Connect with us

Redaksi

Nekat Bawa Miras, Puluhan Suporter PSS Sleman Diamankan Polisi di Area Stadion Manahan Solo

Published

on

KOTA SURAKARTA, 90detik.com Kepolisian Resor Kota ( Polresta) Surakarta mengamankan sedikitnya 30 suporter PSS Sleman karena kedapatan membawa minuman keras atau miras di sekitar Stadion Manahan Solo, Selasa (27/2/2024).

Kapolresta Surakarta Kombes.Pol. Iwan Saktiadi, SIK.MH.MSi mengatakan para suporter tersebut diamankan saat hendak menonton laga lanjutan liga 1 antara PSS Sleman melawan Persita Tangerang di Stadion Manahan Solo.

“Puluhan suporter tersebut diamankan oleh anggota Polresta Surakarta yang bersiaga di sekitar Stadion Manahan Solo dan mendapati sejumlah suporter membawa miras.Bahkan dari mereka telah menenggak miras di area parkir Stadion Manahan Solo,” ucap Kombes.Pol. Iwan.

“Para suporter yang membawa miras kita angkut menggunakan truk Dalmas ke Mapolresta Surakarta. Mereka dikumpulkan di halaman Mapolresta Surakarta untuk diberi pembinaan agar tak mengulangi perbuatannya lagi. Sedangkan miras yang berhasil kita amankan dan kami sita untuk dijadikan barang bukti,” jelasnya.

Setelah diberi pembinaan dan didata, mereka lantas dipulangkan ke daerah asal.

“Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan permohonan maaf, kesepakatan di area pertandingan harus dipatuhi semua pihak. Mereka langsung dipulangkan setelah dibina di Mapolresta Surakarta,” pungkas Kapolresta.(Red)

Redaksi

Sesuai Teknis BGN, SPPG Polres Tulungagung 2 Gondang Distribusikan MBG 966 Porsi

Published

on

TULUNGAGUNG— Kapolres Tulungagung Polda Jatim, AKBP Muhammad Taat Resdi didampingi Ketua Bhayangkari Cabang Tulungagung resmi memberangkatkan mobil Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 2 dari Desa Jarakan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Kamis (11/12/2025).

Pengoperasian perdana SPPG Polres Tulungagung 2 setelah sebelumnya SPPG Polres Tulungagung 1 berjalan lebih dahulu di Desa Sambirobyong, Kecamatan Sumbergempol.

Pada tahap awal, SPPG Polres Tulungagung 2 ini menyalurkan 966 paket makanan MBG untuk warga di dua Desa.

“Tahap pertama ini ada 966 paket makan, didistribusikan ke dua Desa, yaitu Desa Jarakan dan Desa Wonokromo. Dengan penerima manfaat meliputi anak-anak PAUD hingga SMA sederajat, serta ibu hamil dan menyusui serta balita”, terang AKBP Taat.

Kapolres Tulungagung Polda Jatim menjelaskan, penyaluran dilakukan bertahap sesuai petunjuk teknis Badan Gizi Nasional (BGN).

Pada minggu pertama jumlah produksi maksimal 1.000 porsi, minggu kedua naik menjadi 1.500 porsi, dan minggu ketiga mencapai kapasitas penuh yakni 2.500–3.000 porsi per hari.

“Tahapan ini diperlukan, untuk penyesuaian relawan dan kesiapan produksi SPPG sebelum beroperasi maksimal”, kata AKBP Taat.

lebih lanjut Kapolres Tulungagung Polda Jatim mengungkapkan, untuk memastikan keamanan makanan yang akan disalurkan, Polres Tulungagung Polda Jatim menerapkan standar food safety dalam seluruh proses SPPG.

Sebelum dibagikan, setiap menu diuji oleh Tim Dokkes melalui dua tahapan.

Tahapan pertama uji Organoleptik yaitu pengecekan rasa, warna, aroma, tekstur dan bentuk.

Tahapan kedua uji kimia dengan tes kit: memastikan tidak ada kandungan nitrit, arsenik, formalin, maupun sianida.

“Apabila ditemukan kandungan salah satu zat itu, maka makanan tidak boleh diedarkan”, tegas AKBP Taat.

Saat ini, Polres Tulungagung Polda Jatim sedang menyiapkan pendirian SPPG ketiga di Kecamatan Bandung.

“Jika Korwil BGN meminta kami membuka lagi, terutama di daerah terpencil, kami siap”, pungkas AKBP Taat.

Usai pemberangkatan, Kapolres Tulungagung Polda Jatim meninjau pembagian MBG di SDN 2 Jarakan dan SDN 1 Jarakan, dua sekolah yang sebelumnya belum pernah menerima program MBG.

Tampak ceria raut wajah anak anak di dua SD itu, bahkan ada yang meminta menu untuk MBG berikutnya. (DON/Red)

Continue Reading

Redaksi

Batal Lagi, Kursi Pejabat Disnakertrans Tulungagung Kosong di Pelantikan, Eks Sekda “Hilang” dan Nomor Telepon Mati

Published

on

TULUNGAGUNG – Drama birokrasi di Kabupaten Tulungagung mencapai puncak ketegangan Jumat (12/12) pagi. Pelantikan tunggal Tri Hariadi, mantan Sekretaris Daerah (Sekda), sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) batal untuk kedua kalinya setelah sang pejabat mangkir tanpa kabar.

