Redaksi
Kapolres Maybrat Hadiri Ibadah Syukur HUT PI ke-74 di Kampung Kambuaya: Momentum Iman, Damai, dan Persaudaraan

MAYBRAT, – Dalam suasana khidmat penuh makna rohani, Kapolres Maybrat Kompol Ruben Obed Kbarek, S.I.K., bersama Ketua Bhayangkari Cabang Maybrat, Ny. Mingga Ruben Kbarek, menghadiri Ibadah Syukur Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil (HUT PI) ke-74 di Kampung Kambuaya, Distrik Ayamaru Timur, Kamis (1/5/2025).
Kehadiran Kapolres menjadi simbol nyata dukungan institusi kepolisian terhadap nilai-nilai iman, kebudayaan, dan persatuan masyarakat Maybrat.
Acara tahunan ini tidak hanya menjadi ajang refleksi spiritual, tetapi juga perwujudan harmoni antara aparat keamanan, pemerintah daerah, tokoh agama, dan masyarakat dalam merayakan 74 tahun masuknya Pekabaran Injil di tanah Kambuaya.
Turut hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh penting, seperti Bapak Raja Kambuaya, Ketua WOG Kabupaten Maybrat, Ketua PKK Kabupaten Maybrat, mantan Wali Kota Sorong, para kepala kampung, dan unsur TNI-Polri dari Polsek dan Koramil Ayamaru.
Kegiatan dimulai dengan nyanyian pembukaan yang mengajak seluruh jemaat masuk dalam suasana ibadah. Doa pembuka kemudian dipanjatkan, mengiringi semangat bersyukur atas sejarah panjang kehadiran Injil di tengah masyarakat lokal.
Pujian dan penyembahan pun mengalir syahdu dari jemaat yang hadir, menyemarakkan suasana dengan lagu-lagu rohani yang menggugah hati. Dalam khotbah yang disampaikan pelayan firman, umat diajak merenungkan kembali pentingnya mempertahankan warisan rohani dan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sosial, budaya, dan moral generasi muda Maybrat.
Momen doa syukur dan doa keselamatan bagi masyarakat Kambuaya menjadi inti spiritual acara, dilanjutkan dengan persembahan syukur yang disambut dengan doa pengudusan persembahan agar dapat membawa berkat bagi pelayanan dan pembangunan iman masyarakat.
Dalam sambutan resminya, Kapolres Maybrat Kompol Ruben Obed Kbarek menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kekuatan iman masyarakat Kambuaya
“Saya mengucapkan selamat atas perayaan HUT Pekabaran Injil ke-74 di Kampung Kambuaya. Ini adalah momen refleksi iman yang luar biasa. Semoga damai dan semangat persaudaraan terus menyala di tengah masyarakat kita. Kami siap terus bersinergi menjaga keamanan dan ketertiban bersama seluruh elemen warga,” ujarnya penuh harap.
Acara dilanjutkan dengan prosesi pemotongan kue ulang tahun sebagai simbol rasa syukur dan semangat pelayanan.
Momen ini mencerminkan harapan agar semangat Injil tetap hidup dan berkembang, membentuk generasi yang cinta damai dan takut akan Tuhan.
Seluruh rangkaian ibadah dan perayaan berlangsung dalam suasana tertib dan penuh kekeluargaan.
Sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat terlihat nyata, menunjukkan bahwa nilai-nilai Injil yang telah tumbuh selama 74 tahun mampu membentuk fondasi sosial yang damai dan kokoh di tanah Papua Barat.
Perayaan HUT PI ke-74 ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi peristiwa budaya dan iman yang memperkuat identitas serta harapan bersama seluruh masyarakat Maybrat untuk masa depan yang lebih terang.(Tim/Red)
Redaksi
Pesantren Lansia di Kediri Ingatkan “Critical Eleven Time” Persiapan Menuju Akhirat

Foto, KH Imam Mawardi Ridlwan Pengasuh Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Azhaar bersama Dr. KH. Ali Arifin, Pengasuh Pesantren Sepuh Roudlotul Qur’an Selopanggung, Kediri.(dok/90detik.com).
