Redaksi
Geruduk DPRD dan Pemkab Blitar, Masyarakat Tuntut Pemimpin yang Berkeadilan dan Demokratis

BLITAR, – Masyarakat Kabupaten Blitar menyuarakan sikap tegas dalam mempertahankan demokrasi yang adil dan menolak segala bentuk konspirasi hukum yang mengancam keadilan dan kebebasan berpendapat. Pernyataan ini menjadi perhatian utama dalam upaya menjaga marwah demokrasi Pancasila di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan yang disampaikan, masyarakat menyoroti kasus pemalsuan dokumen yang mencatut nama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2018. Kasus ini tidak hanya mencoreng nama baik mantan Bupati Blitar periode 2015-2020, tetapi juga melukai semangat perjuangan aktivis anti-korupsi Mohammad Trijanto, yang kala itu menjadi calon anggota tetap DPD RI Jawa Timur untuk periode 2019-2024.

M. Trijanto, saat melakukan orasi di depan kantor DPRD Kabupaten Blitar,
(dok/ JK).
Alih-alih mendukung perjuangan anti-korupsi, Mohammad Trijanto justru dituduh mencemarkan nama baik demi melindungi kepentingan kelompok tertentu. Hingga kini, dalang di balik pemalsuan surat tersebut belum terungkap, memunculkan dugaan adanya konspirasi hukum dan politik untuk membungkam demokrasi di Kabupaten Blitar.
Menjaga Demokrasi Pancasila
Masyarakat Blitar menegaskan pentingnya Demokrasi Pancasila sebagai fondasi negara. Dalam demokrasi ini, setiap pemimpin diamanahkan untuk menjunjung nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan keberpihakan pada rakyat. Demokrasi sejati tidak hanya menjadi alat politik tetapi juga menjadi sarana untuk menciptakan kehidupan yang damai, bebas dari intimidasi dan ketakutan.
“Kami ingin pemimpin yang berjiwa besar, yang mengedepankan keadilan tanpa menyalahgunakan kekuasaan demi mempertahankan posisinya,” ujar Ibnu Harris Priandoko, perwakilan masyarakat Blitar.
Menolak Konspirasi Hukum
Masyarakat Blitar menentang keras konspirasi hukum yang sering kali digunakan sebagai alat untuk membungkam suara rakyat dan melindungi kepentingan segelintir pihak. Mafia hukum dianggap menjadi ancaman nyata bagi keadilan, mengubah hukum menjadi alat represi, bukan keadilan.
“Demokrasi tidak boleh berubah menjadi topeng semu. Mereka yang memperjuangkan kebenaran harus dilindungi, bukan ditindas,” tegas pernyataan tersebut.
Seruan untuk Pemimpin Demokratis dan Berkeadilan. Masyarakat Kabupaten Blitar menyampaikan tiga tuntutan utama:
1. Penyelidikan transparan dan tuntas terhadap dalang pemalsuan surat KPK, guna mengungkap fakta dan memastikan keadilan.
2. Pelaporan perkembangan kasus secara terbuka kepada masyarakat agar kepercayaan publik terhadap penegakan hukum tetap terjaga.
3. Perlindungan terhadap warga yang menyuarakan kebenaran, serta penghentian intimidasi terhadap mereka yang memperjuangkan keadilan.
Pemimpin untuk Semua
Kabupaten Blitar membutuhkan pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat, bukan segelintir kelompok. Pemimpin seperti itu harus menjaga transparansi dan keadilan serta melayani masyarakat dengan tulus.
“Demokrasi yang kita perjuangkan adalah untuk semua, bukan hanya untuk segelintir,” tegas masyarakat Blitar dalam pernyataan mereka.
Dengan seruan ini, masyarakat Blitar berharap dapat menginspirasi perubahan yang lebih baik, menciptakan demokrasi yang adil, bebas dari konspirasi, dan menegakkan keadilan bagi semua. (JK/Red)
Papua
Ketua LMA Papua Barat Daya Ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-79: Tetap Profesional Jaga Keamanan Rakyat

Kota Sorong, — Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Provinsi Papua Barat Daya, George Dedaida, menyampaikan ucapan selamat memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 kepada seluruh jajaran Kepolisian Republik Indonesia, khususnya yang bertugas di wilayah Papua Barat Daya. Minggu (22/6/25).
Dalam pernyataannya, George Dedaida menekankan harapan besar masyarakat adat agar institusi Polri senantiasa menjalankan tugasnya secara profesional, adil, dan penuh integritas sebagai penjaga keamanan negara serta pelindung dan pengayom masyarakat.
“Selamat Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-79. Kami dari Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua Barat Daya memberikan penghormatan dan apresiasi yang tinggi atas dedikasi dan pengabdian Polri dalam menjaga ketertiban dan keamanan, khususnya di tanah Papua Barat Daya. Semoga Polri semakin profesional dan dipercaya oleh masyarakat,” ujar Dedaida di Kota Sorong.
Ia juga menyampaikan keyakinan bahwa Polri akan terus hadir sebagai mitra strategis masyarakat, terutama dalam membina kerukunan dan menjaga stabilitas di wilayah yang sarat dengan keberagaman budaya dan nilai-nilai adat seperti Papua Barat Daya.
“Sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, kami berharap Polri selalu mengedepankan pendekatan humanis, menghargai nilai-nilai adat, serta menjalin kemitraan yang harmonis dengan masyarakat adat. Dirgahayu POLRI ke-79. Tuhan Yesus memberkati tugas dan pengabdian mulia ini,” lanjutnya.
Peringatan HUT Bhayangkara tahun ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran strategis Polri dalam memperkuat ketahanan sosial serta mempererat hubungan dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh adat yang menjadi bagian penting dari struktur sosial Papua.
Dukungan dari lembaga adat seperti yang disampaikan George Dedaida menunjukkan kuatnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat lokal dalam mewujudkan keamanan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
(Timo)
Redaksi
Masa Kanak-kanak Tergadaikan?, Aksi Nyawer Siswa SD Tulungagung Picu Polemik Kerusakan Karakter!

