Redaksi
Asintel Danpasmar 3 Hadiri Resepsi Malam Pergantian Tahun Baru 2025

Kota Sorong – Asisten Intelijen (Asintel) Danpasmar 3 Kolonel Mar Ernst Rikumahu, CRMP., menghadiri acara resepsi malam pergantian tahun baru bersama pejabat Forkopimda Papua Barat Daya yang berlangsung di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Sorong, Jl. Sorong-Klamono, Distrik Aimas, Km. 23, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Selasa (31/12/24).
Acara resepsi ini sekaligus silaturahmi antara pimpinan wilayah kerja Provinsi Papua Barat Daya serta komunikasi dua arah dalam menyampaikan tujuan bersama dan menyambut tahun baru 2025 guna menyukseskan program Pemerintah Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menuju Indonesia maju, Indonesia emas 2045.
Usai resepsi, seluruh tamu undangan yang hadir berangkat menuju Alun-alun Aimas, Kabupaten Sorong yang dipimpin langsung oleh Pj Gubernur Papua Barat Daya Dr. Drs. Muhammad Musa’ad, M.Si untuk menunggu detik-detik pergantian tahun baru 2025 yang dihadiri seluruh masyarakat Sorong.
Perayaan ini bertajuk tema” Gebyar Konser Spesial Malam Tahun Baru 2025 dan Pesta Kembang Api” yang menghadirkan beberapa musisi dan seniman lokal berbakat diantaranya Toton Caribo, Shine Of Black, Dey Family Band, Michael and Yevi, Neng Wiwin, dan Black Mollucan. Selain itu juga masyarakat dihibur dengan penampilan seniman tari modern dari Sorong yang menggabungkan unsur tradisional dan modern.
Tepat pukul 00.00 WIT secara simbolis menyambut pergantian tahun 2025 dan melepas tahun 2024 yang ditandai dengan pesta kembang api yang spektakuler dalam menghiasi langit Sorong. “Semoga tahun 2025 ini menjadi momen dan simbol harapan baru bagi Provinsi Papua Barat Daya dalam memajukan negeri Indonesia tercinta ini khususnya tanah Papua karena “Kitorang Kuat, Karena Torang Satu”, pesan Pj Gubernur Papua Barat Daya.
Turut hadir Danrem 181/PVT Brigjen TNI Totok Sutriono, S.Sos., M.Si., Kapoksahli Koarmada III Laksma TNI Ridwan Prawira, S.T., M.Han., Pj Bupati Sorong Ir. Edison Siagian, S.E., Dandenpom Lantamal XIV Sorong, beserta seluruh pimpinan OPD dan Stakeholder Kota Sorong.
(Tim/Red)
Redaksi
Protes Dampak JLS, Warga Ngrejo Serbu DPRD Tulungagung; Kejati Jatim Ikut Cari Solusi

TULUNGAGUNG — Sekitar 40 perwakilan masyarakat Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggung Gunung, yang tergabung dalam Tulungagung 212 Korwil Selatan mendatangi kantor DPRD Kabupaten Tulungagung pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 15.30 WIB.
Kedatangan mereka bertujuan untuk mengikuti audiensi terkait dugaan dampak negatif aktivitas PT HK Gala sebagai penyedia jasa konstruksi pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) di wilayah Tulungagung.
Audiensi dipimpin oleh Ketua DPRD Tulungagung, Marsono, S.Sos., dan dihadiri oleh perwakilan Polres Tulungagung, Kodim 0807 Tulungagung, sejumlah dinas terkait, serta perwakilan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dari PPS, Mujiarto, SH., MH.
Dalam pertemuan tersebut, seluruh pihak sepakat menandatangani kesepakatan bersama yang melibatkan Ketua DPRD Tulungagung, perwakilan Kejati Jatim, Kodim 0807, Bakesbangpol, Kementerian PUPR Pusat, serta PT HK Gala.
Kesepakatan tersebut memuat tuntutan masyarakat agar PT HK Gala segera menyelesaikan penanganan dampak pekerjaan dalam jangka waktu maksimal 7 hari kerja.
Sementara itu, PT HK Gala bersama Kementerian PUPR telah menyusun jadwal pekerjaan yang direncanakan dimulai pada 5 Desember 2025.
Warga berharap jadwal tersebut tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar diwujudkan di lapangan.
Salah satu koordinator lapangan wilayah selatan, Roni Prasetyo, menegaskan pentingnya percepatan penanganan dampak proyek karena kondisi di lapangan sudah dinilai rawan dan berbahaya.
“Jangan hanya sekadar tulisan dan janji-janji. Kondisi di lapangan sudah berbahaya dan bisa mengancam keselamatan warga,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Mujiarto, SH., MH., mantan Kajari Tulungagung yang saat ini bertugas sebagai Tim Pengaman Proyek Strategis (PPS) Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung pembangunan JLS.
Mujiarto menegaskan bahwa pembangunan harus berjalan, namun tetap memperhatikan keselamatan dan kepentingan masyarakat yang terdampak.
Sebagai putra daerah Tulungagung, Mujiarto mengaku sangat peduli terhadap keluhan masyarakat, terutama warga Ngrejo yang terdampak langsung.
Pihaknya bahkan turun langsung menemui warga untuk mencari solusi terbaik.
“Pembangunan JLS penting untuk kemajuan Tulungagung, tetapi masyarakat juga harus mendapat perlindungan dan kepastian,” tegasnya kepada 90detik.com, Selasa (2/12).
Audiensi ditutup dengan komitmen bersama untuk memastikan penanganan dampak proyek JLS segera dilaksanakan dan diawasi secara ketat oleh seluruh pihak terkait demi keamanan dan kenyamanan warga. (DON/Red)
Redaksi
Ribuan Warga Ngrejo Kepung Kantor PT HK Gala, Ultimatum 7 Hari: “Jika Tak Bergerak, Kami Akan Kembali Lebih Besar!”

