Ekonomi
Lantamal XIV Wujudkan Kemandirian Pangan Melalui Panen Raya Lele

Kota Sorong – Sebagai bagian dari program ketahanan pangan dan pembinaan potensi maritim di Papua Barat Daya, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIV Sorong sukses menyelenggarakan panen raya budidaya lele dan makan siang bersama. Kegiatan ini berlangsung di Kebun Ketahanan Pangan (KKP), Mako Lantamal XIV Sorong, Jalan Bubara Nomor 01, Klaligi, Distrik Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya. Jum’at (20/06/25).
Acara penting ini dipimpin langsung oleh Komandan Lantamal XIV, Laksamana Pertama TNI Joni Sudianto, CHRMP., M.Tr., Opsla., didampingi oleh Ketua Jalasenastri Korcab XIV DJA III, Ny. Rias Joni Sudianto. Turut hadir pula Para PJU, Kadis dan Kasatker, serta seluruh personel Lantamal XIV dan pengurus Jalasenastri Korcab XIV DJA III yang antusias merasakan manfaat dari hasil panen lele tersebut. Dalam sambutannya, Danlantamal XIV menegaskan bahwa program budidaya lele ini merupakan upaya Lantamal XIV untuk mendukung ketahanan pangan, sekaligus memberikan edukasi dan pemberdayaan kepada masyarakat maritim di sekitar pangkalan.
Panen raya ini merupakan puncak dari program budidaya perikanan air tawar yang telah berjalan beberapa bulan terakhir, menunjukkan kontribusi nyata TNI Angkatan Laut dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya di wilayah maritim. Kegiatan ini juga menjadi sarana edukatif untuk memperkenalkan metode budidaya ikan yang efisien dan berkelanjutan. Setelah panen, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama, menikmati lezatnya olahan ikan lele hasil budidaya.
Melalui kegiatan ini, Lantamal XIV Sorong berharap semangat kemandirian dan ketahanan pangan terus meningkat, sejalan dengan peran TNI Angkatan Laut sebagai penjaga kedaulatan dan pelindung rakyat di wilayah laut dan pesisir. Sebagai bentuk kontribusi Lantamal XIV dalam menghadapi tantangan ekonomi dan krisis pangan global, kegiatan ini direncanakan menjadi program rutin yang tidak hanya berfokus pada pangan, tetapi juga edukasi, pelatihan, dan pembinaan kewirausahaan berbasis kemaritiman.
(Tim/Red)
Ekonomi
Pesta Sinoli Papua Barat Daya Dorong Ekspor Lewat Kolaborasi Data dan Kebijakan

Kota Sorong, Papua Barat Daya, — Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya bersama Bank Indonesia dan sejumlah instansi terkait menyelenggarakan Pesta Sinoli dengan tema “Torang Kuat Karena Torang Satu”, sebagai bentuk kolaborasi strategis dalam mengoptimalkan peran data, regulasi daerah, dan sinergi lintas lembaga untuk mendorong akselerasi ekspor dan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Acara ini digelar di Rylich Panorama, Kota Sorong, dan diawali dengan pemaparan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Roni Cahyadi, yang memperkenalkan konsep “Pekan Data dan Statistik” atau Sinoli sebagai upaya sinergi antara pengendalian inflasi dan percepatan industrialisasi menuju 2025.
Roni menekankan pentingnya kolaborasi multisektor dalam mendukung pelaku ekspor, terutama sektor kelautan dan perikanan, yang memiliki potensi besar di pasar internasional seperti Australia. “Melalui pesta sinoli, kami ingin pelaku usaha mendapatkan akses informasi ekspor yang lebih mudah, termasuk persyaratan sertifikasi untuk pasar Australia,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi juga turut mendukung inisiatif ini. PLT Kepala Biro Perekonomian Papua Barat Daya, Eksan Musa’ad, menyampaikan strategi pemerintah dalam mendorong ekspor berbasis data, regulasi, dan pembukaan akses pasar luar negeri. Ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditopang oleh sektor industri besar, tetapi juga harus disinergikan dengan sektor pertanian, perikanan, dan UMKM lokal.
“Pertumbuhan ekonomi tinggi harus berdampak langsung pada daya tahan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja. Maka penting bagi kita mendorong sektor UMKM untuk naik kelas,” kata Eksan.
