Connect with us

Nasional

Densus 88 AT Polri Gelar Seminar Nasional Kolaboratif Agama dan Radikalisme

Published

on

Jakarta— Densus 88 AT Polri melalui Direktorat Pencegahan berkolaborasi dengan UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu dan Badan Kesbangpol Provinsi Bengkulu menggelar Seminar Nasional Kolaboratif Agama dan Radikalisme dengan tema “Sinergi dalam Menangkal Ideologi Radikal di Era Digital” pada Kamis, 9 Oktober 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 250 peserta dan diisi oleh narasumber Dr. M. Najih Arromadhoini, M.Ag. Dalam materinya, Dr. Najih menjelaskan tentang fenomena global terorisme yang menjadi ancaman beragama dan trend radikalisme yang sudah berkembang sejak tahun 1960-an.

Dr. Najih juga menjelaskan bahwa radikalisme dapat terjadi pada semua agama, dan kelompok radikal memiliki afiliasi di Indonesia seperti Al-Qaeda dan JAD. Ia juga menekankan pentingnya menguatkan wawasan keagamaan dan kebangsaan untuk mencegah radikalisme.

Sesi tanya jawab juga menjadi bagian penting dari kegiatan ini, di mana peserta aktif bertanya dan berdiskusi dengan narasumber tentang ideologi yang benar, cara membedakan ajaran radikalisme di media sosial, dan mengapa banyak golongan-golongan dalam Islam.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mencegah penyebaran paham radikalisme di wilayah Bengkulu. (By/Red)

Jawa Timur

Peringatan HUT ke-80 Jatim, Khofifah : Ketangguhan dan Sinergi Masyarakat

Published

on

SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin secara langsung Upacara Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (12/10).

Acara yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh ribuan undangan, termasuk dua mantan Gubernur Jatim, Mayjen TNI (Purn) Imam Utomo dan Soekarwo.

Dalam pidatonya, Khofifah menegaskan bahwa delapan dekade perjalanan Provinsi Jawa Timur bukan sekadar hitungan waktu, melainkan bukti ketangguhan, kerja keras, dan sinergi masyarakat dalam membangun pertumbuhan berkelanjutan.

“Delapan puluh tahun Provinsi Jawa Timur menjadi perjalanan panjang penuh sejarah, perjuangan, sekaligus kemajuan,” ujar Khofifah.

Gubernur menekankan bahwa kemajuan Jatim saat ini merupakan hasil agregat dari pertumbuhan di berbagai wilayah, mulai dari metropolitan Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa, kawasan industri di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Tuban, dan Lamongan, hingga kawasan pertanian Mataraman serta wisata dan budaya di Banyuwangi dan Madura.

Menurut Khofifah, wajah pembangunan Jawa Timur kini semakin paripurna maju dalam ekonomi, kuat dalam pendidikan, kaya budaya, serta berdaya saing dalam teknologi. Hal itu sejalan dengan tema HUT ke-80 “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh.”

“Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi cerminan semangat dan kerja keras seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Khofifah juga memperkenalkan filosofi kerja “JATIM BISA”, akronim dari Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif, sebagai arah pembangunan ke depan. Ia menegaskan bahwa Jawa Timur harus menjadi pelaku utama perubahan, bukan sekadar penonton.

Menutup pidatonya, Khofifah mengutip falsafah “Jer Basuki Mawa Beya” dan mengajak seluruh warga Jawa Timur bergerak bersama menatap masa depan yang inklusif, sejahtera, unggul, berakhlak, dan berkelanjutan.

(JK-RED)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Jawa Timur

BNN Tulungagung Digembleng Tim KemenPANRB, Pamer Inovasi ‘MANTRA’ dan ‘PADI LAPAS’

Published

on

TULUNGAGUNG – Komitmen tegas Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tulungagung menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) memasuki babak krusial.

Pada Jumat (10/10/2025), kantor BNNK Tulungagung menjadi pusat perhatian saat Tim Penilai Nasional (TPN) Zona Integritas dari Kementerian PANRB tiba untuk melakukan Verifikasi Lapangan (Verfal).