TULUNGAGUNG — Pada Sabtu, 2 Desember 2025, menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh masyarakat Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggung Gunung, Kabupaten Tulungagung. Lebih dari seribu warga yang tergabung dalam Tulungagung 212 melakukan long march besar-besaran menuju kantor PT HK Gala, perusahaan penyedia jasa konstruksi pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung.
Aksi ini didominasi oleh peserta yang menggunakan kendaraan roda dua, meskipun sejumlah truk, pick-up, dan roda tiga turut meramaikan iring-iringan massa.
Ribuan warga bergerak bersama dari desa dengan tertib, tanpa tindakan anarkis, serta tetap menghormati pengguna jalan lainnya.
Antusiasme masyarakat begitu kuat karena aksi ini dianggap sebagai panggilan hati untuk memperjuangkan keselamatan dan masa depan desa mereka.
Aksi damai ini digelar satu hari setelah audiensi di kantor DPRD Tulungagung yang dipimpin oleh Ketua DPRD, Marsono, S.Sos.
Massa datang untuk mendengar langsung penjelasan PT HK Gala terkait hasil audiensi dan surat petisi yang telah ditandatangani.
Namun, usai perwakilan PT HK Gala menyampaikan isi petisi dan menunjukkan tanda tangan, masyarakat Ngrejo mengaku belum puas.
Rahmat Putra Perdana S.Pd., ketua Tulungagung 212 menegaskan bahwa warga ingin PT HK Gala dan Kementerian PUPR Pusat turun langsung meninjau lokasi terdampak, bukan hanya memberikan janji atau penjelasan tanpa verifikasi lapangan.
“Kondisi di lapangan semakin memprihatinkan. Anda harus lihat sendiri, bukan hanya berandai-andai,” ujarnya lantang.

Rahmat Putra Perdana, Ketua Tulungagung 212 saat ber orasi didepan Kantor PT. HK Gala. Foto: (dok/istimewa).
Dalam orasi lainnya, tokoh masyarakat Desa Ngrejo menuntut penanganan cepat dan nyata.
Mereka menegaskan bahwa keselamatan warga kini terancam akibat kondisi jalur yang semakin rusak dan rawan, terlebih dengan curah hujan yang terus meningkat.
Roni Prasetyo, Korlap Aksi Tulungagung 212 Korwil Selatan, memberikan ultimatum keras kepada PT HK Gala dan Kementerian PUPR. Ia meminta dibuatkan pakta integritas yang berisi kesanggupan menyelesaikan pembangunan dalam batas waktu yang telah ditentukan.
“Jika dalam 7 hari tidak ada pekerjaan dan tidak ada respons sesuai pakta integritas, kami akan kembali dengan massa yang lebih besar. Dan kami tidak akan meninggalkan kantor PT HK Gala ini,” ujarnya.
Di tengah tensi massa, pihak PPK Kementerian PUPR Pusat, Budiyana, menyampaikan komitmennya untuk bertanggung jawab dan menyelesaikan persoalan ini bersama perwakilan PT HK Gala, Adhi.
Pernyataan ini disambut harap-harap cemas oleh warga yang masih menunggu tindakan nyata di lapangan.
Salah satu warga Desa Ngrejo menutup aksi dengan suara lirih namun tegas.
“Ini bukan sekadar tanah atau jalan. Ini soal nyawa kami. Hujan makin deras, kondisi makin berbahaya. Tolong bertindak sebelum terlambat”, terangnya.
Aksi damai hari itu menjadi penanda bahwa masyarakat siap mengawal proses pembangunan JLS hingga tuntas, dengan komitmen kuat janji bukan lagi cukup, bukti yang mereka tuntut. (DON/Red)
Redaksi
Parkir Rp5.000 Bazar Djadoel Disorot: Dishub Tak Dilibatkan, Ketua Hari Jadi Tulungagung: No Comment