Upacara yang dijadwalkan pukul 08.30 WIB itu molor berjam-jam, hanya diisi oleh bisik-bisik para pejabat dan tatapan kosong pada satu kursi pelantikan yang tak kunjung terisi. Suasana ruangan menggambarkan jelas kekisruhan yang melanda tubuh pemerintahan daerah.

“Ini sudah kedua kalinya. Pelantikan dinyatakan batal,” tegas Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Tulungagung, Soeroto, kepada awak media.

Menurut Soeroto, undangan resmi telah dikirim dan diterima oleh Sekretaris Pribadi (Sekpri) Tri Hariadi. Namun, komunikasi terputus mendadak.

“Sejak kemarin telepon yang bersangkutan sudah tidak aktif, sehingga kami tidak bisa melakukan konfirmasi lanjutan,” ujarnya.

Panitia pun menunggu dengan sia-sia. Jadwal keberangkatan Tri Hariadi pukul 08.30 WIB tak terbukti. Panitia masih bertahan hingga pukul 09.00, kemudian pukul 10.00, dan akhirnya pukul 11.00 WIB. Kursi tetap kosong, memaksa pembatalan.

Kejadian ini adalah pengulangan dari agenda sehari sebelumnya, pada Kamis (11/12), di mana Tri Hariadi juga absen dengan alasan “karena suatu hal”.

Pemerintah daerah lantas menjadwalkan pelantikan susulan khusus pada Jumat pagi, yang kembali berakhir menjadi drama penantian.

Ketidakhadiran beruntun mantan pejabat nomor satu di struktur Aparatur Sipil Negara (ASN) daerah ini memantik gelombang spekulasi.

Publik dan kalangan birokrasi mempertanyakan dinamika internal pascareposisi mendadak Tri Hariadi dari posisi puncak Sekda ke kepala dinas.

Birokrasi Tulungagung kini resmi memasuki babak baru yang sarat ketidakpastian. Semua mata tertuju, di manakah Tri Hariadi, dan bagaimana kelanjutan dari drama kekuasaan yang memanas ini. (DON/Red)

Editor: Joko Prasetyo

Continue Reading

Redaksi

Eks Sekda Mangkir, Upacara Pelantikan Jadi Drama: Birokrasi Tulungagung Memanas

Published

on

TULUNGAGUNG — Gejolak pasca reposisi Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung, Tri Hariadi, kian meruncing dan menyeret lingkungan birokrasi ke suasana penuh ketidakpastian.

Agenda pelantikan tunggal Tri Hariadi sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tulungagung yang semula diproyeksikan sebagai panggung konsolidasi kekuasaan justru berubah menjadi tontonan antiklimaks.

Upacara yang dijadwalkan berlangsung pukul 08.30 WIB, Jumat (12/12), mendadak molor hingga mendekati tengah hari.

Para pejabat terlihat saling berbisik, sementara satu kursi terlantik yang disediakan untuk Tri Hariadi dibiarkan kosong menjadi simbol gamblang dari drama birokrasi yang sedang bergulir.

Sehari sebelumnya, nama Tri Hariadi tercatat jelas dalam urutan pejabat yang akan dilantik Jumat (11/12/25).

Ketidakhadirannya kala itu diklaim “karena suatu hal”, sehingga pemerintah daerah menyiapkan pelantikan susulan khusus untuk dirinya.

Namun pada hari yang telah ditetapkan, kejadian serupa terulang. Tanpa pemberitahuan jelas, ia kembali tak muncul. Kursi pelantikan tetap kosong selama berjam-jam, membuat suasana menjadi tegang dan penuh tanda tanya.

Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Tulungagung, Soeroto mengonfirmasi bahwa agenda pelantikan akhirnya dibatalkan karena pejabat yang bersangkutan tidak hadir.

Dia menyebutkan bahwa undangan resmi sudah dikirim dan diterima oleh Sekretaris Pribadi (Sekpri) Tri Hariadi.

“Sejak kemarin telepon yang bersangkutan sudah tidak aktif, sehingga kami tidak bisa melakukan konfirmasi lanjutan,” ujarnya.

Menurutnya, Tri Hariadi dijadwalkan hadir pukul 08.30 WIB, namun hingga pukul 09.00 tidak ada tanda-tanda kehadiran. Panitia kembali menunggu hingga pukul 10.00, lalu pukul 11.00 wib tetapi kursi tetap kosong.

“Karena itu pelantikan dinyatakan batal,” tegasnya.

Polemik ini memantik gelombang spekulasi baru mengenai dinamika internal pascareposisi mendadak Tri Hariadi dari jabatan Sekda posisi tertinggi dalam struktur ASN daerah.

Birokrasi Tulungagung kini memasuki babak baru yang sarat ketegangan, dan publik menunggu bagaimana drama ini akan berlanjut. (DON/Red)

Continue Reading

Trending