi secara terbuka dan damai. (DON/Red)
Nasional
Pejuang Gayatri Buka Donasi Aksi: Masyarakat Bersatu Melawan Kebijakan Pemerintah Miring

TULUNGAGUNG — Suara rakyat mulai menggema dari jantung kota. Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam gerakan Pejuang Gayatri menggelar aksi simbolik dengan membuka donasi di depan Gedung DPRD Tulungagung, sebagai bentuk dukungan terhadap aksi turun ke jalan yang akan digelar pada Kamis, 11 September 2025 mendatang.
Aksi ini merupakan bentuk protes keras terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten Tulungagung yang dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil dan sarat kepentingan elit.
Salah satu Koordinator Lapangan (Korlap), Ahmad Dardiri, menjelaskan bahwa pembukaan donasi ini bukan semata soal logistik, melainkan bentuk nyata dari partisipasi rakyat dalam perjuangan bersama.
“Donasi ini kami buka agar masyarakat bisa ikut terlibat langsung dalam perjuangan. Ini bukan hanya soal logistik aksi, tapi tentang menyatukan suara rakyat. Kami ingin menunjukkan bahwa perlawanan ini bukan rekayasa elit, tapi gerakan dari bawah,” tegas Dardiri, kepada 90detik.com, Jumat (5/9/2025).
Dardiri juga menambahkan bahwa aksi nanti akan digelar secara tertib dan bermartabat, namun tetap dengan pesan yang tegas dan tidak bisa ditawar, rakyat tidak akan diam ketika kebijakan mulai menyimpang dari keadilan.
“Kami sudah muak dengan kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir orang. Kami akan turun dengan damai, tapi tidak dengan diam,” lanjutnya.
Respons masyarakat mulai terlihat dari banyaknya warga yang datang ke lokasi donasi, menyumbangkan sebagian hartanya, dan menyatakan kesiapan untuk bergabung dalam aksi.
Dari ibu rumah tangga, pedagang kecil, hingga mahasiswa, semua merasa punya alasan yang sama, kekecewaan terhadap kebijakan yang dianggap menjauh dari kepentingan rakyat.
Pejuang Gayatri menegaskan bahwa kanal partisipasi masyarakat akan terus dibuka hingga hari pelaksanaan aksi, baik dalam bentuk dukungan moral maupun material.
Bagi masyarakat di luar daerah yang ingin turut membantu, dapat menyalurkan donasi melalui rekening: BCA 0482135445 a.n. Ananto Kisharmono.
Pejuang Gayatri menegaskan bahwa seluruh penggunaan dana akan dilaporkan secara transparan.
“Tulungagung milik rakyat, bukan milik segelintir pemegang jabatan yang hanya tahu duduk di kursi empuk tanpa mau mendengar suara bawah,” tutup Dardiri.
Aksi ini disebut akan menjadi titik balik, ujian bagi demokrasi lokal. Apakah suara rakyat masih punya tempat di tanah sendiri, atau justru terus dikubur oleh kebijakan yang hanya menguntungkan golongan tertentu. (DON/Red)
Jawa Timur
Mayong Bersholawat, 700 Jamaah Tumpah Ruah dalam Cinta kepada Rasulullah

Lamongan — Malam yang penuh cahaya dan berkah menyelimuti hall Pesantren Krapyak, Mayong, Sidomlangean, Kedungpring, Lamongan, saat lebih dari 700 jamaah dari berbagai penjuru dusun berkumpul dalam satu irama sholawat, memuliakan nama agung Sayyidina Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam, pada Jumat(5/9).
Jamaah tidak hanya datang dari Mayong, namun juga dari Sambiroto, Nduwel, Mlangean, Blawi, Dungpri, Cumpleng, Dengkeng, Dungbulu, dan dusun-dusun lain yang rutin menghadiri majelis. Suasana semakin khidmat dan semarak dengan hadirnya para tokoh masyarakat dan ulama.
