Connect with us

Jawa Timur

Pejuang Merah Putih (PMP) Jalin Komunikasi Dengan Pesantren Di Jawa Timur, Mohon Doa Untuk Presiden Terpilih

Published

on

 

TULUNGAGUNG, 90detik.com Dalam semangat berbakti pada negara di bulan kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus 2024, tepatnya tanggal 3 dan 4 Agustus, Pejuang Merah Putih (PMP) menjalin komunikasi dengan pondok pesantren di Jawa Timur.

Menurut Letjend TNI (Purn) H. Agus Sutomo, PMP datang membawa pesan dari presiden terpilih dalam Pemilu 2024, yaitu Prabowo Subianto, yang ingin disampaikan kepada para pengasuh pesantren di Jawa Timur.

“Kami diamanahi untuk menyampaikan salam langsung dari Bapak Prabowo Subianto kepada pesantren di Jawa Timur. Beliau mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan oleh para kyai selama Pilpres 2024,” ungkap Letjend TNI (Purn) Agus Sutomo.

Selaku Ketua Pendowo Jawa Timur, Letjend TNI (Purn) Agus Sutomo menambahkan bahwa Bapak Prabowo Subianto memohon doa dari para pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur agar diberikan perlindungan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menjalankan tugas memimpin negara ini.

“Dalam silaturrahim yang penuh berkah ini, kami sampaikan kepada para kyai agar mendoakan Bapak Prabowo agar diberikan perlindungan oleh Allah dalam melaksanakan tugasnya memimpin bangsa kita. Semoga beliau berhasil mewujudkan negara yang aman, kuat, bermartabat, adil, makmur, damai, dan penuh iman. Beliau memiliki cita-cita agar rakyat bahagia, sejahtera, dan kebutuhan sandang, pangan, papan terpenuhi,” tambah Agus.

Rombongan PMP yang terdiri dari Letjend TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago, Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo, Laksdya TNI (Purn) Didit Herdiawan, Mayjen TNI (Purn) Toni Hoesodo, dan Marsda TNI (Purn) Bambang Eko meminta doa kepada sejumlah pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur, antara lain KH. Suyuti Thoha dari Pondok Pesantren Mansya’ul Huda Banyuwangi, KH. Gus Thoha Maksum dari Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso, KH. Hasan Mutawakil dari Pondok Pesantren Genggong Probolinggo, KH. Ahmad Fuad Nur Hasan dari Pondok Pesantren Sidogiri, Bu Nyai Hj. Mahfudloh dari Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, KH. Gus Kikin dari Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH. Anwar Mansur dan KH. Kafabih Mahrus dari Pondok Pesantren Lirboyo, serta KH. Gus Robert dari Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri.

Letjend TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dalam sambutannya menyampaikan bahwa presiden terpilih tahun 2024, Bapak Prabowo Subianto, meminta doa dari para kyai pesantren di Jawa Timur untuk mendukung seluruh program yang telah disampaikan dalam Pilpres.

“Kami membawa amanah dari Presiden terpilih 2024, Bapak Prabowo Subianto, yang memohon doa dan nasehat dari para kyai pesantren. Beliau berkomitmen untuk merealisasikan program-programnya yang selalu mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia. Beliau memohon petunjuk dari para kyai dalam menjalankan amanah ini. Beliau juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dalam membangun negara secara gotong royong serta menjaga kerukunan,” papar Sjafrie. (Abdul/Red)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jawa Timur

Skandal di Sektor Pendidikan? Pejuang Gayatri ; Dugaan KKN Massa Aksi Teriak Panggil KPK

Published

on

TULUNGAGUNG — Suara perlawanan terhadap dugaan korupsi di sektor pendidikan menggema di depan Gedung DPRD Kabupaten Tulungagung, Kamis(11/9).

Ratusan massa dari Pejuang Gayatri menggelar aksi damai, namun orasi mereka jauh dari damai. Mereka mengecam keras adanya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di tubuh Dinas Pendidikan Tulungagung.

Dalam orasi yang penuh data dan sindiran tajam, Yoyok Nugroho, salah satu orator, menyampaikan bahwa tuntutan mereka bukan semata asumsi, melainkan berdasar pada Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) resmi yang telah dikantonginya.

“Kami tidak bicara kosong. Ini bukan gosip. Kami punya DPA. Dan angka tidak pernah berdusta,” tegas Yoyok dalam orasinya.

Mark Up Anggaran: Ketika Angka Lebih Jujur dari Retorika.

