Nasional
Putusan MK Terkait Hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024, IPHI Jawa Timur Mendukung Seruan IPHI Pusat Dengan Do’a

JAKARTA, 90detik.com – Tahapan Pemungutan Suara dan Pengumuman Hasil Pemilihan Umum Tahun 2024 yang telah diumumkan secara Resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia dan telah dibacakan nya putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia atas perkara perselisihan hasil Pemilihan Umum Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2024 yang dilaksanakan pada hari Senin 24 April 2024.
Dr. Ir. H. Erman Suparno, MBA, MSi., selaku ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP-IPHI) melalui siaran persnya pada Senin (24/04) menerangkan, dari hasil Muktamar VII tanggal 12 Juni 2021 Jakarta, sesuai dengan AHU Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor: AHU-0000881.AH.01.08. Tahun 2021, tanggal 15 Juni 2021 dan Sertifikat Merek Nomor : IDM000993315 tanggal 01 September 2022, Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan ini menyampaikan Pernyataan sebagai berikut :
1. Mengajak seluruh Kepengurusan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) baik ditingkat Pusat PP-IPHI, Tingkat Provinsi PW-IPHI, Tingkat Kabupaten/Kota PD-IPHI, Tingkat Kecamatan PK-IPHI tingkat Desa/Kelurahan PD-IPHI dan Para Haji dan Hajjah seluruh Anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) seluruh Indonesia, untuk menerima dan menghormati Hasil Pemilihan Umum Tahun 2024 dengan penuh rasa Syukur kepada Allah SWT.
2. Kepada seluruh Masyarakat Haji dan Hajjah untuk mematuhi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia sebagai Keputusan yang bersifat Final dan Mengikat sebagaimana yang telah dibacakan di Gedung Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pada hari Senin tanggal 24 April 2024.
3. Mengucapkan selamat kepada Pasangan H. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang telah menerima Mandat dari seluruh Rakyat Indonesia menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam PEMILU Tahun 2024.
4. Mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pasangan Capres dan Cawapres H. Anies Baswedan dan H. Muhaimin Iskandar serta Pasangan Capres dan Cawapres H. Ganjar Pranowo dan H. Mahfud MD yang dalam keterangan pers nya pada hari Senin 24 April 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi telah menerima Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia sebagai Keputusan final dan mengikat.
5. Seluruh Haji dan Hajjah sebagai Anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) mendoakan agar Pemimpin yang terpilih benar-benar dapat melaksanakan Amanah Rakyat Indonesia, dikarenakan Ikatan Persaudaraan haji Indonesia (IPHI) sebagai organisasi kemaslahatan umat yang berasaskan ukhuwah islamiah berkomitmen tetap setia dan menjaga keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD. 1945, Wawasan Nusantara dan Bhinneka Tunggal Ika.

Caption Foto : Sekretaris Umum IPHI Jawa Timur KH. imam Mawardi Ridlwan. (Foto : doc. Abah Imam Mawardi)
Sementara itu di tempat terpisah, sekretaris umum IPHI Jawa Timur KH. Imam Mawardi Ridlwan menanggapi seruan IPHI Pusat bahwa, semua proses hajatan nasional untuk pergantian kepemimpinan nasional telah ditunaikan oleh seluruh rakyat Indonesia dengan antusias, gembira, guyub rukun dan penuh tanggung jawab.
“Kita mendoakan semoga Alloh Ta’ala memberi pertolongan pada para pemimpin bangsa yang telah diberi amanah rakyat,” ujar KH. Imam Mawardi.
Lebih lanjut Abah Imam Mawardi mengatakan, hajatan nasional dalam pergantian kepemimpinan nasional telah ditunaikan. Semua proses dibarengi saling berlomba untuk mendapat simpati dan dukungan rakyat. Setelah selesai coblosan maka akan ada yang mendapatkan suara banyak dan ada yang dapat suara sedikit.
“Inilah takdir Gusti Alloh Ta’ala. Semua harus bertawakal pada Alloh Ta’ala agar kita mengembalikan segala urusan pada Gusti Alloh Ta’ala,” sambungnya.
“Harapan kami, semoga pertolongan Gusti Alloh Ta’ala memberi negara kita ini negara yang aman dan makmur serta berkah. Semoga para pemimpin yang dipilih rakyat menjadi pemimpin yang amanah dan tidak korupsi”, tutur Abah Imam.(Red)
Nasional
Banjir Surut, Masalah Belum Usai: Warga Tumpok Blang Hadapi Timbunan Lumpur, Harta Benda Hilang

Aceh Utara – Dua pekan sudah berlalu sejak banjir besar yang menerjang Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat merendam permukiman dan memutus akses warga. Namun di Dusun Tumpok Blang, Desa Babahkrueng, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, tanda-tanda pemulihan masih jauh dari harapan.
