Connect with us

Jawa Timur

Dari Gunung Terwujud Paguyuban Pengkhidmad Bangunan Dakwah (P2BD) 

Published

on

TULUNGAGUNG, 90detik.com – berdiri sejak tahun 2018, paguyuban ini mengabdikan diri untuk menyumbangkan tenaga di pembangunan wadah dakwah semisal masjid, mushola, madrasah, pesantren dan majelis.

Anggota komunitas ini hanya terbatas sebanyak 25 pengkhidmad dari Gunung Wilis Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung.

Sejak berdiri paguyuban ini tidak ada namanya. Terpenting mereka kerja bakti bangunan dakwah. Tetapi kegiatan berjalan rutin sejak enam tahun lampau. Nah untuk memudahkan koordinasi oleh pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung.

KH Imam Mawardi Ridlwan selaku Pengasuh pondok Al Azhaar Tulungagung, menamai komunitas tersebut dengan Paguyuban Pengkhidmad Bangunan Dakwah  (P2BD)

Khodim P2BD, Sucipto menghadap ke Pengasuh Al Azhaar melaporkan bahwa P2BD siap untuk dipanggil agar dapat kerja bakti. Sucipto menyampaikan bahwa anggota P2BD siap selalu dikaryakan di bangunan dakwah.

Caption Foto : Anggota paguyuban pengkhidmad dari Gunung Wilis Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung.

“Para sahabat yang punya tenaga tetapi tidak punya dana maka ambil kesempatan andil dalam berdakwah dengan cara sedekah tenaga,” kata Sucipto, kamis (3/05/2024).

Pada bulan Syawal 1445 H, mereka bersepakat untuk memulai khidmad lagi setelah libur Bulan Romadhon.

“Saya melaporkan ke Abah Imam Mawardi Ridlwan dan sekaligus memohon do’a restu. Abah Imam untuk menugaskan kerja bakti dimana?” Lanjutnya.

Abah Imam menugaskan ro’an rehab Pesantren Ibnu Mas’ud Kedungwaru Tulungagung. Pelaksana pekan depan mengajak survey lokasi,” jelas Sucip, panggilan akrabnya.

Masih menurut khodim P2BD, Sucip bahwa para sahabat hanya ingin dapat pahala dari ro’an atau kerja bakti tersebut. “Sahabat-sahabat berlatih ikhlas dalam berkhidmad. Berharap do’a dan berkah kyai dan masyayich.

“Anggota P2BD yang aktif diantaranya adalah Mbah Tumari, Mbah Tumijan, Pak Juli, Pak Yanto, Pak Mohasan, Pak Oriyadi, Pak Dandi, Ustadz Hudaifah, Ustadz Jaswadi, Mas Yaya, Pak Padi, Pak Widodo, Pak Riyanto, Mbah Saekan, Pak Man, dan lainnya yang tidak sempat disebut”, imbuhnya.

“Semoga khidmad P2BD diterima Alloh Ta’ala dan mendapatkan pahala yang besar dan banyak.” Pungkasnya.

Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung, KH. Imam Mawardi Ridlwan yang dijadikan pembina P2BD, menjelaskan bahwa para sahabat dari Gunung Wilis Pagerwojo punya semangat yang super untuk ambil investasi dakwah.

Mereka yang tergabung di P2BD punya kemampuan fisik atau tenaga. Karena itu ambil dakwah dengan berkhidmad di pembangunan.

“Mereka ini sungguh mulia dan Insya Alloh dimuliakan Gusti Alloh Ta’ala. Mereka secara ikhlas membantu pembangunan lembaga dakwah”, tutur Imam Mawardi.

Sejak tahun 2018 perjuangan mereka berjalan secara istiqomah. Semoga Gusti Alloh Ta’ala memberi dan menjaga kesehatan sahabat P2BD,” sambungnya.

Semoga mereka dianugerahi rezeki yang banyak dan berkah. Semoga anak dan cucu keturunannya sebagai generasi sholih dan sholihah. Para sahabat P2BD diharapkan tetap ikhlas. Jaga diri jangan riya’. Jangan pamer amal. Selalu kompak berjama’ah,” tambah Abah Imam.

