Nasional
Polri Harus Tetap Independen, Wacana Pengalihan ke Kemendagri atau TNI Dinilai Ahistoris

JAKARTA – Wacana untuk mengembalikan Polri di bawah kendali Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) atau bahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali mengemuka di ruang publik. Gagasan ini menuai kontroversi dan dinilai bertentangan dengan prinsip reformasi institusi keamanan yang telah berlangsung sejak era reformasi.
Pitra Nasution, S.H., M.H. seorang praktisi hukum, menegaskan bahwa ide tersebut tidak hanya ahistoris, tetapi juga bertentangan dengan realitas peningkatan kinerja dan kepercayaan publik terhadap Polri. Menurutnya, keberadaan Polri sebagai institusi independen di bawah Presiden justru menjadi kunci keberhasilan reformasi yang selama ini diupayakan.
“Hasil berbagai survei menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ini membuktikan bahwa reformasi Polri telah membawa hasil positif. Polri harus tetap berada di bawah kendali Presiden untuk menjaga independensi dan profesionalismenya, tanpa intervensi politik yang bisa melemahkan fungsi utama penegakan hukum,” ujar Pitra Nasution, Minggu (1/12).
Pitra menambahkan, mengembalikan Polri di bawah Kemendagri atau TNI dikhawatirkan dapat membuka kembali ruang intervensi politik yang mencederai prinsip netralitas institusi. Menurutnya, Polri sebagai institusi sipil bersenjata dirancang untuk melayani kepentingan masyarakat sipil, bukan sebagai perpanjangan dari struktur kekuasaan tertentu.
“Kita sudah belajar dari sejarah bahwa dualisme fungsi keamanan sipil dan militer sering menciptakan kekacauan struktural. Menghidupkan kembali model tersebut sama saja membawa Indonesia mundur ke masa lalu yang penuh dengan ketidakpastian hukum dan instabilitas institusi,” tegasnya.
Lebih jauh, Pitra juga menyoroti potensi terganggunya supremasi hukum jika Polri dipindahkan ke bawah Kemendagri atau TNI. Ia mengingatkan bahwa reformasi institusi keamanan, termasuk Polri, adalah hasil perjuangan panjang yang tak boleh disia-siakan.
“Peningkatan kepercayaan publik terhadap Polri adalah indikator keberhasilan reformasi yang harus kita jaga bersama. Menggoyahkan struktur yang sudah mapan hanya akan merusak kepercayaan yang telah dibangun dengan susah payah,” kata Pitra.
Sebagai masyarakat yang peduli pada demokrasi dan supremasi hukum, Pitra mengajak publik untuk bersikap kritis terhadap wacana ini. Menurutnya, mempertahankan Polri sebagai institusi independen di bawah kendali Presiden adalah langkah terbaik untuk memastikan profesionalisme, netralitas, dan keberlanjutan reformasi institusi.
“Usulan untuk mengubah struktur Polri ini tidak hanya tidak relevan, tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang selama ini kita perjuangkan bersama,” pungkasnya. (DON)
Papua
Pangdam XVIII/Kasuari Perkuat Sinergi dengan Pasmar 3 dan Kodaeral XIV di Sorong

Sorong PBD— Di bawah langit Sorong yang cerah, sebuah pertemuan hangat penuh makna terjalin, menjadi bukti nyata soliditas antara TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut.
Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Christian Kurnianto Tehuteru, melakukan kunjungan kerja yang bukan sekadar formalitas, melainkan ajang mempererat tali persaudaraan antar matra, demi menjaga kedaulatan dan kedamaian di wilayah Papua Barat Daya, (15/10).
Kunjungan Pangdam, yang didampingi oleh Irdam XVIII/Kasuari serta jajaran pejabat Kodam lainnya, disambut langsung oleh Danpasmar 3, Laksamana Muda TNI Andi Rahmat M, di Mako Pasmar 3, Ksatria Agoes Soebakti. Dalam suasana yang akrab, kedua pemimpin ini saling bertukar cerita, bukan hanya tentang tugas dan strategi, melainkan juga tentang harapan dan semangat kebersamaan dalam melayani masyarakat.
Tak berhenti di situ, disaat ke Markas Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) XIV.
Pangdam XVIII/Kasuari diterima langsung oleh Komandan Komando Daerah Angkatan Laut (Dankodaeral) XIV, Laksamana Muda TNI Djatmoko. Pertemuan ini semakin memperkuat komitmen untuk terus bersinergi, bekerja bahu-membahu dalam setiap langkah pengabdian.
Di balik seragam dinas yang gagah, tersimpan semangat humanis yang menjadi inti dari setiap pertemuan ini.
