Jawa Timur
Usai Pemilu, Abah Imam: Saatnya Persiapkan Diri Beribadah di Bulan Damai

TULUNGAGUNG, 90detik.com– Pemilu 2024 telah usai, proses penghitungan “Real Count” di KPU juga masih berlangsung, hingga 20 Maret 2024. Dan hal tersebut juga memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh keistimewaan dan kedamaian.
Tokoh agama Kabupaten Tulungagung, KH. Imam Mawardi Ridlwan, menyampaikan rasa syukur atas pelaksanaan Pemilu 2024 yang aman, tertib, damai, luber dan jurdil. Tujuan utama pemilu adalah terwujud kepemimpinan nasional yang mewujudkan kemakmuran dan perdamaian.
”Pemilu harus jurdil dan wajib, Manakala terjadi kecurangan maka dilawan secara konstitusi. Inilah yang disebut jihad konstitusi. Pemilu 2024 sangat istimewa karena paska coblosan kita juga akan melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan” tutur Abah Imam, panggilan akrabnya pada Kamis (22/02).
Menurutnya, bulan Ramadhan 1445 H sangat istimewa karena hadir di tengah bangsa Indonesia melanjutkan proses pesta demokrasi, Pemilu 2024. Dalam melakukan ibadah puasa, kaum muslimin pastinya menjaga lisan dan jempolnya. Dari segala prilaku yang akan merusak pahala puasa.
”Apalagi puasa diamalkan dengan sebenarnya maka akan terwujud kedamaian bangsa. Membahas hiruk-pikuk, pertikaian setiap pemilu sudah dimulai sejak Pemilu pertama tahun 1955. Rata-rata pertikaian anak bangsa akan membara manakala disebabkan faktor agama, etnik, dan nafsu kekuasaan,” jelasnya.
Abah Imam menambahkan, Pemilu 2024 dalam pelaksanaannya telah berjalan damai, lancar dan baik. Pekerjaan besar KPU melaksanakan pemilu 2024 masih menyisakan problem mendasar yaitu ada kecurangan yang dilakukan oknum baik dari yang ada TPS atau di kantor KPU.
”Modus kecurangannya berbagai macam. KPU punya tugas besar untuk memberi sanksi para oknum yang curang dan melakukan pilihan ulang di TPS yang curang atau penghitungan ulang,” imbuhnya.
Menjelang Ramadhan segala bentuk yang curang segera ditangani oleh KPU, dengan tim dan bekerja sama dengan APH. Harapan ini untuk menciptakan suasana yang khusyuk dan damai bagi kaum muslimin saat menjalankan ibadahnya,” ujar Abah Imam juga sebagai Sekretaris IPHI Jawa Timur ini.
Sebagai Muslim Masuk di Bulan Ramadhan
Abah Imam menjelaskan beragama itu damai, dan agama Islam itu kedamaian, seyogyanya umat muslim dalam menjalankan puasa itu dimaknai sebagai proses manusia mensucikan jiwa untuk menjadi insan damai dan pendamai.
”Hasil puasa adalah perilaku manusia yang santun dan bijak. Mereka yang akan memasuki bulan Ramadhan akan meninggalkan ghibah dan fitnah, perbuatan menimbulkan kerusakan apalagi pertikaian atau pertumpahan darah,” jelasnya.
Abah Imam juga menyatakan, bahwa Ramadhan dengan puasanya telah mendidik kita untuk menahan amarah dan mengikat nafsu. Tidak boleh mengumbar dan menyebarkan hoaks, kebencian, kedengkian, kemungkaran dan keonaran di masyarakat.
Makna dasar ash-shaum atau shiam atau puasa adalah al-imsak yaitu menahan diri. Yaitu menahan diri dari segala hal yang membatalkan shiam dan menggugurkan pahala shiam.
”Jadi shiam yang sempurna manakala kaum muslimin sudah mampu menahan anggota badannya tidak marah, membenci, ghibah, memfitnah dan maksiat serta mampu menahan hatinya dari buruk sangka,” terangnya.
”Hasil shiam yang sempurna tadi adalah tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai. Insyaallah akan sirna nafsu untuk bergejolak dan bertikai, Shiam Ramadhan Indonesia damai,” pungkasnya.(JK/Red)
Jawa Timur
Pasca Pidato Kenegaraan, DPRD Kab. Blitar Serukan Sinergi Eksekutif-Legislatif dan Berantas Tambang Ilegal