Komunikasi tersebut sangat bagus dan menarik untuk dikaji. Di tengah gemerlap dunia kapitalis, yang semua dinilai materi masih ada komunitas istimewa. Tentu saja sangat baik jika para pembaca yang memiliki kemampuan rezeki dapat bersedekah untuk mereka. Ini inisiatif bukan dari sahabat P2BD, tetapi murni dari wartawan 90detik.com

Jawa Timur

Perjudian di Trenggalek Beroperasi Terang-Terangan, Warga Pertanyakan Ketegasan Aparat

Published

on

TRENGGALEK — Dugaan praktik perjudian yang seolah tak tersentuh hukum kembali menjadi sorotan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Sebuah arena sabung ayam di Dusun Karanggayam, Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek, didapati beroperasi secara terbuka dan masif, seakan-akan tanpa takut terhadap penindakan aparat penegak hukum.

Pantauan media pada Senin (18/11) menunjukkan aktivitas perjudian berlangsung tanpa upaya penyamaran sedikit pun.

Di lokasi, sabung ayam digelar terang-terangan, sementara permainan dadu juga disediakan bagi para penjudi yang datang dari berbagai wilayah sekitar.

Aktivitas berjalan dari siang hingga malam, dengan ratusan kendaraan memadati area sekitar indikasi betapa ramainya bisnis ini beroperasi.

Seorang warga sekitar mengatakan bahwa aparat sebenarnya pernah melakukan penutupan, namun hanya berlangsung sesaat.

“Pernah ditutup sebentar, tapi buka lagi seperti tidak ada apa-apa,” ujarnya yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Pernyataan ini menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat, mengapa penindakan tidak tegas?

Mengapa praktik tersebut bisa kembali hidup secepat itu?

Di tengah minimnya efek jera, dugaan soal adanya beking dari pihak tertentu mulai mencuat dan memicu kecurigaan publik.

Padahal aturan hukum sangat jelas. Pasal 303 KUHP menyatakan bahwa segala bentuk perjudian merupakan tindak pidana, dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara atau denda dalam jumlah besar.

Namun bagi warga Trenggalek, ketentuan itu seolah tinggal tulisan di atas kertas ketika melihat fenomena perjudian yang diduga beroperasi bebas tanpa hambatan. Kekhawatiran warga semakin membesar karena dampaknya mulai dirasakan.

Selain dianggap merusak moral, keberadaan arena judi dikhawatirkan menjadi pemicu kriminalitas lain, mulai dari pencurian, keributan, hingga kerawanan sosial yang mengancam ketertiban lingkungan.

“Kalau dibiarkan terus, ini bisa merusak generasi muda,” ungkap warga lainnya.

Desakan publik kini tidak lagi hanya ditujukan kepada Polres Trenggalek. Masyarakat meminta Polda Jawa Timur dan bahkan Mabes Polri turun tangan mengambil langkah konkret mulai dari penggerebekan, penutupan menyeluruh, hingga penindakan terhadap para pelaku maupun pihak yang diduga melindungi aktivitas tersebut.

Warga menilai, pembiaran berlarut-larut berpotensi menggerus kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.

Masyarakat kini menanti tindakan tegas sebagai bukti bahwa hukum masih berdiri sama tinggi bagi siapa pun dan tidak tunduk pada kepentingan oknum mana pun. (And/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Semarak HUT ke-54, RS Bhayangkara Kediri Gelar Fun Run dan Bakti Kesehatan Gratis

Published

on

KEDIRI – Semangat kebersamaan dan hidup sehat menyelimuti Tirtoyoso Park Kota Kediri, pada Minggu (16/11). Ribuan warga dari berbagai daerah memadati kawasan tersebut untuk mengikuti Fun Run 2025, yang digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-54 Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kediri.

Acara yang diikuti sekitar 2.200 peserta ini tidak hanya menawarkan jalur lari 5K dan 3K, tetapi juga dimeriahkan dengan pembagian doorprize menarik, dengan hadiah utama satu unit sepeda motor.

Kepala RS Bhayangkara Kediri, Kombes Pol Agung Hadi Wijanarko, menjelaskan pemilihan kegiatan fun run sebagai bagian dari perayaan karena olahraga lari sedang digemari masyarakat.

“Harapan untuk mengajak masyarakat hidup sehat dapat tersampaikan melalui 2.200 peserta fun run tersebut,” ujar Agung dalam keterangan resminya.