Lebih dari sekadar Perwira Tinggi, ketiganya berdialog untuk berbagi visi, dan berkomitmen membangun Papua Barat Daya dengan pendekatan yang humanis.
Soliditas ini adalah pesan kuat bagi seluruh masyarakat bahwa para prajurit TNI di wilayah ini bersatu padu, tidak hanya untuk tugas Negara, tetapi juga untuk menjadi bagian dari solusi dan harapan bagi masa depan yang lebih baik.
Sinergi yang tercipta hari ini bukan sekadar formalitas, melainkan jalinan silaturahmi yang akan terus berbuah manis, menghadirkan rasa aman dan kedamaian. (Timo)
Papua
Pangdam XVIII/Kasuari Bangkitkan Semangat Prajurit di Raja Ampat “Di Pulau-Pulau Pun TNI Harus Hadir untuk Rakyat”

Raja Ampat, PBD— Di pulau-pulau pun TNI harus hadir untuk rakyat. Tidak ada batas bagi pengabdian, di manapun prajurit Kasuari bertugas, di situlah rakyat harus merasakan kehadiran TNI.
Demikian penegasan Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Christian Kurnianto Tehuteru, saat melakukan kunjungan kerja ke Kodim 1805/Raja Ampat, (10/10).
Kunjungan ini menjadi bentuk nyata perhatian pimpinan terhadap satuan di wilayah teritorial serta wujud dukungan moril bagi prajurit dan keluarga besar TNI yang bertugas di daerah kepulauan.
Dalam kunjungan tersebut, Pangdam didampingi oleh Ketua Persit KCK Daerah XVIII/Kasuari, Ny. Mevi Christian K. Tehuteru.
Kehadiran keduanya disambut hangat oleh Dandim 1805/Raja Ampat, para prajurit, serta Ibu-ibu Persit dengan penuh semangat dan antusiasme. Suasana akrab dan kekeluargaan tampak mewarnai setiap rangkaian kegiatan.
Pangdam beri apresiasi atas dedikasi para prajurit yang bertugas di wilayah dengan medan cukup menantang, namun kaya akan potensi.
Ia menegaskan pentingnya inovasi satuan di tingkat bawah untuk menciptakan program-program berbasis potensi lokal.
“Saya harapkan Kodim 1805/Raja Ampat dapat terus berinovasi dan mengembangkan program unggulan yang bermanfaat bagi masyarakat, sejalan dengan arahan komando atas,” ujarnya.
Penghargaan khusus kepada para istri prajurit yang dengan penuh ketulusan mendampingi suami mereka hingga ke pulau-pulau terpencil.
“Saya bangga, karena di sini masih ada Ibu-ibu Persit yang rela menyeberangi laut untuk menemani prajurit Kasuari yang hebat-hebat ini. Inilah bukti nyata cinta dan ketulusan pengabdian,” ungkapnya.
Selain penanaman pohon, Pangdam dan Ketua Persit KCK XVIII/Kasuari juga menyerahkan tali asih kepada masyarakat sebagai wujud kepedulian sosial dan sinergi antara TNI dan rakyat.
Kegiatan berlangsung dengan penuh kehangatan, memperlihatkan kedekatan antara pimpinan, prajurit, keluarga besar TNI, dan masyarakat setempat.
Melalui kunjungan ini, Pangdam XVIII/Kasuari berharap semangat pengabdian prajurit semakin kokoh, rasa cinta tanah air semakin tumbuh, dan hubungan TNI dengan masyarakat di wilayah kepulauan semakin erat.
“TNI adalah bagian dari rakyat, dan kekuatan sejatinya ada di tengah-tengah rakyat,” tutup Pangdam penuh makna. (Timo)
Nasional
Sjafrie Sjamsoeddin Kokohkan Persaudaraan Strategis Indonesia–Australia, Demi Stabilitas Kawasan

Jakarta — Dalam suasana penuh kehangatan dan semangat juang, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin, menerima kunjungan kehormatan Chief of Defence Force (CDF) Australia, Admiral David Johnston, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi dua militer sahabat, tetapi simbol diplomasi pertahanan modern yang menegaskan posisi Indonesia sebagai kekuatan strategis di kawasan Indo–Pasifik.
Kedua pemimpin membahas sejumlah agenda penting, mulai dari ratifikasi Defense Cooperation Agreement (DCA), pengembangan Joint Training Area, hingga kolaborasi kemanusiaan dan bantuan bencana (HADR).
Pertemuan tersebut menjadi kelanjutan komunikasi strategis pasca kunjungan Menhan Sjafrie ke Australia pada Agustus lalu, menunjukkan kesinambungan diplomasi pertahanan yang konsisten, visioner, dan berdaulat.