Salah satu dugaan paling mencolok yang disampaikan adalah pengadaan laptop seharga Rp15.600.000 per unit. Padahal, menurut Yoyok, harga laptop sejenis di e-commerce hanya sekitar Rp9–10 juta, bahkan sudah termasuk PPN.

“Di Dinas Pendidikan, laptop harga dibawah 10 juta, tapi di DPA seharga 15.600.000, dan ada ratusan laptop”, seru Yoyok di tengah sorakan massa yang membalas dengan teriakan, “Panggil KPK, Panggil KPK, Panggil KPK”.

Yang lebih fantastis lagi adalah pengadaan Interactive Flat Panel rakitan 86 inci yang tercatat seharga Rp210 juta per unit. Padahal, di berbagai toko daring SIPLah dan marketplace edukasi, harga produk serupa tak pernah menyentuh Rp100 juta.

“Tv juga seperti itu, tv rakitan 86 inci harga 210 juta, padahal di siplah hanya dibawah 100 juta. Kami ada bukti dan bisa dipertanggungjawabkan. Keberadaan dewan hanya kemubadiran bagi masyarakat indonesia, kalau mereka berani keluar menemui kami, maka data juga akan kita keluarkan”, ungkapnya.

Ketika Pendidikan Tak Lagi Membebaskan.

Lebih dari sekadar persoalan teknis anggaran, aksi ini juga menyinggung dimensi moral dan filosofi dari dunia pendidikan.

“Pendidikan itu seharusnya ladang pembebasan. Tapi kalau anggarannya dijadikan ladang permainan, maka yang tumbuh bukan generasi emas, tapi generasi yang mewarisi kebusukan sistem,” tegas Billy salah satu korlap Pejuang Gayatri.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak DPRD dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung belum memberikan keterangan. (DON/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Operasi Tumpas Narkoba 2025 : Polres Blitar Amankan 13 Tersangka

Published

on

BLITAR— Polres Blitar Polda Jatim berhasil mengungkap mengungkap 10 kasus dengan total 13 tersangka dari kasus peredaran narkotika, obat-obatan terlarang (okerbaya), dan minuman keras melalui Operasi Tumpas Narkoba 2025.

Rinciannya terdiri 6 tersangka kasus psikotropika dan okerbaya dengan 6 tersangka, serta 1 kasus peredaran minuman keras dengan 1 tersangka.

Dari hasil operasi, petugas mengamankan barang bukti mulai dari sabu-sabu, pil Double L, hingga ribuan botol minuman keras illegal.

Barang bukti yang disita cukup beragam, di antaranya narkotika jenis sabu seberat 40 gram, 17.226 butir pil Double L, Logo Y, Dextro, dan DMP, , psikotropika 69 butir Alprazolam, serta.

Selain itu, polisi juga mengamankan 1.750 botol arak, 12 unit handphone berbagai merek, serta uang tunai Rp 615.000.

Dari hasil pengungkapan ini, diperkirakan 6.485 jiwa berhasil diselamatkan dari bahaya narkoba dan minuman keras, dengan nilai jual barang bukti yang disita mencapai sekitar Rp 177 juta.

Kasus Peredaran Okerbaya Pada 4 September 2025, Satresnarkoba Polres Blitar Polda Jatim mengungkap peredaran pil Double L di wilayah Kediri dan Blitar.

Dua tersangka, dengan inisial J.N.S.(37) dan A.Y. (39), diamankan bersama barang bukti 889 butir pil Double L serta peralatan pendukung lainnya.

Keduanya dijerat dengan Pasal 435 jo Pasal 436 Ayat (2) UU RI No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan ancaman pidana penjara maksimal 12 tahun atau denda hingga Rp 5 miliar.

Beberapa hari kemudian, pada 8 September 2025, polisi kembali mengamankan dua tersangka lain, yakni M. Y. alias Melon dan A. L. S. alias Pete, dengan barang bukti 959 butir pil Double L.

Penangkapan dilakukan di Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, dan di wilayah Kota Blitar.

Kasus Peredaran Minuman Keras illegal Masih di tanggal 8 September 2025, polisi juga berhasil menggagalkan peredaran 1.750 botol arak yang diangkut menggunakan sebuah truk di Jalan Raya Selopuro, Blitar.

Tersangka M.A., warga Garum, Blitar, diamankan bersama barang bukti 35 kardus arak.

Pelaku dijerat dengan Pasal 492 KUHP tentang penjualan minuman keras ilegal, dengan ancaman kurungan maksimal 3 bulan atau denda hingga Rp 50 juta.