Acara ini dihadiri oleh Camat Kedungpring, serta para masyayikh dan tokoh masyarakat seperti Mbah Guru H. Ridlwan, Mbah Guru H. Mukafiuddin, H. Huri, H. Kartono, Pak Eko, Pak Kasun Mayong, dan banyak lainnya. Mereka bersatu dalam satu majelis, satu tujuan: meneladani Nabi Muhammad.
Menurut Kang Imam Suyuti, sekretaris pesantren, “Peringatan ini untuk meneladani Gusti Kanjeng Nabi sepanjang hayat.”
Kalimat singkat namun bermakna dalam, seperti sumur tua yang tak pernah kering airnya.
Puncak acara diisi oleh KH. Nashir Mansur Idris dari Jakarta, seorang munsyid sekaligus murid dari Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani (Mekkah).
Dengan gaya khas Hijaz, beliau melantunkan sholawat yang membuat dada bergetar dan mata tak kuasa menahan air mata. Mahabbah mengalir, menyentuh jiwa-jiwa yang hadir.
Pengasuh Pesantren, KH. Imam Mawardi Ridlwan, tak banyak memberi ceramah panjang.
Ia hanya berkata dengan lembut, namun menghujam:
“Keselamatan kita tergantung seberapa kuat mahabbah kita pada pemberi syafa’at.” ujarnya.
Kalimat yang tak butuh tafsir. Seolah-olah Rasulullah sendiri hadir, tersenyum di tengah-tengah majelis.
Sementara itu, Habib Ubaidillah Al Habsy dari Surabaya memberikan taujih ruhaniyah yang menyentuh.
Ia tidak membahas isu-isu duniawi, melainkan mengajak para hadirin menumbuhkan cinta sejati kepada Nabi.
“Cinta kepada Rasul bukan slogan, tapi jalan hidup,” ujarnya.
Ketua Umum Yayasan Pendidikan dan Sosial Bani Kyai Tasir Mayong, Mbah Guru Katjung Pramono, menyampaikan bahwa acara ini merupakan hasil gotong royong antara pengurus pesantren, panitia, dan masyarakat Mayong, dipimpin oleh Pak Kasun Mas’ud.
“Kami menghaturkan terima kasih tak terhingga kepada seluruh jamaah dan pihak yang membantu. Semoga dibalas Allah Ta’ala dengan balasan terbaik,” tuturnya.
Malam itu, Mayong Bersholawat bukan sekadar acara. Ia adalah peristiwa batin, di mana langit dan bumi terasa begitu dekat.
Di antara jamaah yang hadir, mungkin ada seorang anak kecil yang kelak menjadi ulama besar.
Seorang ibu yang pulang dengan hati yang lebih tenang. Seorang santri yang malam itu memutuskan untuk istiqamah.
Semua karena satu nama yang tak pernah lekang oleh zaman: Sayyidina Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam. (DON/Red)
- Nasional2 hari ago
Pejuang Gayatri Buka Donasi Aksi: Masyarakat Bersatu Melawan Kebijakan Pemerintah Miring
- Nasional3 minggu ago
Gugat Tanah Adat, Warga Geruduk DPRD Tulungagung: Proyek Pemakaman Elite Diduga Ilegal
- Nasional1 minggu ago
Demonstrasi 4/9 di Tulungagung, Ketua Almasta Tegaskan Bukan Inspirator Aksi
- Nasional1 minggu ago
Spanduk “Aksi Selasa Rakyat”: Suara Diam yang Menggemuruh di Tulungagung
- Jawa Timur3 minggu ago
Diduga Dekat dengan Pejabat, CV Pendatang Baru Kuasai Proyek Konsultan di Tulungagung
- Investigasi2 minggu ago
LSM LASKAR Soroti Tiang WiFi ‘Siluman’ Ancam Keselamatan Warga Blitar
- Jawa Timur2 minggu ago
DPUPR Kabupaten Blitar Siapkan Perbaikan Darurat untuk Jalan Rusak di Jambewangi
- Investigasi1 minggu ago
Gaji Bulanan untuk Sekolah Negeri? Pungli Rp120 Ribu/Bulan Membelenggu Orang Tua di SMAN 1 Gondang