“Indonesia dan Australia adalah dua negara tetangga dengan tanggung jawab bersama menjaga stabilitas kawasan Indo–Pasifik. Kita memperkuat kepercayaan melalui kerja sama soldier to soldier, menyeimbangkan aspek keamanan dan kemanusiaan dalam setiap langkah pertahanan,” tegas Sjafrie.
Pertemuan ini memiliki makna strategis di tengah perubahan peta geopolitik global.
Kawasan Indo–Pasifik kini menjadi poros utama kekuatan dunia tempat bertemunya kepentingan ekonomi, keamanan, dan pengaruh militer dari negara-negara besar.
Indonesia, dengan posisi geografisnya yang unik sebagai “Poros Maritim Dunia”, berada di jantung jalur pelayaran internasional dan menjadi titik keseimbangan antara kekuatan Barat dan Timur.
Melalui pendekatan geopolitik Nusantara yang dikembangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, Indonesia tidak lagi dipandang sebagai objek geopolitik, melainkan aktor utama yang membangun stabilitas kawasan dengan prinsip “berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.”
Kerja sama pertahanan dengan Australia menjadi bagian dari strategi diplomasi militer yang humanis dan adaptif, menegaskan bahwa kekuatan pertahanan tidak hanya diukur dari alutsista, tetapi juga dari kepercayaan strategis antar bangsa.
“Inilah semangat baru pertahanan Nusantara, bukan untuk menguasai, tetapi untuk menyeimbangkan; bukan untuk berperang, tetapi untuk menjaga perdamaian dunia,” ujar Sjafrie dalam semangat patriotisme yang mencerminkan visi Presiden Prabowo.
Kajian geopolitik menunjukkan bahwa kestabilan Indo–Pasifik tidak dapat dipisahkan dari keseimbangan kekuatan di Asia Tenggara. Indonesia memegang peran vital sebagai penengah (balancer) di tengah rivalitas global antara kekuatan besar.
Dengan mengedepankan diplomasi pertahanan, Indonesia membangun jembatan antara kekuatan-kekuatan yang bersaing, menjadikan kawasan tetap aman, terbuka, dan inklusif.
Presiden Prabowo Subianto berulang kali menegaskan bahwa kekuatan sejati bangsa bukanlah pada senjata, melainkan pada kehormatan, persahabatan, dan solidaritas antar manusia.
Prinsip inilah yang kini dijalankan oleh Kementerian Pertahanan melalui strategi “soft power in defense diplomacy”, menggabungkan kekuatan militer dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
Indonesia dan Australia kini sepakat melangkah bersama membangun kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Kerja sama pertahanan ini menjadi bukti nyata semangat Kebangkitan Nusantara yang berpijak pada tiga nilai utama:
– Kepercayaan strategis (Strategic Trust) —memperkuat hubungan militer tanpa intervensi.
– Keseimbangan regional (Regional Balance) — menjaga Indo–Pasifik tetap terbuka dan damai.
– Kemanusiaan universal (Humanitarian Solidarity) — menjadikan kekuatan militer sebagai pelindung nilai-nilai kemanusiaan.
“Bersama, kita membangun pertahanan yang saling percaya, saling menghormati, dan berorientasi pada perdamaian,” tutup Sjafrie.
Dengan semangat Kebangkitan Nusantara, diplomasi pertahanan Indonesia kini bukan sekadar pagar kedaulatan, Melainkan mercusuar perdamaian yang bersinar dari Nusantara untuk dunia. (By/Red)
- Nasional1 minggu ago
APBD Jebol untuk Gaji Pegawai, Jalan Rusak di Tulungagung Jadi Anak Tiri
- Nasional1 minggu ago
Gizi atau Cemari?, MBG untuk Anak TK Tuai Kecaman di Tulungagung
- Nasional3 hari ago
Keracunan Siswa di Tulungagung, LMP Desak Penghentian Sementara Total Program MBG
- Nasional1 minggu ago
Dua Orang di Tulungagung Dipukuli Usai Tolak Pemalakan, Aksi Brutal Terekam CCTV
- Nasional1 minggu ago
Misteri Miliaran Rupiah, PPJ Disetor Rakyat, Jalan Tetap Gelap; Apakah Ada Tabir di BPKAD Tulungagung ?
- Nasional5 hari ago
Mencoreng Citra Program Gizi, MBG Berujung Petaka, Puluhan Siswa di Tulungagung Keracunan
- Nasional2 minggu ago
Usai KPK OTT Hibah Jatim, Aktivis Peringatkan “Prabowo Subianto Big Projects” Rawan Korupsi
- Nasional2 minggu ago
Bakar Ban dan Hentakkan Orasi, Massa Pejuang Gayatri Tuntut Bupati Tegas Urusan Korupsi Pendidikan dan Tambang Ilegal