Foto,Tangkapan layar video yang beredar di media sosial, saat pelepasan siswa kelas 6 SDN 01 Kenayan(dok/ist).
TULUNGAGUNG,- Sebuah video yang tengah viral di media sosial menunjukkan momen mengejutkan saat siswa SD di Tulungagung “nyawer” biduan electone dalam acara pelepasan siswa kelas 6 di SDN 01 Kenayan.
Video berdurasi lebih dari satu menit ini memperlihatkan siswa kecil dengan antusias memberikan uang kepada biduan yang diundang khusus untuk meramaikan acara tersebut.
Kepala Sekolah SDN 01 Kenayan, Admin Kholisina, memberikan klarifikasi terkait insiden ini. Menurutnya, kegiatan musik elektone dan saweran adalah inisiatif dari paguyuban wali murid dan terjadi di luar sepengetahuan pihak sekolah.
“Saat ada saweran itu di luar sepengetahuan pihak sekolah,” ungkapnya pada Kamis (19/6/2025).
Acara resmi yang diselenggarakan oleh sekolah hanya mencakup sambutan, paduan suara, dan pelepasan balon.
Setelah kegiatan resmi selesai, wali murid melanjutkan dengan tasyakuran yang biayanya ditanggung secara gotong royong.
Namun, muncul kritik dari beberapa wali murid yang menyayangkan tindakan “nyawer” tersebut.
Mereka berpendapat bahwa kegiatan ini tidak pantas dilakukan oleh siswa SD dan berpotensi merusak karakter anak-anak.
Dalam menghadapi kontroversi ini, pihak sekolah diharapkan dapat segera merumuskan kebijakan yang jelas terkait kegiatan serupa di masa depan agar tidak menimbulkan masalah yang sama.
Masyarakat pun menantikan langkah konkret dari pihak sekolah untuk menjaga integritas pendidikan dan karakter siswa. (DON/red)
Redaksi
Santri Blitar Gotong Royong Perbaiki Jalan Rusak, Wadahi Kepedulian Sosial

Foto : Para Santri saat bergotong royong memperbaiki jalan rusak, (dok/JK)
BLITAR,– Puluhan santri Pondok Pesantren Mambaus Sholihin 2 Blitar menunjukkan aksi nyata kepedulian sosial dengan bergotong royong memperbaiki jalan rusak. Kegiatan swadaya yang digagas komunitas santri Banda1942 ini mendapat apresiasi warga.
Aksi yang dilakukan baru-baru ini berfokus pada penambalan lubang-lubang jalan menggunakan cor beton. Sebelum pengecoran, para santri terlebih dahulu menandai lubang-lubang tersebut dengan cat semprot.
Langkah ini sebagai peringatan dini untuk mengurangi risiko kecelakaan bagi pengguna jalan yang melintas.
Koordinator kegiatan, Choirul Anam, S.Pd.I., M.Pd.I., menegaskan inisiatif ini murni bentuk kepedulian dan gotong royong tanpa maksud menyalahkan pihak manapun.
“Kami tidak ingin menyalahkan siapa pun. Ini murni aksi gotong royong untuk keselamatan bersama. Kami hanya ingin berdampak positif untuk sesama,” ujar Anam, yang juga merupakan dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Misbahudin Ahmad (STITMA) Blitar, saat dikonfirmasi, pada Jum’at (06/06).
Sekitar 50 santri terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Mereka bahu-membahu mencampur adonan semen dan melakukan penambalan pada jalan yang berlubang, menunjukkan kontribusi nyata terhadap perbaikan fasilitas umum di lingkungan sekitar.
Aksi sosial ini disambut positif oleh warga sekitar. Mereka mengaku sangat terbantu dan merasa lebih aman saat melintasi jalan yang sebelumnya rusak dan membahayakan.
“Alhamdulillah, jalan jadi lebih mulus dan aman. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan jadi contoh bagi komunitas lain untuk ikut ambil peran memperbaiki fasilitas umum,” ujar Rahmat, salah satu warga yang melintas di lokasi perbaikan.
Kegiatan gotong royong para santri ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi berbagai elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya perbaikan lingkungan dan fasilitas publik secara mandiri dan penuh kepedulian. (JK-RED)
Editor:Joko Prasetyo
- Jawa Timur4 hari ago
Viral Tudingan Camat Mainkan LC dan “Iclik”, Warga Pakel Meledak Desak Bupati Bertindak
- Jawa Timur2 minggu ago
Tragis, Ditemukan Mayat Gantung Diri di Ngantru Tulungagung
- Jawa Timur3 minggu ago
Gandeng PSHT, BNNK Tulungagung Luncurkan Program “Pendekar Lawan Narkoba”
- Jawa Timur3 minggu ago
LSM LASKAR Laporkan Dugaan Korupsi Bansos RASTRADA Tahap I Kota Blitar ke Kejari
- Hukum Kriminal1 minggu ago
Tersendat di PUPR, Kasus Korupsi Dana Desa di Tulungagung Terancam Mandek
- Hukum Kriminal3 minggu ago
Terdakwa Korupsi Kembalikan Rp1,7 Miliar, Kejari Sorong Tegaskan Komitmen Lawan Korupsi
- Jawa Timur1 minggu ago
79 Santri Porsigal Trenggalek Resmi Disahkan Sebagai Anggota Baru
- Hukum Kriminal2 minggu ago
Dugaan Korupsi di Desa Tanggung, Kejari Tunggu Hasil Audit Inspektorat