Langit terlihat cerah siang itu, tapi suasana desa menyimpan cerita berbeda. Tanah yang retak, dinding rumah yang terkelupas, serta batang-batang kayu yang tersangkut di sisa pondasi menjadi saksi bisu betapa ganasnya air bah dua pekan lalu.
Saat memasuki dusun, pemandangan yang muncul seolah bencana baru terjadi kemarin sore: rumah-rumah miring, tembok roboh, dan halaman berubah menjadi genangan lumpur tebal.

Kondisi rumah warga di Dusun Tumpok Blang, Desa Babahkrueng, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh UtaraAceh Utara, (dok/JK)
Di tengah kerusakan itulah, seorang ayah berdiri menggenggam tangan anaknya, menatap rumah yang kini tak lebih dari bangunan setengah tenggelam dalam lumpur. Salah satunya adalah Riliandika Herdiansyah, warga yang hingga kini masih berjuang membersihkan sisa kehancuran.
“Air naik cepat sekali. Kami hanya sempat lari. Setelah surut, kami kembali dan semuanya hilang. Rumah berubah, barang-barang lenyap,” ujarnya, Kamis (11/12).
Harta Benda Hanyut, Rumah Terkubur Lumpur
Kerugian warga tidak hanya berupa tembok yang retak atau lantai yang amblas. Harta benda yang disimpan bertahun-tahun ikut tersapu arus: kasur basah dan membusuk, lemari jebol, dokumen penting hilang, barang elektronik rusak total, hingga sebagian hewan ternak hanyut tak tersisa.
Banyak warga masih menggali lumpur, berharap menemukan barang yang masih utuh. Namun hasilnya sering hanya pecahan kayu rapuh atau benda yang sepenuhnya rusak setelah terendam lumpur selama dua pekan.
“Banyak barang hanyut. Ada yang ditemukan warga lain beberapa kilometer dari sini, tapi sebagian besar hilang total,” katanya.
Akses menuju dusun pun belum sepenuhnya pulih. Lumpur setinggi betis hingga lutut membuat kendaraan roda empat mustahil masuk. Pengendara motor pun harus berjibaku dengan jalur licin yang membahayakan.
Karena rumah tak layak huni, sebagian keluarga terpaksa menumpang di rumah kerabat atau tinggal sementara di posko. Tekanan mental akibat kehilangan, ketidakpastian bantuan, serta kondisi lingkungan yang sulit dibersihkan makin terasa.
“Setiap hari kami bekerja dari pagi sampai sore, tapi rumah tidak banyak berubah. Lumpur makin keras. Kalau tidak ada alat berat, entah sampai kapan begini,” keluhnya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui BPBD telah menyalurkan bantuan darurat berupa makanan siap saji, air mineral, tenda, dan kebutuhan pokok. Namun bagi warga, bantuan terbesar yang mereka butuhkan belum juga datang, alat berat untuk menyingkirkan lumpur yang mengeras.
“Kami butuh excavator, bukan hanya sekop. Lumpur ini keras sekali. Rumah tertimbun. Ini bukan pekerjaan ringan,” tegas Riliandika.
Pemerintah Pusat Turun Tangan, tetapi Proses Panjang Menanti
Di tingkat nasional, BNPB telah melakukan pendataan kerusakan sebagai syarat pemberian bantuan stimulan perbaikan rumah. Pemerintah pusat berjanji mendukung proses rehabilitasi, termasuk infrastruktur desa yang rusak.
Namun pendataan di lapangan terkendala kondisi bangunan yang sebagian masih terkubur lumpur. Beberapa rumah bahkan belum bisa dibuka pintunya.
“Bagaimana mau didata kalau bentuk rumah saja tidak kelihatan? Harus bersih dulu,” ujar seorang warga lainnya.
Di tengah semua keterbatasan, gotong royong menjadi satu-satunya kekuatan warga Tumpok Blang. Anak-anak mengumpulkan kayu, kaum ibu membersihkan barang yang mungkin masih bisa dipakai, sementara para lelaki mengeruk lumpur dengan peralatan seadanya.
Dusun Tumpok Blang kini menjadi cermin bagaimana bencana tidak berhenti ketika air surut. Bagi warganya, justru fase paling berat dimulai ketika mereka harus bangkit tanpa kepastian kapan bantuan besar benar-benar tiba.
“Kami hanya ingin rumah kami bisa ditempati lagi. Anak-anak bisa tidur nyaman. Dan kami ingin pemerintah benar-benar melihat kondisi kami,” katanya.