Turut hadir perwakilan dari Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, yang menjelaskan prosedur ekspor komoditas biologis, serta perwakilan Konsulat Jenderal Australia, Mr. Todd Dias, yang menyampaikan bahwa Australia membuka ruang bagi UMKM Indonesia, khususnya dari Papua Barat Daya, untuk mengekspor produk unggulan mereka secara berkelanjutan.
Kepala Kanwil Bea dan Cukai Papua, Bagus Nugroho Tamtomo Putro, menambahkan bahwa dukungan Kementerian Keuangan melalui sinergi dengan Bank Indonesia sangat penting dalam membuka jalur-jalur ekspor langsung dari Papua Barat Daya, tanpa harus melalui pelabuhan di luar provinsi seperti Makassar.
Pesta Sinoli menjadi tonggak kolaboratif yang menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi Papua Barat Daya harus dilakukan melalui sinergi data, regulasi yang akomodatif, serta pembinaan generasi muda untuk menghadapi tantangan global melalui UMKM dan teknologi.
Ekonomi
UMKM Papua Barat Daya Siap Tembus Pasar Australia Lewat Pesta Sinoli

Kota Sorong, — Semangat kolaborasi mewarnai pelaksanaan Pesta Sinoli di Kota Sorong, Papua Barat Daya, yang menjadi ajang strategis lintas lembaga untuk memperkuat peran data dan regulasi daerah dalam mendorong ekspor serta membuka peluang baru bagi pelaku UMKM lokal, khususnya ke pasar Australia.
Acara yang mengusung tema “Torang Kuat Karena Torang Satu” ini melibatkan berbagai stakeholder, termasuk Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Balai Karantina, Konsulat Australia, serta Bea dan Cukai Papua. Acara berlangsung di Rylich Panorama, Jl. Sam Ratulangi, dengan agenda utama mempresentasikan peluang, tantangan, serta solusi konkret dalam meningkatkan nilai ekspor daerah.
Roni Cahyadi, Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat Daya, membuka dengan memaparkan konsep “Pekan Sinoli – Pekan Data dan Statistik”, yang menjadi platform sinkronisasi antara data ekonomi, pengendalian inflasi, dan penguatan industri. Ia menekankan bahwa ekspor tidak bisa lagi mengandalkan sistem lama, tapi harus berbasis data, sertifikasi, dan dukungan teknologi, terutama untuk generasi muda.
“Kita ingin pemuda Papua Barat Daya punya akses informasi, teknologi, dan sertifikasi untuk bisa masuk pasar luar negeri, terutama Australia,” kata Roni.
Eksan Musa’ad dari Pemprov Papua Barat Daya menambahkan, pemerintah saat ini tengah mengembangkan strategi ekspor berbasis potensi lokal, termasuk sektor pertanian, perikanan, dan industri kecil. “Ekonomi daerah akan maju jika pelaku kecil diberi peluang yang sama, dibantu dengan regulasi yang tepat dan sistem data yang terintegrasi,” ujarnya.
Balai Karantina melalui perwakilannya, Supriyanto, juga menyoroti pentingnya standar karantina dan sertifikasi ekspor komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan. Ini menjadi pintu masuk utama agar produk Papua Barat Daya dapat diterima pasar global.
Konsul Australia untuk Indonesia, Mr. Todd Dias, memaparkan bahwa banyak peluang ekspor dari Papua Barat Daya yang bisa masuk pasar Australia, khususnya dari sektor UMKM. Ia mendorong peningkatan kerjasama perdagangan dan pertukaran informasi, serta pelatihan sertifikasi agar kualitas produk bisa memenuhi standar internasional.
Bea dan Cukai Papua, melalui Kepala Kanwil Bagus Nugroho, mengungkapkan bahwa pemerintah pusat melalui Kemenkeu telah menyiapkan skema khusus agar produk Papua Barat Daya bisa diekspor langsung, tanpa transit ke kota lain. Hal ini dinilai dapat menekan biaya logistik dan mempercepat proses ekspor.
Dengan semangat “Torang Satu”, Pesta Sinoli menjadi simbol kebangkitan ekonomi Papua Barat Daya berbasis kolaborasi, data, dan keterlibatan aktif generasi muda. Harapannya, UMKM tidak hanya tumbuh lokal tapi juga mendunia, dimulai dari ekspor ke Australia.