BLITAR – Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Blitar yang dilaksanakan untuk mengikuti pidato kenegaraan Presiden RI di HUT ke-80, pada Jumat (15/8), tak hanya diwarnai seruan sinergi eksekutif dan legislatif.
Usai mengikuti kegiatan tersebut Wakil Ketua II DPRD, Ratna Dewi Nirwana Sari dengan didampingi Wakil Ketua I M Rifa’i, menyinggung tegas soal tambang ilegal hingga merespons isu panas hubungan kurang harmonis antara legislatif dan eksekutif di Bumi Penataran.
Ia juga menyampaikan bahwa pesan utama pidato Presiden Prabowo Subianto menekankan kesatuan antara eksekutif dan legislatif.
“Keputusan legislatif tidak untuk melemahkan pemerintahan, tapi menjadi satu kesatuan. Kami di daerah wajib menyukseskan program prioritas presiden dengan tetap menyesuaikan kebutuhan rakyat,” ungkapnya saat menyampaikan keterangan pers pada awak media.
Terkait tambang ilegal yang disinggung Presiden, Ratna menegaskan pemerintah daerah harus bergerak sejalan dengan kebijakan pusat.
“Sudah ada regulasi baru agar Kabupaten Blitar bisa memaksimalkan APBD dari sektor tambang legal. Tambang ilegal jelas merugikan negara,” tegasnya.
Soal rumor hubungan kurang harmonis dengan eksekutif, Ratna memberi penegasan singkat, komunikasi dan sinergi tetap akan dijaga demi kepentingan masyarakat.
Sebagai informasi, rapat yang dipimpin Wakil Ketua I M. Rifa’i, Wakil Ketua II Ratna Dewi Nirwana Sari, dan Wakil Ketua III Susi Narulita Kumala Dewi ini dihadiri Bupati Blitar Rijanto, Wakil Bupati Beky Herdiyansyah, jajaran kepala OPD, Forkopimda, serta tamu undangan.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan seruan semangat kemerdekaan dari pimpinan DPRD.
“Dirgahayu Republik Indonesia! Semoga semangat juang para pahlawan menginspirasi kita untuk terus bersatu dan membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,” pungkasnya.
(JK/Red)
Editor: Joko Prasetyo
Jawa Timur
Panggung Edukasi Njotangan Resmi Didirikan, Wadah Pembelajaran Inklusif dari SMKN 1 Rejotangan untuk Masyarakat

TULUNGAGUNG — Sebuah inisiatif inovatif dari Komite SMKN 1 Rejotangan resmi diluncurkan pada Kamis, 14 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pramuka.
Panggung Edukasi Njotangan, demikian nama gerakan tersebut diresmikan oleh Ketua Komite Sekolah, Kyai Samsudin, dan diserahkan langsung kepada Kepala SMKN 1 Rejotangan, Dr. Santika, S.Pi, M.Si, dalam sebuah acara yang penuh makna dan antusiasme.
Lahir dari gagasan sederhana namun bercita-cita besar, Panggung Edukasi Njotangan bertujuan menghadirkan proses belajar yang hidup dinamis dan menyatu dengan kehidupan masyarakat.
Terinspirasi dari pengamatan Dr. Santika terhadap keterbatasan kegiatan edukatif yang selama ini banyak terkungkung dalam ruang kelas dan forum formal muncullah ide untuk menciptakan ruang pembelajaran yang lebih terbuka inklusif dan memberdayakan.
“Kami ingin menciptakan ruang di mana siapa pun bisa belajar, siapa pun bisa mengajar. Pengetahuan tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat formalitas,” ungkap Dr. Santika dalam sambutannya.
Nama “Panggung Edukasi Njotangan” dipilih dengan penuh pertimbangan.
“Panggung” menggambarkan tempat mengekspresikan diri menampilkan karya, dan menyebarkan inspirasi, sementara “edukasi” mencerminkan semangat pembelajaran yang membawa perubahan positif.
Gabungan keduanya menjadi simbol ruang interaktif yang mengajak semua kalangan untuk terlibat aktif dalam berbagi ilmu keterampilan dan pengalaman.
Kegiatan ini dirancang sebagai program berkala yang tidak hanya bersifat edukatif tetapi juga kreatif dan menghibur.
Mulai dari diskusi interaktif demonstrasi keterampilan hingga pertunjukan seni yang sarat makna edukatif akan menjadi bagian dari sajian utama Panggung Edukasi.
Audiens tidak hanya menjadi penonton tetapi juga peserta aktif dalam proses pembelajaran.
Lebih dari sekadar acara, Panggung Edukasi Njotangan adalah sebuah gerakan upaya nyata untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.
Dengan konsep yang fleksibel dan konten yang variatif, inisiatif ini diharapkan menjadi motor penggerak semangat belajar dan budaya berbagi ilmu di kalangan pelajar dan masyarakat Rejotangan secara luas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja oleh siapa saja dan kapan saja. Setiap orang punya potensi untuk berdiri di panggung ini dan menjadi inspirasi bagi orang lain,” tambah Kyai Samsudin.
Ke depan, SMKN 1 Rejotangan berharap Panggung Edukasi Njotangan dapat menjadi simbol perubahan bahwa pendidikan tidak hanya soal kurikulum dan nilai tetapi juga tentang keterlibatan semangat dan keberanian untuk berbagi. (DON/Red)
Jawa Timur
Rapat Paripurna DPRD Blitar Gagal Gara-Gara Tak Kuorum, LSM LASKAR: Memalukan dan Rakyat Jadi Korban