Dua pekan sudah berlalu, namun pemulihan di Dusun Tumpok Blang masih jauh dari kata selesai. Banjir memang telah pergi, tetapi penderitaan warganya masih tertinggal. (JK/Red)
Editor: Joko Prasetyo
Nasional
Anas Urbaningrum Pimpin Distribusi Bantuan PKN, Tegaskan Semangat Gotong Royong

Sumbar — Penyaluran bantuan untuk warga terdampak bencana di wilayah Sumatra kembali menunjukkan kuatnya solidaritas dan kehadiran nyata Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Kegiatan kemanusiaan ini merupakan bagian dari program Solidaritas Nusantara, yang secara khusus diarahkan untuk membantu korban banjir dan bencana alam di berbagai provinsi.
Untuk wilayah Sumatra Barat, kegiatan dipimpin langsung oleh Ketua Umum PKN, Anas Urbaningrum, yang turun langsung memikul beras dan membantu pendistribusian logistik tanpa protokoler serta tanpa mencari sorotan kamera.
Di Sumatra Utara, penyaluran dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PKN, Sri Mulyono, sementara di Aceh dipimpin oleh Bendahara Umum PKN, Mirwan Amir.
Seluruh rangkaian kegiatan diselenggarakan oleh Pimpinan Nasional (Pimnas) bersama jajaran Pimda dan Pimcab masing-masing daerah.
Di lapangan Sumbar, Anas berbaur dengan para relawan dan warga, memastikan setiap bantuan diterima langsung oleh masyarakat yang membutuhkan.
Aksinya mencerminkan semangat bahwa Kebangkitan Nusantara adalah gerakan bekerja bersama rakyat, bukan slogan politik semata.
Dalam pendistribusian bantuan di Nagari Pasie Laweh, PKN membawa sejumlah kebutuhan penting, seperti paket perlengkapan rumah tangga, perlengkapan kebersihan, pakaian dalam, beras tambahan, susu anak, air mineral, mi instan, gerobak, sepatu boots, serta berbagai perlengkapan lapangan lainnya. Bantuan diprioritaskan untuk warga yang mengalami dampak paling berat akibat bencana.
Di hadapan para relawan, Anas menyampaikan pesan yang menegaskan filosofi PKN dalam bekerja membantu masyarakat Sumatra Barat:
“Khusus untuk kegiatan ini, jika mereka tidak maksimal mengenalkan PKN, biar saya yang ambil tanggung jawab kekurangannya. Memang saya yang menyarankan agar atribut tidak mencolok. Dan itu berdasarkan pengertian saya terhadap karakter kebudayaan di Sumbar.” (10/12)
Pendekatan tanpa atribut politik yang mencolok ini disambut positif oleh warga. Mereka merasa lebih nyaman dengan pola kerja yang humanis, membumi, dan menempatkan empati sebagai prioritas.
Para relawan menilai langkah tersebut menunjukkan kepekaan Anas terhadap nilai-nilai lokal serta kondisi psikologis masyarakat pascabencana.
Penyaluran bantuan melalui program Solidaritas Nusantara sekaligus menjadi bukti komitmen PKN untuk hadir secara substansial, bukan seremonial.
Anas menegaskan bahwa Solidaritas Nusantara berarti hadir, bekerja, dan memperkuat saudara sebangsa ketika bencana melanda.
Aksi kemanusiaan ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan masyarakat di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh, serta memperkuat semangat gotong royong yang menjadi kekuatan utama bangsa. (By/Red)
Nasional
Fredi Desak Penyelesaian Kasus PPPK Derius Lukas Tiwery dan Tegaskan Komitmen Antikorupsi: “Birokrasi Amburadul, Koruptor Jangan Dilindungi!”

Jakarta — Pengamat hukum dan politik, Fredi Moses Ulemlem, menyampaikan kritik keras terhadap Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) sekaligus menyerukan penguatan penegakan hukum bertepatan dengan Hari Antikorupsi Sedunia, 9 Desember.
Fredi menilai birokrasi MBD melemah, tidak profesional, dan gagal memberikan kepastian hukum bagi masyarakat, terutama dalam penyelesaian kasus PPPK atas nama Derius Lukas Tiwery.
“BKD Maluku Barat Daya lemah, penanganan kasus PPPK Derius Lukas Tiwery juga lemah. Jangan permainkan nasib orang lain, terutama Sdr. Derius yang sudah mengabdi 13 tahun 7 bulan,” tegas Fredi.
Ia menyampaikan bahwa dirinya terus berkomunikasi dengan Sekda MBD, Body David, namun tidak ada perkembangan signifikan meski dokumen sudah dikirim ke BKN.