Selain menyemarakkan dunia olahraga, event ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antara rumah sakit dan masyarakat.

Sementara itu, Sespusdokkes Polri, Brigjen Pol Farid Amansyah, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi nyata Dokkes Polri terhadap kesehatan masyarakat.

“RS Bhayangkara Kediri dalam rangka menyambut HUT ke-54 mengajak masyarakat Kediri dan sekitarnya untuk melaksanakan kegiatan fun run dan juga bakti kesehatan. Ini adalah kontribusi positif Dokkes Polri dengan mengajak berolahraga,” jelas Farid.

Bakti Kesehatan Gratis dan Perkenalan Layanan Unggulan

Tak hanya fun run, panitia juga menggelar bakti kesehatan gratis yang meliputi pemeriksaan gigi, jantung, laboratorium, serta pengobatan talasemia. Bakti sosial kesehatan ini langsung disambut antusias oleh masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, RS Bhayangkara Kediri juga memanfaatkan momen tersebut untuk memperkenalkan berbagai layanan unggulan dan fasilitas medis mutakhir yang dimiliki.

“Kami memiliki layanan unggulan, meliputi DNA klinik, stemcell atau terapi cell regeneratif, klinik nyeri onkologi, kemoterapi, catheterization laboratory (cath lab), hingga layanan pendukung seperti spa dan kafe untuk kenyamanan pengunjung,” tambah Kombes Pol Agung.

Dengan kombinasi antara kegiatan olahraga, bakti sosial, dan edukasi kesehatan, HUT ke-54 RS Bhayangkara Kediri berhasil menciptakan euforia positif sekaligus mengingatkan publik akan pentingnya menjaga kesehatan melalui gaya hidup aktif dan memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia. (*/Hms)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Jawa Timur

Tabrak Ibu hingga Tewas di Ngunut, Sopir Bus Harapan Jaya Langsung Ditahan Polisi

Published

on

TULUNGAGUNG – Kecelakaan maut yang melibatkan Bus Harapan Jaya di Jalan Raya Gilang, Ngunut, berbuntut panjang. Satlantas Polres Tulungagung menetapkan sopir bus berinisial KW (46) sebagai tersangka setelah penyidikan mengungkap adanya kelalaian yang menewaskan seorang ibu dan melukai anaknya.

Korban, JW, warga Desa Kaliwungu, meninggal di lokasi akibat benturan keras di bagian kepala. Sementara anaknya, EB (19), mengalami luka serius dan saat ini dirawat intensif di RSUD dr Iskak Tulungagung.

Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP M. Taufik Nabila, memaparkan bahwa kecelakaan terjadi pada Jumat (14/11) pukul 16.20 WIB saat bus melaju dari Blitar menuju Tulungagung. Bus berusaha menyalip motor korban, namun manuver itu berubah menjadi fatal.

“Ketika bus masuk ke lajur kanan, dari arah berlawanan datang truk tebu. Sopir kemudian membanting setir ke kiri untuk menghindar,” ujarnya.

Gerakan mendadak tersebut membuat bagian depan bus menyerempet stang sepeda motor korban. Motor tak stabil dan korban terpental. Polisi memastikan sopir dalam kondisi sadar dan hasil tes urin negatif.

Unit bus, motor korban, STNK, dan SIM B1 Umum milik tersangka telah diamankan. Penyidik menjerat KW dengan Pasal 310 ayat (4) UU Lalu Lintas, dengan ancaman maksimal enam tahun penjara dan/atau denda Rp 12 juta.

Polisi juga menelusuri alibi waktu tempuh bus dari Terminal Patria Blitar. Catatan terminal menunjukkan bus berangkat pukul 16.00 WIB, hanya 20 menit sebelum kecelakaan terjadi di Gilang.

AKP Taufik menegaskan bahwa Satlantas akan menangani kasus ini secara terbuka dan tidak memberi toleransi bagi pengemudi angkutan umum yang mengabaikan keselamatan.

“Kami akan memperkuat pengawasan bus melalui ETLE dan penindakan manual. Kelalaian yang mengakibatkan korban jiwa adalah tindak pidana,” tegasnya.

Ia meminta masyarakat melaporkan setiap perilaku ugal-ugalan sopir bus, terutama pada jalur rawan kecelakaan.(DON/Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Trending