BLITAR,- Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Blitar yang dijadwalkan membahas APBD Perubahan Tahun Anggaran 2025 di Graha Paripurna, pada Jum’at (08/08), terpaksa batal dilaksanakan.
Penyebabnya, mayoritas anggota dewan tidak hadir sehingga forum tidak memenuhi syarat kuorum.
Akibatnya, Bupati Blitar gagal menyampaikan penjelasan resmi terkait hal tersebut. Padahal, jajaran pejabat Pemkab Blitar hadir lengkap, mulai dari Sekretaris Daerah, kepala OPD, hingga staf ahli.

Suasana saat rapat paripurna, DPRD Kabupaten Blitar yang gagal terlaksana karena tidak kourum, (dok/JK)
Kondisi ini memicu kritik pedas dari Ketua LSM LASKAR, Swantantio Hani Irawan. Ia menyebut, mangkirnya para wakil rakyat di agenda sepenting ini adalah kemunduran serius dalam tata kelola pemerintahan daerah.
“Ini memalukan. Bagaimana masyarakat mau percaya kalau urusan sepenting pembahasan perubahan anggaran saja batal hanya karena tidak kuorum? Ini menyangkut hajat hidup rakyat,” tegas Tiyok panggilan karibnya.
Menurutnya, agenda ini merupakan pondasi penyusunan APBD. Jika pembahasannya molor, maka program pembangunan dan pelayanan publik berpotensi ikut tertunda.
“Rakyat memilih mereka untuk bekerja, bukan mangkir di saat dibutuhkan,” tambahnya.
Tak hanya itu, Tiyok juga menyoroti kabar adanya rumor “matahari kembar” di eksekutif hubungan panas antara bupati dan wakilnya disebut turut memperkeruh koordinasi dengan legislatif.
Bahkan, hubungan antara bupati dengan partai pengusung utama dikabarkan mulai renggang. Selain itu kegagalan rapat paripurna ini menjadi potret bagaimana tarik-menarik kepentingan politik kerap mengorbankan kepentingan publik.
”Amat disayangkan rakyat hanya jadi penonton dan masih menunggu realisasi pembangunan seperti perbaikan jalan, bantuan pertanian, dan pelayanan publik yang layak. Sementara para elit sibuk berkonflik, dan rakyat yang dikorbankan,” tegasnya.
Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi, usai menutup acara tersebut mengatakan seluruh anggota sudah menerima undangan resmi jauh-jauh hari. Dan rapat akan dilaksanakan setelah menunggu dari Badan Musyawarah (Bamus)
“Sesuai tata tertib DPRD, karena jumlah anggota yang hadir tidak memenuhi kuorum, rapat ditunda menunggu keputusan Badan Musyawarah (Banmus),” ujarnya.(JK/Red)
- Budaya1 minggu ago
Marching Band Mustika Nada SDN 2 Karangrejo Kampak Trenggalek Bikin Heboh, Lantunkan Lagu “Cinderella”
- Investigasi1 minggu ago
Skandal Pungli di Kawasan Pinka, Sedot Darah PKL, Diduga Libatkan Oknum Preman dan Pengurus Lama
- Nasional2 minggu ago
Harumkan Nama Tulungagung dan Jatim, SMKN 1 Rejotangan berhasil Sabet Medali Emas di LKS Nasional 2025
- Investigasi6 hari ago
Jalan Rusak di Tulungagung, Warga “Sulap” Jalan Menjadi Kebun Pisang
- Jawa Timur1 minggu ago
Rapat Paripurna DPRD Blitar Gagal Gara-Gara Tak Kuorum, LSM LASKAR: Memalukan dan Rakyat Jadi Korban
- Nasional5 hari ago
Media Sosial Ubah Wajah Dakwah, Wakil Ketua LD PWNU Jatim: Mereka Merupakan Pahlawan di Era Digital
- Militer2 minggu ago
Koarmada III Terima Kunjungan Aslog Kasal: Dorong Reformasi dan Efisiensi Dukungan Operasi
- Jawa Timur2 minggu ago
Dukung Pajak Daerah, Penambang Rakyat Blitar Keluhkan Mandeknya Proses Perizinan