TULUNGAGUNG— Meriahnya peringatan Hari Jadi ke-820 Kabupaten Tulungagung lewat Festival Jajanan Jadul (Bazar Tulungagung Djadoel) di Alun-Alun berubah menjadi sorotan tajam publik.
Meski berlangsung semarak selama 27–30 November 2025 dan berhasil menarik ribuan pengunjung, gelaran tersebut tersandung polemik serius terkait pungutan parkir Rp5.000 yang dinilai tidak wajar.
Keluhan bermunculan setelah pengunjung harus merogoh kocek lebih untuk parkir, sementara kemacetan parah mengunci ruas-ruas jalan di sekitar lokasi.
Situasi ini membuat publik mempertanyakan profesionalitas panitia dan kredibilitas penyelenggaraan acara yang mengatasnamakan perayaan hari jadi daerah.
Kontroversi memuncak ketika Dinas Perhubungan (Dishub) Tulungagung menegaskan bahwa mereka sama sekali tidak dilibatkan dalam urusan parkir maupun rekayasa lalu lintas yang seharusnya menjadi bagian dari persiapan acara berskala besar.
“Panitia tidak pernah menghubungi kami. Tidak ada pembahasan mengenai pengelolaan parkir ataupun teknis lapangan,” tegas Ronald, Kabid Parkir Dishub Tulungagung.
Ronald menambahkan, meski rekayasa lalu lintas berada di bawah Bidang Keselamatan Jalan (Kesjal), tanpa koordinasi resmi Dishub tidak memiliki dasar untuk melakukan antisipasi atau pengaturan arus kendaraan.
Akibatnya, pungutan parkir dinilai tak memiliki legitimasi tidak ada izin, standar tarif, maupun verifikasi juru parkir.
Di tengah memanasnya polemik, perhatian publik tertuju pada Ketua Hari Jadi Tulungagung, Fuad Saiful Anam, yang memilih bungkam saat dimintai tanggapan terkait Bazar Jadul.
“Untuk Tulungagung Jadul saya no comment dulu, nggih,” ujarnya singkat kepada 90detik.com, Selasa (2/12).
Sikap tutup mulut itu justru memantik spekulasi baru. Publik menilai, diamnya ketua Hari Jadi Tulungagung memperlihatkan ketidaksiapan menjelaskan atau bahkan ketidaktahuan atas penggunaan nama resmi Hari Jadi dalam acara yang kini menuai kritik.
Ketua LSM Garda Masyarakat Peduli Negeri (GMPN), Wahyu, menyayangkan kegaduhan ini dan menegaskan bahwa persoalan tersebut tidak boleh dibiarkan menggantung.
Pihaknya menuntut audit menyeluruh, mulai dari legalitas perizinan, mekanisme pungutan parkir, alur pengelolaan dana, hingga pihak yang bertanggung jawab atas kemacetan yang merugikan ribuan warga.
“Kisruh Bazar Jadul kini menjadi peringatan keras bagi pemerintah daerah dan penyelenggara acara. Minimnya koordinasi, dugaan pungutan ilegal, hingga absennya akuntabilitas membuat masyarakat merasa dirugikan dan menuntut transparansi penuh”, tegasnya.
Publik menunggu langkah tegas apakah panitia resmi Hari Jadi Tulungagung, penyelenggara bazar, atau instansi pemerintah berani membuka fakta dan mengevaluasi secara menyeluruh agar citra perayaan daerah tidak kembali tercoreng. (DON/Red)
Jawa Timur4 hari agoTruk Tangki BBM Terbalik di JLS Tulungagung, Sopir Hilang dan Solar 6.000 Liter Diselidiki Polisi
Nasional5 hari agoPolemik Pemulangan Pasien Kritis Memanas, RSUD dr. Iskak Tulungagung Paparkan Hasil Audit Internal
Redaksi7 hari agoPinka Kian Kumuh, Warga Geram PKL Tinggalkan Tenda dan Sampah Usai Jualan
Redaksi2 hari agoDampak Proyek JLS Picu Gejolak di Ngrejo: Warga Ancam Gelar Aksi 2.000 Massa, Tuntut PT HK Gala Bertanggung Jawab
Jawa Timur1 minggu agoAroma Korupsi dan Kerusakan Lingkungan: Protes Warga Ngepoh Meletup soal Proyek Shangrila Memorial Park
Redaksi1 minggu agoJebakan Maut! Jalan Baru ke Segawe Berlumpur, Truk Galian C Diduga Biang Kerok
Redaksi2 minggu agoMeresahkan! Copet Berkedok Wartawan Gadungan Ditangkap di Tengah Keramaian HUT Tulungagung
Redaksi1 minggu agoRatusan Komunitas Jazz GE8 Jatim Meriahkan Anniversary ke-2 di Ranting Sewu Pasuruan