Kapolres Blitar AKBP Arif Fazzlurahman menegaskan bahwa Operasi Tumpas Narkoba 2025 merupakan bukti nyata keseriusan aparat kepolisian dalam memberantas peredaran narkotika, obat-obatan terlarang, dan minuman keras ilegal di wilayah hukumnya.

Menurut AKBP Arif, setiap butir narkoba dan botol miras yang berhasil kita sita, berarti kita telah menyelamatkan banyak nyawa dari kerusakan dan kehancuran.

“Kami akan terus melakukan upaya penegakan hukum demi terciptanya masyarakat yang aman, sehat, dan terbebas dari narkoba,” tegas Kapolres Blitar AKBP Arif Fazzlurahman.

Dengan keberhasilan mengungkap 10 kasus serta mengamankan 13 tersangka dalam Operasi Tumpas Narkoba 2025, Polres Blitar menunjukkan komitmennya menjaga generasi muda dari ancaman narkoba dan miras ilegal.

Operasi ini sekaligus menjadi peringatan keras bagi para pelaku bahwa aparat kepolisian tidak akan memberi ruang sedikit pun bagi peredaran barang haram di Kabupaten Blitar. (Jk/Red)

Continue Reading

Jawa Timur

Penyegaran Metode Yanbu’a: 300 Guru Al Azhaar Kedungwaru Duduk Bersila di Gedung Dakwah Tulungagung

Published

on

TULUNGAGUNG— Suasana khidmat menyelimuti Gedung Dakwah Abi KH. M. Ihya Ulumiddin pada Sabtu pagi (13/9/2025). Gedung yang selama ini menjadi ruang spiritual dan intelektual itu semakin terasa berkahnya, ketika ratusan guru Al-Qur’an dari Al Azhaar Kedungwaru Tulungagung duduk bersila mengikuti penyegaran Metode Yanbu’a, sebuah metode pembelajaran membaca Al-Qur’an yang berasal dari Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus, dengan cabang pentingnya di Mojokerto.

Sebanyak 300 guru mengikuti kegiatan ini, bukan sekadar untuk mendengar ceramah, melainkan untuk memperdalam dan menyegarkan kembali pemahaman serta penerapan metode Yanbu’a kepada para santri.

Ketua Muroqobah Yanbu’a Kabupaten Tulungagung, Kyai Abdullah Hadirin, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kehadiran narasumber utama, Dr. KH. Muhammad Jauhari Nadzirun dari Lajnah Muroqobah Yanbu’a Mojokerto.

“Terima kasih atas kerawuhan guru kita semua, Dr. KH. Jauhari Nadzirun. Semoga penyegaran ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua,” ujarnya.

Sementara itu, pengasuh Pesantren Al Azhaar, KH. Imam Mawardi Ridlwan, menekankan pentingnya sanad dalam mengajar Al-Qur’an, termasuk dalam penerapan metode Yanbu’a.

“Sanad Yanbu’a di Al Azhaar ini bersambung ke Mbah KH. Aminuddin Ridlo, dan Mbah Yai Amin adalah murid langsung dari Mbah KH. Arwani Kudus,” tuturnya dalam sambutan yang menggugah.

Sebagai narasumber utama, Gus Jauhari, sapaan akrab Dr. KH. Muhammad Jauhari Nadzirun memberikan materi penyegaran dengan penuh semangat.

Ia menekankan bahwa kualitas guru adalah inti dari keberhasilan pendidikan Al-Qur’an.

“Metode itu penting, tapi yang lebih penting adalah guru,” tegasnya.

Gus Jauhari juga mengajak para guru untuk meninggalkan hal-hal negatif di masa lalu, agar dapat fokus pada pengabdian sebagai pengajar Al-Qur’an. Ia menekankan pentingnya keistiqomahan, kesabaran, serta ketelatenan dalam mendidik.

Tak kalah penting, menurutnya, adalah memahami karakter murid dan wali murid.

“Guru itu ruh. Maka, mengajarlah dengan hati agar sampai ke hati murid. Di situlah letak ketulusan dalam mengajar,” pesannya mengakhiri materi.

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kembali semangat guru-guru Al-Qur’an di Tulungagung.

Selain memperdalam pemahaman teknis metode Yanbu’a, para guru juga mendapatkan suntikan ruhiyah dan motivasi untuk tetap istiqomah mendidik generasi Qur’ani. (DON/Red)

Continue Reading

Trending