(Timo)
Ekonomi
Papua Barat Daya dan Jawa Timur Jalin Kemitraan Dagang Strategis, Dorong Ekonomi Maritim dan Pangan

Kota Sorong, Papua Barat Daya — Momentum besar terjadi di Kota Sorong, Kamis (19/6/25), saat dua provinsi berbeda pulau resmi menandatangani perjanjian kerja sama dagang dan investasi. Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sepakat membuka jalur distribusi dua arah untuk memperkuat ketahanan pangan dan sektor unggulan daerah masing-masing.
Acara yang berlangsung di salah satu hotel ternama di Sorong itu menjadi saksi penandatanganan nota kesepahaman antara kedua pemerintah daerah. Wakil Gubernur Jawa Timur hadir langsung bersama rombongan pelaku usaha, disambut antusias oleh Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (P2KP) Papua Barat Daya, Absalom Solossa.
Menurut Absalom, inisiatif ini merupakan langkah konkret dan progresif dalam mempercepat pembangunan ekonomi di provinsi termuda di Indonesia itu.
“Ini bukan sekadar misi dagang biasa. Ini adalah bentuk keberanian dan semangat kolaborasi antarwilayah. Sebuah terobosan yang akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus membuka cakrawala baru bagi pelaku usaha di Papua Barat Daya,” ungkapnya.
Papua Barat Daya yang dikenal memiliki potensi besar di sektor kelautan akan menyalurkan sejumlah komoditas unggulan seperti ikan tuna, udang, kepiting, dan hasil olahan sawit ke Jawa Timur. Di sisi lain, kebutuhan pangan pokok seperti gula, minyak goreng, ayam potong, daging beku, dan telur ayam akan disuplai dari Jawa Timur ke wilayah timur Indonesia itu.
“Ikan dan udang dari Sorong sudah sangat diminati di pasar Surabaya. Para pelaku usaha sudah mulai menjalin komunikasi aktif. Ini menjadi titik awal terbentuknya jaringan bisnis antarprovinsi,” tambah Absalom.
Lebih jauh, Absalom optimistis kerja sama ini akan memberikan dampak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika sebelumnya nilai transaksi perdagangan berada di kisaran Rp124 miliar per tahun, kini target dinaikkan hingga Rp300 miliar per tahun.
“Kami yakin, dengan sistem distribusi yang lebih efisien dan pasar yang luas, angka itu realistis dicapai. Laut kita kaya dan nelayan bekerja keras hampir setiap hari memenuhi permintaan pasar,” jelasnya.
Tak hanya soal ekonomi makro, kerja sama ini juga membuka peluang sosial. Absalom menegaskan bahwa hadirnya jaringan dagang ini akan menciptakan lapangan kerja baru, terutama bagi generasi muda dan masyarakat adat yang selama ini masih terpinggirkan.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi pemantik tumbuhnya wirausaha baru berbasis hasil laut dan pertanian. Anak-anak muda kita punya semangat, tinggal diberi peluang,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Absalom menyampaikan harapan agar kolaborasi seperti ini tidak berhenti di atas kertas. Ia ingin Papua Barat Daya menjadi bagian aktif dari rantai pasok nasional, bukan sekadar daerah pengirim bahan baku.
“Kita tak boleh hanya jadi penonton. Papua Barat Daya harus jadi pemain utama, dan kerja sama ini adalah salah satu jembatannya. Kita siap bergerak bersama,” tutupnya.
(Leo)
- Jawa Timur3 hari ago
Viral Tudingan Camat Mainkan LC dan “Iclik”, Warga Pakel Meledak Desak Bupati Bertindak
- Jawa Timur2 minggu ago
Tragis, Ditemukan Mayat Gantung Diri di Ngantru Tulungagung
- Jawa Timur2 minggu ago
Gandeng PSHT, BNNK Tulungagung Luncurkan Program “Pendekar Lawan Narkoba”
- Jawa Timur2 minggu ago
LSM LASKAR Laporkan Dugaan Korupsi Bansos RASTRADA Tahap I Kota Blitar ke Kejari
- Hukum Kriminal1 minggu ago
Tersendat di PUPR, Kasus Korupsi Dana Desa di Tulungagung Terancam Mandek
- Hukum Kriminal2 minggu ago
Terdakwa Korupsi Kembalikan Rp1,7 Miliar, Kejari Sorong Tegaskan Komitmen Lawan Korupsi
- Jawa Timur1 minggu ago
79 Santri Porsigal Trenggalek Resmi Disahkan Sebagai Anggota Baru
- Hukum Kriminal2 minggu ago
Dugaan Korupsi di Desa Tanggung, Kejari Tunggu Hasil Audit Inspektorat