​Kunjungan yang diawaki oleh TPN KemenPANRB dan didampingi Tim Penilai Internal (TPI) dari Inspektorat Utama BNN RI ini bertujuan menguji komitmen BNNK Tulungagung dalam mewujudkan birokrasi yang bersih, transparan, dan berintegritas.

​Kepala BNN Kabupaten Tulungagung, Rose Iptriwulandhani, S.Psi., M.M., menyambut tim dengan optimisme tinggi.

Dalam paparannya, Rose menegaskan bahwa pembangunan Zona Integritas adalah “bentuk tanggung jawab moral untuk menghadirkan layanan publik yang bersih, transparan, dan manusiawi.”

​​Dalam sesi verifikasi yang menilai enam area perubahan, BNNK Tulungagung memamerkan sederet inovasi unggulan yang lahir dari semangat reformasi birokrasi, baik untuk eksternal maupun internal:

Rose menjelaskan soal sederet inovasi diantaranya Layanan Eksternal Anti-Narkoba, BNNK ​Tulungagung menonjolkan program andalan seperti BANG SOLEH (Sambang Sekolah Edukasi), HIDUP PMI (Himbauan dan Edukasi untuk Pekerja Migran Indonesia), dan kolaborasi lintas sektor yang kuat melalui PADI LAPAS (Pengawasan Terpadu di Lembaga Pemasyarakatan).

​Reformasi Internal Berintegritas, Untuk memperkuat etika kerja, diluncurkan inovasi internal MANTRA (Manajemen Aspirasi dan Transparansi Gratifikasi) dan MARMER (Manajemen Refleksi Meningkatkan Etika dan Regulasi).

​Tak hanya itu, pelayanan publik juga telah bertransformasi total. Ruang pelayanan terpadu kini didesain inklusif dan ramah, dilengkapi dengan Klinik Pratama Tunas Asih, ruang laktasi, pojok bermain anak, hingga Website Pelayanan BOSS (BNN One Stop Service).

​​Selama Verifikasi Lapangan, TPN secara objektif menguji implementasi kebijakan reformasi birokrasi, mulai dari Penataan SDM hingga Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

​Menutup verifikasi, Kepala BNNK Rose Iptriwulandhani menyatakan harapannya agar hasil penilaian ini semakin menguatkan semangat seluruh jajaran.

​“Kami berpegang pada motto Integritas Kuat, Pelayanan Hebat. Nilai integritas adalah nafas dari setiap langkah dan pelayanan yang kami lakukan,” pungkasnya dengan nada optimistis.

​Dengan sederet inovasi digital dan komitmen Zero Tolerance terhadap korupsi, BNN Kabupaten Tulungagung kini menanti hasil akhir, berharap predikat bergengsi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dapat diraih sebagai cerminan dedikasi mereka kepada masyarakat. (DON/Red)

Continue Reading

Papua

Papua Barat Daya Teguhkan Syiar Al-Qur’an dan Harmoni Nusantara di STQH Nasional XXVIII

Published

on

Kendari— Gema ayat suci menggema dari Tugu Religi Sulawesi Tenggara, menandai pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28, Sabtu malam (11/10), di Kota Kendari.

Ajang prestisius dua tahunan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menteri Agama RI Prof. Nasaruddin Umar, serta Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka.

Dengan mengusung tema “Syi’ar Al-Qur’an dan Hadis, Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan”, STQH Nasional XXVIII menjadi panggung harmoni keislaman yang menggabungkan nilai-nilai spiritual, sosial, dan ekologis.

Kafilah Provinsi Papua Barat Daya (PBD) mencuri perhatian saat tampil dalam defile pembukaan.

Mereka mengenakan busana batik Papua berwarna kuning gading, dipadu hijab senada dan mahkota khas bulu kasuari simbol kemuliaan dan identitas kultural. Penampilan ini menjadi cerminan misi PBD untuk menghadirkan syiar Islam yang damai dan membumi, sekaligus mengangkat budaya lokal ke panggung nasional.

Kehadiran kafilah PBD mendapat dukungan penuh dari para tokoh dan pejabat daerah.