“Kelihatannya tak dianggap, bahkan terkesan bukan hal penting. Urusan komunikasi saja kacau, bagaimana pekerjaan yang lain?” ujarnya.
Fredi juga menyinggung komitmen Bupati Maluku Barat Daya yang sebelumnya berjanji membantu proses penyelesaian kasus Derius, namun hingga kini tidak menunjukkan tindak lanjut konkret.
“Bupati, di mana janjimu? Jangan nanti pakai klarifikasi di media untuk memposisikan diri sebagai korban demi pembenaran. Publik sudah cerdas melihat drama birokrasi seperti ini”, cetusnya.
Mengaitkan persoalan birokrasi MBD dengan momentum Hari Antikorupsi Sedunia, Fredi menegaskan bahwa lemahnya integritas pelayanan publik kerap berjalan beriringan dengan potensi penyimpangan dan praktik korupsi. Ia mendesak aparat penegak hukum untuk mempercepat penanganan kasus-kasus dugaan korupsi yang selama ini mandek.
“Kami mendesak Polda Maluku dan Kejati Maluku untuk menuntaskan seluruh kasus korupsi. Jangan melindungi koruptor, apalagi jika yang diduga kuat terlibat adalah kepala daerah”, ujarnya.
Ia menyebut sedikitnya tiga kasus besar yang kini menjadi sorotan:
- Kasus pembangunan jalan di Pulau Wetar
- Kasus korupsi Covid-19
- Kasus TPPU Maluku Barat Daya (2025)
Menurut Fredi, pemberantasan korupsi tidak boleh berhenti di meja penyidik.
“Kami akan terus mem-pressure kasus-kasus tersebut. Penegak hukum harus tegas, transparan, dan tidak main mata dengan pejabat daerah”, terangnya.
Fredi juga mengecam keras tindakan intimidasi maupun ancaman yang kerap diterima aktivis antikorupsi serta keluarga mereka.
“Intimidasi terhadap aktivis dan keluarganya adalah tindakan pengecut. Kebebasan berpendapat adalah hak yang harus dilindungi”, imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa kepala daerah atau pihak mana pun yang menggunakan ancaman untuk membungkam kritik harus diproses sesuai hukum.
“Oknum kepala daerah atau koruptor yang mengintimidasi aktivis harus diproses hukum. Tidak boleh ada kekebalan bagi siapa pun”, jelasnya.
Pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Fredi mengajak masyarakat memperkuat gerakan antikorupsi.
“Teguhkan komitmen berantas korupsi untuk Indonesia Maju. Mari tingkatkan kesadaran dan aksi nyata membangun Indonesia yang adil, bersih, dan sejahtera”, tambahnya.
Menutup pernyataannya, Fredi kembali menekankan bahwa lambatnya birokrasi dan ketidakadilan dalam kasus Derius Lukas Tiwery mencerminkan persoalan yang lebih besar: lemahnya moralitas dan integritas pejabat publik.
“Negara tidak boleh kalah dari birokrasi yang lambat dan pemimpin yang ingkar. Keadilan harus ditegakkan, baik untuk Derius maupun untuk seluruh rakyat Maluku”, pungkasnya. (By/Red)
Nasional2 minggu agoPolemik Pemulangan Pasien Kritis Memanas, RSUD dr. Iskak Tulungagung Paparkan Hasil Audit Internal
Jawa Timur2 minggu agoTruk Tangki BBM Terbalik di JLS Tulungagung, Sopir Hilang dan Solar 6.000 Liter Diselidiki Polisi
Redaksi2 minggu agoPinka Kian Kumuh, Warga Geram PKL Tinggalkan Tenda dan Sampah Usai Jualan
Redaksi2 minggu agoDampak Proyek JLS Picu Gejolak di Ngrejo: Warga Ancam Gelar Aksi 2.000 Massa, Tuntut PT HK Gala Bertanggung Jawab
Jawa Timur5 hari agoKaryawan Dapur SPPG Karangwaru Diduga Alami PHK Sepihak dan Perlakuan Tak Manusiawi
Redaksi1 minggu agoProtes Dampak JLS, Warga Ngrejo Serbu DPRD Tulungagung; Kejati Jatim Ikut Cari Solusi
Redaksi2 minggu agoJalan Miliaran Rupiah Dijalur Desa Segawe Diduga Jadi Korban Truk Galian C, Pemerintah Daerah Bungkam
Redaksi2 minggu agoJebakan Maut! Jalan Baru ke Segawe Berlumpur, Truk Galian C Diduga Biang Kerok