KEDIRI, – Dr. KH. Ali Arifin, Pengasuh Pesantren Sepuh Roudlotul Qur’an Selopanggung, Kediri, menegaskan pentingnya lembaga khusus yang mempersiapkan manusia menghadapi kematian.
Menurutnya, fase krusial kehidupan ibarat “critical eleven time” dalam penerbangan, 6-11 menit terakhir pesawat sebelum mendarat ketika pramugari mengingatkan penumpang memakai sabuk pengaman.
Pernyataan ini disampaikan dalam pidato penutup Musyawarah Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Azhaar Tulungagung, yang dilaksanakan selama dua hari 11-12 Juli 2025.
“Bandara terakhir kita adalah kubur. Sayangnya, belum ada ‘pramugari spiritual’ yang cukup mengingatkan kita untuk mempersiapkan bekal saat memasuki masa kritis di ujung usia,” tegas pria yang akrab disapa Gus Fin.
Ia menjelaskan analogi lengkapnya: Seperti pesawat yang butuh 6-11 menit persiapan sebelum lepas landas, masa kecil hingga remaja adalah fase ‘pengamanan diri’ melalui lembaga pendidikan.
Namun, persiapan jelang ‘pendaratan’ (kematian, red) justru sering terabaikan.
Gus Fin menekankan, Pesantren Roudlotul Qur’an yang dipimpinnya hadir khusus memenuhi kebutuhan spiritual lansia dan pensiunan.
“Mereka yang masuk fase injury time tak boleh lagi santai. Dunia ini fatamorgana, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā’ul-gurụr, sejatinya kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Fokus utama adalah bekal praktis seperti bacaan salat wajib,” paparnya.
Ia mengkritisi minimnya lembaga yang berfungsi layak ‘announcement’, pramugari untuk fase akhir hidup.
“Selama ini kita punya TK hingga perguruan tinggi sebagai ‘persiapan lepas landas’. Tapi siapa yang memastikan ‘keseimbangan kursi’ dan ‘pengamanan sabuk’ kita saat hendak ‘mendarat’ di kubur?,“ ujarnya.
Acara yang digelar dua hari ini ditutup dengan penekanan Gus Fin tentang esensi pendidikan sepanjang hayat.
“Pendidikan bukan hanya untuk menjadi manusia sukses di dunia, tapi terutama untuk memastikan kita ‘selamat mendarat’,“ pungkasnya.(Red)
Editor: Joko Prasetyo
Papua
Ketua LMA Papua Barat Daya Ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-79: Tetap Profesional Jaga Keamanan Rakyat

Kota Sorong, — Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Provinsi Papua Barat Daya, George Dedaida, menyampaikan ucapan selamat memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 kepada seluruh jajaran Kepolisian Republik Indonesia, khususnya yang bertugas di wilayah Papua Barat Daya. Minggu (22/6/25).
Dalam pernyataannya, George Dedaida menekankan harapan besar masyarakat adat agar institusi Polri senantiasa menjalankan tugasnya secara profesional, adil, dan penuh integritas sebagai penjaga keamanan negara serta pelindung dan pengayom masyarakat.
“Selamat Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-79. Kami dari Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua Barat Daya memberikan penghormatan dan apresiasi yang tinggi atas dedikasi dan pengabdian Polri dalam menjaga ketertiban dan keamanan, khususnya di tanah Papua Barat Daya. Semoga Polri semakin profesional dan dipercaya oleh masyarakat,” ujar Dedaida di Kota Sorong.
Ia juga menyampaikan keyakinan bahwa Polri akan terus hadir sebagai mitra strategis masyarakat, terutama dalam membina kerukunan dan menjaga stabilitas di wilayah yang sarat dengan keberagaman budaya dan nilai-nilai adat seperti Papua Barat Daya.
“Sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, kami berharap Polri selalu mengedepankan pendekatan humanis, menghargai nilai-nilai adat, serta menjalin kemitraan yang harmonis dengan masyarakat adat. Dirgahayu POLRI ke-79. Tuhan Yesus memberkati tugas dan pengabdian mulia ini,” lanjutnya.
Peringatan HUT Bhayangkara tahun ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran strategis Polri dalam memperkuat ketahanan sosial serta mempererat hubungan dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh adat yang menjadi bagian penting dari struktur sosial Papua.
Dukungan dari lembaga adat seperti yang disampaikan George Dedaida menunjukkan kuatnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat lokal dalam mewujudkan keamanan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
(Timo)
Redaksi
Masa Kanak-kanak Tergadaikan?, Aksi Nyawer Siswa SD Tulungagung Picu Polemik Kerusakan Karakter!

Foto,Tangkapan layar video yang beredar di media sosial, saat pelepasan siswa kelas 6 SDN 01 Kenayan(dok/ist).
TULUNGAGUNG,- Sebuah video yang tengah viral di media sosial menunjukkan momen mengejutkan saat siswa SD di Tulungagung “nyawer” biduan electone dalam acara pelepasan siswa kelas 6 di SDN 01 Kenayan.
Video berdurasi lebih dari satu menit ini memperlihatkan siswa kecil dengan antusias memberikan uang kepada biduan yang diundang khusus untuk meramaikan acara tersebut.
Kepala Sekolah SDN 01 Kenayan, Admin Kholisina, memberikan klarifikasi terkait insiden ini. Menurutnya, kegiatan musik elektone dan saweran adalah inisiatif dari paguyuban wali murid dan terjadi di luar sepengetahuan pihak sekolah.
“Saat ada saweran itu di luar sepengetahuan pihak sekolah,” ungkapnya pada Kamis (19/6/2025).
Acara resmi yang diselenggarakan oleh sekolah hanya mencakup sambutan, paduan suara, dan pelepasan balon.
Setelah kegiatan resmi selesai, wali murid melanjutkan dengan tasyakuran yang biayanya ditanggung secara gotong royong.
Namun, muncul kritik dari beberapa wali murid yang menyayangkan tindakan “nyawer” tersebut.
Mereka berpendapat bahwa kegiatan ini tidak pantas dilakukan oleh siswa SD dan berpotensi merusak karakter anak-anak.
Dalam menghadapi kontroversi ini, pihak sekolah diharapkan dapat segera merumuskan kebijakan yang jelas terkait kegiatan serupa di masa depan agar tidak menimbulkan masalah yang sama.
Masyarakat pun menantikan langkah konkret dari pihak sekolah untuk menjaga integritas pendidikan dan karakter siswa. (DON/red)
- Peristiwa2 minggu ago
Bangun Mako, Banser Boyolangu Kerja Bakti Peletakan Batu Pertama
- Jawa Timur4 hari ago
Orang Tua Pasien Keluhkan RS Trisna Medika Tulungagung: Layanan Buruk, Biaya Fantastis
- Papua2 minggu ago
Sertijab Komandan Yonmarhanlan XIV, Brigjen TNI (Mar) Andi Rachmat Tegaskan Profesionalisme Prajurit di Sorong
- Ekonomi & Bisnis2 minggu ago
Telkom Regional 5 Dorong Wirausaha Parfum Lokal Lewat Program Indibiz Insight di Makassar
- Opini2 minggu ago
Menjaga Marwah Jurnalisme: Wartawan Tak Bisa Rangkap Jabatan, Apalagi ASN
- Peristiwa3 minggu ago
Pulang Tanpa Suara, Haji Abdulrahman Disambut Lautan Doa
- Pemerintahan1 minggu ago
Tulungagung Buntu Arah Penataan Pinka: Pemkab Diam, Kesemrawutan Jalanan Kian Parah
- Investigasi2 minggu ago
Keracunan Makanan di Posyandu Desa Wonorejo, Dinkes Tulungagung Umumkan Hasil Uji Laboratorium