Kepala Baperida sekaligus Ketua LPTQ PBD, Rahman, STP, hadir mewakili Gubernur Papua Barat Daya, didampingi Wali Kota Sorong Septinus Lobat, Wakil Wali Kota Sorong Anshar Karim, serta pejabat lainnya dari Kominfo PBD, Kemenag, dan Raja Ampat.

Rahman menegaskan, partisipasi Papua Barat Daya dalam STQH Nasional bukan sekadar kompetisi, tetapi juga bentuk komitmen daerah dalam membumikan Al-Qur’an, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan menyiapkan generasi Qurani yang unggul.

“Kami datang bukan hanya untuk berlomba, tetapi membawa semangat syiar, persaudaraan, dan kepedulian terhadap lingkungan. STQH ini adalah ruang strategis membentuk karakter generasi muda Papua Barat Daya yang religius, cerdas, dan mencintai tanah airnya,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Gubernur Sultra Andi Sumangerukka mengajak seluruh kafilah dari 38 provinsi untuk menjadikan Kendari sebagai rumah bagi umat Qurani Indonesia.

Ia berharap STQH menjadi sumber kekuatan dalam mempererat persaudaraan dan meningkatkan kepedulian terhadap bumi.

Senada dengan itu, Menteri Agama RI menekankan bahwa STQH adalah sarana menanamkan nilai-nilai Qurani dalam konteks kebangsaan dan kemanusiaan. Menag juga mengangkat pentingnya kesadaran ekologis dalam Islam.

“Setiap ayat Al-Qur’an menyiratkan pesan ekologis. Merawat bumi adalah bentuk zikir, bagian dari ibadah. Ini relevan sekali dengan tantangan perubahan iklim yang kita hadapi saat ini,” tegasnya.

Sementara itu, Menko PMK Pratikno menyampaikan bahwa STQH mencerminkan wajah Islam Indonesia yang moderat, toleran, dan cinta damai. Ia menyoroti peran STQH dalam membangun generasi berakhlak dan menjaga kerukunan antarumat.

“Generasi Qurani yang tampil di sini adalah harapan bangsa. Mereka tak hanya menghafal dan melantunkan ayat, tapi juga menjiwai pesan-pesan keislaman yang mendorong harmoni sosial dan keberlanjutan lingkungan hidup,” ungkap Menko.

Bagi Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, partisipasi di STQH sejalan dengan visi membangun sumber daya manusia (SDM) unggul yang berkarakter.

Seperti ditegaskan dalam Asta Cita nasional, pengembangan SDM menjadi prioritas utama, dan STQH adalah salah satu media strategis untuk mewujudkannya melalui pendekatan spiritual dan kultural.

Kepala Dinas Kominfo PBD, Irma Riyani Soeleman, menyebut bahwa literasi Al-Qur’an dan penguatan nilai religius menjadi bagian penting dalam pembangunan daerah.

“Kegiatan ini membuka ruang bagi generasi muda Papua Barat Daya untuk bersinar di tingkat nasional. Lebih dari itu, kami ingin menanamkan nilai keimanan yang kokoh dan kecintaan terhadap lingkungan sejak dini,” katanya.

Papua Barat Daya sendiri akan mengikuti sembilan cabang lomba hingga 19 Oktober 2025 mendatang.

Harapan besar pun disematkan pada para peserta agar mampu tampil maksimal dan membawa pulang prestasi terbaik.

Puncak pembukaan ditandai dengan pemukulan dimba gendang tradisional oleh Gubernur Sultra, Menag, dan Menko PMK.

Gema gendang berpadu dengan takbir dan sorak semangat dari ribuan peserta dan penonton yang memenuhi arena.

STQH Nasional XXVIII bukan sekadar lomba. Ia adalah festival kebangsaan, spiritualitas, dan cinta lingkungan.

Dalam pertemuan ini, umat Islam dari Sabang sampai Merauke bersatu dalam syiar dan merajut ukhuwah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagi Papua Barat Daya, ini adalah panggung untuk menegaskan jati diri bahwa di ujung timur Indonesia, cahaya Al-Qur’an bersinar terang, membimbing langkah generasi muda menuju masa depan yang penuh harapan dan keberkahan. (Timo/red)

Continue Reading

Trending